FENDI/RADARMANDALIKA.ID MENUNJUKKAN: Kepala Seksi Wilayah II BTNGR, Rio Wibawanto menunjukkan aplikasi e- Rinjani.

LOTIM- Pendakian Gunung Rinjani resmi dibuka 22 Agustus 2020. Pembukaan ini dilakukan setelah Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengantongi sertifikat Clean Healthy, Safety, and Environment (CHSE) dari Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah sebagai destinasi yang lolos uji kelayakan implementasi protokol kesehatan Covid-19.

Sementara, dengan memperhatikan kuota 30 persen dari kuota normal, ada empat jalur pendakian yang dibuka untuk sementara waktu, yaitu jalur pendakian Senaru dengan kuota maksimal 45 pengunjung per hari, jalur wisata Pendakian Sembalun dengan kuota maksimal 45 pengunjung per hari, jalur wisata pendakian Aik Berik dengan kuota maksimal 30 pengunjung per hari, dan jalur wisata pendakian Timbanuh dengan kuota maksimal sebanyak 45 pengunjung per hari.

“Bertepatan dengan pembukaan ini, kami pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) melunjurkan aplikasi E-Rinjani,” terang Kepala Seksi Wilayah II BTNGR, Rio Wibawanto pada Radarmandalika.id.

Katanya, Anda dapat mengakses melalui play store oleh masyarakat umum. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur, termasuk boking tiket pendakian juga diharuskan melalui aplikasi tersebut. “Wisata pendakian wajib boking melalui aplikasi e- Rinjani,” bebernya.

Rio menjelaskan, aplikasi e- Rinjani tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur seperti, boking tiket, SOP pendakian, Informasi seputar Gunung Rinjani, pilihan TO dan masih banyak fitur lainnya.

Pihaknya juga menjelaskan, aplikasi ini masih terus didorong untuk perbaikan dan kelengkapannya sehingga akan dapat memberikan informasi yang menyeluruh dan dapat diakses melalui satu aplikasi tersebut.

Mengenai kapan akan dibukanya proses boking tiket, rio menerangkan masih menunggu instruksi dari Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). “Tidak ada kendala proses boking bisa dilakukan mulai hari Kamis besok, proses boking tidak bisa dilakukan jika kuota pengunjung sudah memenuhi kapasitas,” jelas dia.

Sebagai langkah persiapan pihak BTNGR juga, pihaknya melakukan sosialisasi, edukasi dan perbaikan terhadap SOP yang sudah dibuat sehingga sesuai dengan prinsif new normal.

“Lebih melengkapi karena SOP itu sudah kita buat,” tuturnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat khusunya pendaki untuk selalu mengikuti protokol yang telah ditentukan. SOP yang ada disetiap destinasi harus ditaati demi keselamatan bersama. Pendaki hendaknya melakukan pendakian dengan prosedur legal sehingga keselamatan mereka dapat terjamin, pendaki juga bisa mengklaim asuransi jika terjadi masalah yang tidak diinginkan.

 “Semua obyek yang dibuka ada asuransinya, meninggal 30 juta,” pungkasnya.(cr-ndi)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 214

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *