MATARAM – Program Studi (Prodi) Doktor Studi Islam (S3 SI) sebagai salah satu prodi baru yang dikelola Pascasarjana UIN Mataram sebagai motivasi terselenggaranya seminar internasional yang bertemakan “Islamic Studies in the West and the East : Contemporary Challenges” pada Senin, (29/07)  di Kampus 1 UIN Mataram.

Hadir sebagai pembicara Guru Besar di Universitas Malaya, Malaysia, Prof Rahimin Afandi bin Abdul Rahim, Wakil Direktur dan Guru Besar Pascasarjana UIN Mataram Prof Mohamad Abdun Nasir. Dalam seminar tersebur dimoderatori Doktor Dahlia Hidayati yang merupakan dosen Pascasarjana UIN Mataram.

Direktur Pascasarjana UIN Mataram, Prof Fahrurrazi menyampaikan ucalan selamat datang kepada pembicara dari Malaysia yang secara khusus menyempatkan diri untuk mengunjungi Lombok dan menyampaikan materi tentang Islamologi di Arab dan Eropa.

“Ini adalah kesempatan emas bagi civitas akademika Pascasarjana UIN Mataram untuk bertukar ilmu melihat kajian Islam dengan beragam keilmuan dalam konteks global. Di negara kita Indonesia, Studi Islam menjadi studi yang penting, dikarenakan telah menjadi kebutuhan bagi umat Islam terutama dalam konteks akademik yang dipelajari di UIN, IAIN, dan STAIN seperti di kampus kita UIN Mataram. Banyak intelektual Muslim Indonesia dari PTKIN yang studi di negara-negara Barat dan Timur Tengah berimplikasi pada corak studi Islam di Nusantara. Itulah kenapa seminar ini menjadi penting kita laksanakan,” jelas Fahrurrozi.

Rasa terimakasih juga disampaikan kepada Rektor UIN Mataram, Prof Masnun Tahir atas dukungan penuh seminar tersebut.

“Terima kasih kepada Rektor UIN Mataram atas support yang terus menerus, hingga segala kegiatan dapat terselenggara sebagai mana mestinya,” ungkapnya.

Sementara itu Rektor UIN Mataram yang juga Ketua Forum Rektor PTKIN se-Indonesia mengucapkan rasa terima kasih kepada pemateri. Ia berharap kegiatan-kegiatan akademik skala internasional tetap ditingkatkan di Pascasasarjana.

“Acara hari ini menjadi bukti bahwa kerjasama internasional berjalan dengan baik. Terima kasih serta selamat dan sukses kepada seluruh Civitas Akademik Pascasarjana UIN Mataram yang sudah menyelenggarakan kegiatan akademik seperti ini,” ucap rektor.

Paparan studi Islam di berbagai belahan duni menjadi inti sambutan rektor sebagai opening remark. Prof Masnun memandang perkembangan kajian Islam di Timur dan Barat, di zaman kontemporer khususnya di Barat dimulai dengan bagaimana kajian Islam atau dalam hal ini Islamic Studies yang diposisikan sebagai bagian dari Orientalisme. Belakangan, lanjutnya dimunculkan istilah‚ Post-Orientalisme sebagai respon sarjana Barat terhadap perdebatan Orientalisme. Dan perkembangan orintalisme beriringan dengan semakin banyaknya sarjana oreintalis modern Barat yang lahir dari pusat-pusat pendidikan di Barat. Seperti biasa di bagian lain sambutan, beliau selalu berhasil menyegarkan suasana dengan joke-joke cerdasnya.

Gayung bersambut, Prof Rahimin Afandi memulai pembicaraan dengan otoritas pusat Studi Islam di Barat sebagai pusat orintalisme dilakukan dalam bentuk regional studies, pusat kajian bahasa Arab dan agama, pusat kajian dialog peradaban dan pusat kajian Keislaman. Dan terus mengalami perkembangan yang pesat diakrenakan dukungan biaya dari kerjaan Barat dan Islam, juga karena menjadi Pusat perlindungan pelarian politik tokoh-sarjana islam dan orientalisme di Barat memiliki reputasi yang baik di mata dunia karena selalu merujuk pada sesuatu yang memiliki otoritatif. Bahkan koleksi manuskript Melayu dikumpul oleh kolonial British dan Belanda di Musium British dan Leiden.

Lanjutnya, keberadan studi Islam di Barat berdampak positif bagi dunia Islam diantaranya Islam semakin terbuka terhadap perubahan, sehingga tidak terbelakang. Kendati demikian tidak terbebas dari dampak negatif seperti Islam terpapar cara berfikir Barat beralih dari world view Islam ke word view Barat tentunya dapat bertentangan motivasi Berislam seperti beranggapan konsep Islam sudah primitif, menentang integrase, mendukung skuler ataupun liberal.

Prof Nasir sebagai pemeteri kedua mempertajam eksistensi studi Islam dengan mencoba menjawab pertanyaan yang berkembang tentang Islamic Studies, seperti bagaimana Islam dikaji oleh Muslim dan Non Mulim, bagaimana relevansi Islam dengan Sains modrn dan banyak pertanyaan lain yang serupa terus berkembang. Prof. Nasir memaparkan dinamika dan trend Islamic studies yang sedikit banyak menjawab pertanyaan tersebut, terlihat dialektika berfikir Keislaman tertama di kalangan orientalis Barat, dan berfikir Keislaman sebagai bentuk doktirin keagamaan di kalangan Muslim Timur Tengah.

Dinamika studi Islam memang selalu menarik dibahas karena agama terus berkembang beriringan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, diantara sebagai alasan cara meamjukan Islam dengan motivasi tammdun, tsaqafah, al-hadarah dengan derivasinya yang menujukkan Islam tidak boleh terbelakang.

Turut hadir dalam seminar tersebut Ketua Senat Prof TGH MS Udin, para Dekan dan guru besar di lingkungan UIN Mataram, para Kaprodi di lingkungan Pascasarjana UIN Mataram, para dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan Pascasarjana UIN Mataram. (jho)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 174

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *