MATARAM – Sebanyak 20 orang staf lapangan diberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengolahan Hasil Jagung oleh Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB setelah sebelumnya materi yang sama diberikan ke Penyuluh Pertanian. Bimtek yang berlangsung dari 09 -12 Agustus itu bertempat di Bapeltanbun Narmada Lombok Barat.
Kepala Balai Pelatihan Dan Pertanian (Bapeltanbun) Provinsi NTB, H Hendro Yulistiono, SP, M.Si menjelaskan Bimtek tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf lapangan disetiap wilayah pendampingan masing-masing. Hal ini bertujuan dalam rangka meningkatkan hasil pengolahan Jagung lebih produktif. Dari 20 orang Staf lapangan itu berasal dari daerah Lombok Tengah sebanyak 4 orang, Lombok Timur 8 orang, Dompi 4 orang dan Bima 4 orang.
H. Hendro Yulistiono mengatakan yang dikenal oleh masyarakat bentuk olahan Jagung masih berupa Emping Jagung, ternyata olahan Jagung bisa menjadi minuman probiotik. Informasi itu diakuinya memang belum banyak diketahui masyakarat luar. Olahan Jagung untuk minuman probiotik itu masih sebatas lingkup penelitan tetapi sudah dilakukan diuji coba.
“Dalam hal ini kita sudah hadirkan narasumber yang kompeten dibidang itu,” ungkap H. Hendro Yulistiono dalam sambutannya pada pembukaan acara Bimtek Pengolahan Hasil Jagung Bagi Staf Lapangan Selasa (09/08) di Narmada Lombok Barat.
H. Hendro Yulistiono melihat materi pengolahan Jagung itu penting diberikan supaya petani tidak hanya berpatok pada pengolahan Jagung untuk Tortila ataupun Emping Jagung semata. Nyatanya bisa juga menjadi minuman.
Sementara itu ketersediaan bahan baku yaitu Jagung tentu tidak menjadi satu kendala. Pasalnya di NTB terutama di pulua Sumbawa merupakan daerah penghasil Jagung terbesar. Meski pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 4.300/kg namun dengan adanya pengetahuan olahan Jagung itu petani bisa lebih inovatif dan lebih produktif menghasilkan satu komoditi yang memiliki nilai lebih. H. Hendro Yulistiono mengingatkan peserta bisa fokus menyimak materi dari narasumber tersebut.
“Tinggal dikomunikasikan saja ilmu pengetahuan yang akan diberikan oleh narasumber,” pintanya.
Sementara itu salah satu Narasumber Bimtek Pengolagan Hasil Jagung, Siska Cicilia, S. TP, M. Si menjelaskan hasil olahan Jagung menjadi minuman yang dimaksudkan itu Pembuatan yoghurt Jagung berdasarkan hasil penelitian kelompok riset Mutia Devi Ariyana dkk pada tahun 2021. Yoghurt Jagung dibuat menggunakan Jagung manis segar ditambah dengan bahan lainnya dengan berbagai macam starter
Siska Cicilia mengatakan pemanfaatan jagung manis merupakan upaya diversifikasi olahan jagung dan upaya substitusi penggunaan susu hewani terutama untuk mengurangi efek lactose intolerance.
“Potensi Yoghurt Jagung sangat tinggi untuk dikembangkan karena jika dilihat dari bahan baku, ketersediaannya melimpah dengan harga yang relatif lebih murah,” jelas Siska Cicilia terpisah.
Dihadapan peserta Bimtek Staf lapangan, Siska Cicilia menyampaikan pembuatan Yoghurt diawali dengan membuat sari jagung manis dan dilanjutkan dengan permentasi menggunakan berbagai macam starter. Pembuatan yoghurt jagung probiotik seluruhnya memanfaatkan bahan lokal. Jagung manis yang umumnya hanya dimanfaatkan sebagai campuran sayur dan kudapan seperti jagung bakar dan jagung susu atau keju dapat digunakan sebagai bahan pengganti susu sapi dalam pembuatan Yoghurt. Rumput laut Eucheuma cottoni yang hanya dijual kering sebagai bahan baku karagenan dapat dimanfaatkan sebagai emulsifier dalam pembuatan yoghurt.
Sementara itu dari sisi hasiatnya, Yoghurt jagung memiliki kandungan probiotik yang tidak terdapat pada sebagian besar yoghurt komersial. Produk ini memiliki rasa, flavour dan warna khas jagung manis yang disukai konsumen dari segala golongan usia
“Prospek pasarnya jelas. sangat berpotensi untuk dikembangkan,” terangnya.
Di haari ketiga pelatihan peserta akan diajak demo (praktik lapangan) yang akan berlangsung di Laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Laboratorium Pengolahan Pangan. Pada demo tersebut penekannya pada proses pembuatan Yoghurt, pengenalan penganekaragaman olahan Jagung
“Pada Demo itu nantinya didampingi oleh Mutia Devi Ariyana dan Lulu Diana Zuhdia,” ungkap dosen sekaligus Sekretaris Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fatepa Unram itu. (jho)