MUHAMAD RIFA'I / RADAR MANDALIKA MENYEMUT : Puluhan ribu jamaah di lokasi Hultah NWDI khusyuk mendengarkan sambutan, kemarin.

LOTIM – Pada acara Hultah NWDI di Pancor, Lombok Timur. Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NWDI, TGKH Muhammad Zainul Majdi menegaskan bahwa kader NWDI harus menjadi busur perjuangan. 

Dijelaskan, menjalani hidup jangan sampai seperti buih, dimana begitu buih air itu hilang dalamnya kosong. Akan tetapi, hidup itu harus diisi dengan terus hal-hal yang penuh dengan kebaikan. Seperti yang dilakukan Almagfurullah Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, ketika mengajar dulu sampai-sampai mendatangi jamaah. Sehingga dimintanya, para generasi atau kader NWDI sejak sekarang keluar dari rumah, bergerak mensyiarkan ajaran NWDI.

Bicara NWDI lanjut sapaan Tuan Guru Bajang (TGB) ini, sering kali hanya bicara jumlah madrasah, dan mengukur keberhasilan membangun gedung yang megah. Akan tetapi, keberhasilan itu harus diukur dari sisi bagaimana mengisi hati dengan hal-hal yang baik. 25 tahun lalu Almagfurulllah Maulanasyaikh wafat, akan tetapi hati tetap rindu padanya. 

Maulanasyaikh sambung TGB, tak pernah meninggalkan jamaahnya. Artinya, banyak bahan yang mengingatkan hati pada Maulanasyaikh. Ada hizib, doa, tarekat hizib dan salawat yang ditinggalkan untuk jamaah, ada wasiat yang dititipkan. Semua itu menunjukkan bahwa maulanasyaikh tak pernah meninggalkan jamaah. Sehingga ia mengingatkan, nilai perjuangan maulanasyaikh selalu melekat, terutama prinsip-prinsip Ahlussunnah Waljamaah. 

“Sekarang ini ada guru pejuang yang disebar di seluruh indonesia. Guru pejuang ini, bagian dari busur perjuangan,” katanya.

Momen Hultah pasca pandemi kali ini ucapnya, banyak alasan tidak mengundang pejabat tinggi negara seperti Presiden, atau Wakil Presiden dan bahkan menteri. Alasan tersebut, seperti tak ingin nantinya membingungkan karena banyak menteri menjadi calon presiden dan wakil presiden. “Pasca pandemi Covid-19 ini, perayaan Hultah NWDI cukup bersama keluarga  besar NWDI saja,” ujarnya.

Mantan Gubernur NTB dua periode ini, mengingatkan para guru NWDI disemua tingkatan, supaya pendidikan berjalan baik dan tidak timbul fitnah sebab zaman sekarang sudah berbeda, agar tidak menghukum murid-murid dengan kekerasan fisik. Meski pun tidak ada niat mencelakakan, tapi karena memberikan hukuman fisik sehingga celaka dan kena masalah hukum. 

Karena keadaan sudah berubah dan hukuman fisik bukan nilai-nilai pokok. Dari itu, pihaknya mengajak semua guru NWDI disemua tingkatan tidak menghukum dengan kekerasan fisik tersebut. “Mari cari cara lain, dan yakin guru-guru NWDI tidak kekurangan cara mendidik anak-anak menjadi insan yang lebih baik,” tegasnya.

 

Sementara, Gubrenur NTB H Zulkieflimansyah, mengatakan, NWDI bukan organisasi orang Lotim, bukan organisasi orang Lombok, bahkan NWDI bukan organisasi orang NTB. Akan tetapi NWDI adalah organisasi yang menghimpun ajaran Maulanasyaikh untuk disebar bukan saja di NTB, atau di tingkat nasional, melainkan untuk disebar ke dunia. 

“Saya ingin NWDI ini ada di seluruh dunia. Maka dari itu, sebarkan ke seluruh penjuru dunia, melalui hizib dan sebagainya,” ujar Zul.

Disebutkan, TGB bukan saja sebagai tokoh nasional, tapi juga berani menjadi ulama yang menyebarkan konsep dakwah Rahmatan Lilalamin di seluruh dunia. Keinginan TGB bebernya, mulai sekarang kader NWDI bisa menulis ajaran Maulanayaikh, baik dibidang seni, budaya dan sebagainya. 

“Kita ingin ulama NWDI menjadi penulis yang diterjemahkan ke bahasa arab. Sehingga tulisan-tulisan itu bisa dibaca di Timur Tengah, dan negara-negara lainnya,” pungkasnya. (fa’i)

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 311

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *