MATARAM – Tiket maju di Pilgub NTB 2024 Wakil Gubernur, Hj. Sitti Rohmi Djalillah kini hilang. Itu setelah Rohmi dan Sekretaris M Munasip Ikroman tidak masuk nama daftar undangan konsolidasi DPW NasDem NTB yang diselenggarakan DPP NasDem, Jumat pekan lalu di Mataram.
Mantan Sekwil NasDem NTB, M Munasip Ikroman yang dikonfirmasi membenarkan dirinya mundur dari partai besutan Surya Paloh tersebut.
“Satu paket surat mundur dengan bu Wagub,” kata Munasip singkat di Mataram kemarin.
Acip kepadanya alasan mundurnya sebagai Sekwil NasDem termasuk juga keluar sebagai anggota. Acip hanya memberi emoji maaf.
Suami Wakil Gubernur NTB, Khairu Rijal yang coba dikonfirmasi Radar Mandalika enggan memberikan keterangan. Anggota Komisi II DPRD NTB itu hanya menyebutkan dirinya tengah berduka lantaran ada keluarganya yang meninggal dunia.
“Ada keluarga tiang (saya) meninggal niki di Sukaraja (Lotim), ampure (maaf),” kata Rijal.
Lain halnya dengan saudara Rohmi, Syamsul Lutfi yang menegaskan dirinya telah menandatangani fakta integritas dimana Pileg 2024 dia akan kembali maju sebagai Caleg DPR RI Dapil NTB II (Pulau Lombok). Lutfi menampik dirinya masih bertahan sebagai kader NasDem lantaran masih menjabat sebagai anggota DPR RI.
“Saya sudah teken pakta integritas partia,” tegasnya.
Lutfi menyampaikan dirinya masuk di NasDem itu atas kesadaran sendiri sejak keluar dari Demokrat waktu itu. Lalu dia menjadi Caleg NasDem pada Pemilu 2019 lalu.
Sementara itu terhadap perbedaan pilihan politik dengan keluarga dimana TGB yang saat ini masuk di Partai Perindo dianggapnya hal yang biasa saja. Lutfi mencontohkan di Kabupaten Pandeglang Banten saja antara suami, isteri dan anaknya berbeda partai.
“Isterinya PPP anaknya Demokrat. Saya pikir masalah politik satu hal yang menjadi alat perjuangan,”katanya.
Menurutnya jikapun beda partai menyebabkan suara jamaah NWDI berpotensi terbelah itu dianggapnya tantangan dan dinamika yang biasa. Lutfi justru mengatakan keterpilihannya sebagai anggota DPR RI tidak saja karena jamaah NWDI melainkan juga masyarakat NTB umumnya. Saat Pemilu 2019 lalu dia melihat ada kenaikan suara pribadinya sebesar 45 ribu dibandingkan 2014.
“Kita harus hormati segala hal terkait dengan perbedaan politik,” katanya.
“(Desakan TGB ?) ndak ada. Beliau paham saya sedang bertugas di Nasdem tentu tidak mungkin hal-hal prinsip itu beliau intervensi,” sambungnya.
Ketua definitif DPW Partai NasDem NTB, Willy Aditya mengatakan DPP sudah menerima pengunduran diri Rohmi. Alasan Rohmi karena keluarga dan pilihan lainnya.
“Hal yang wajar saja. Orang satu keluarga beda pilihan, banyak,” katanya.
NasDem juga tidak khawatir meski Rohmi keluar dari NasDem tidak akan menggerus suara NasDem. Bahkan bagi NasDem Rohmi itu bukan magnet di NTB.
“Magnetnya Anis Baswedan. Ingat itu. Teman-temen ingat di NTB bahwasnya TGB tokoh, Rohmi tokoh iya. Tapi the ril magnet epicentrum magnet yang paling besar itu Anies Baswedan,” tegasnya.
Wakil Ketua Bidang Hubungan Legislatif, Buhori Muslim menegaskan mundur sebagai Ketua berarti sudah jelas keluar dari NasDem.
Pengunduran diri Rohmi, lanjut Bohari sesuatu yang ekspesio (khusus). Jika kader mundur berarti tidak lagi menjadi anggota partai.
“Saya rasa itu sudah ekspesio,” katanya.(jho)