MATARAM – Di tengah pandemi Coronavirus Disease 19 (Covid-19), jumlah ibu hamil meningkat tajam di Kota Mataram. Hal ini tidak terlepas karena pengguna alat kontrasepsi atau KB di ibu kota provinsi turun drastis semenjak terjadinya wabah virus korona.

Kepada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram, Sudirman mengungkapkan, tingkat kehamilan atau kelahiran terhitung sejak Januari hingga Mei 2020 telah mencapai 444 orang. Terjadi peningkatan sekitar 12 persen dari kondisi atau keadaan normal.

“Tinggi sekali,” kata dia, kemarin.

Dia menerangkan, pandemi Covid 19 sangat memicu tingginya angka kelahiran di Kota Mataram dari keadaan normal. Kenapa tidak, pertemuan antara pasangan suami istri selama pandemi cukup intens di rumah. Karena, adanya imbuan pemerintah untuk tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak selama pandemi.

“Persoalannya pertama karena ibu-ibu dan bapak-bapak ini diam di rumah, lockdown ya. Jadi, tidak bisa dilockdown semuanya gitu,” ujar Sudirman dengan canda.

Dia menyebutkan, jumlah peserta aktif pengguna alat KB mencapai 76.000 orang pasangan usia subur. Sedangkan target tahun 2020 sebanyak 60.072 orang. Sementara, realisasi pasangan pengguna alat KB sejak Januari hingga Mei tahun ini baru 9.996 orang dari target.

“Yang menggunakan suntikan paling banyak,” sebut Sudirman.

Capaian realisasi itu masih terbilang rendah di tengah masa pandemi. Biasanya, kata Sudirman, kalau tidak terjadi pandemi Covid 19, bisa mencapai belasan ribu hingga Mei. “Karena ada Covid sekarang, jadi kita terhalang sedikit karena ada protokol Covid. Yang membuat kita benar-benar harus menjaga pelaksanaan protokol itu,” turur dia.

Meski di tengah pandemi, bukan berarti pihaknya tidak melaksanakan tugas untuk memaksimalkan pelayanan KB. Permintaan masyarakat untuk menggunakan alat KB pun tetap ada di tengah pandemi. Palayanan di tingkat bawah pun tetap dilaksanakan. Hanya saja, pola pelayanan berbeda dari biasanya.

“Bagaimana caranya, kalau kemarin itu kita berkerumun. Artinya, di masing-masing pos itu biasanya kita layani para masyarakat berkerumun, datang berkelompok,” sebut dia.

“Nah, sekarang kita jadwalkan seperti ship-shipan. Satu orang bisa kita gili mungkin 15 menit. Kemudian giliran orang lain. Itu yang membuat sedikit terhambat dari target kita,” terang mantan Camat Selaparang itu.

Selama pandemi, lanjut Sudirman, pihaknya tetap turun ke lapangan guna memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk menggunakan KB. Guna mengantisipasi terjadinya ledakan kelahiran atau baby boom di tengah pandemi. Namun, terjadi kendala di lapangan. Sehingga, ledakan kelahiran belum bisa ditekan seperti kondisi normal.

“Kendala kita, jadi ibu-ibu ini biasanya mereka memberitahu kepada petugas setelah mereka positif (hamil). Kendala kedua, karena terlalu sering ngumpul di rumah barang kali,” jelas Sudirman. (zak)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 200

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *