IST/RADAR MANDALIKA H Moh. Suhaili FT

H Moh. Suhaili FT berhasil mengukir sejarah di Kabupaten Lombok Tengah. Politisi dari Partai Golkar ini, berhasil menguasai dua periode kursi pemerintahan. Pertama saat maju berpasangan dengan HL Normal Suzana tahun 2010 silam. Dilanjutkan 2015 dengan HL Pathul Bahri. Jelang akhir masa kepemimpinannya bulan Februari 2021, pada momen HUT Lombok Tengah ke-75 yang jatuh 15 Oktober (hari ini, Red) Uhel mendapatkan banyak sanjungan dari sejumlah tokoh di Gumi Tastura. Namun tidak luput dari kritikan. Terbukti mantan Ketua DPRD NTB itu, mampu membawa daerah ini menjadi lirikan dunia. Bahkan ikhtiar dilakukan pemerintahan di bawah komando Suhaili, tahun 2021 Lombok Tengah akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar MotoGP di KEK Mandalika. 

————————————-

SATU persatu tokoh di Kabupaten Lombok Tengah angkat bicara. Pertama datang dari mantan Ketua DPRD Lombok Tengah, HM Yusuf Saleh. Kepada Radar Mandalika, Yusuf memberikan apresiasi atas kinerja dari Moh. Suhaili FT selama dua periode menjabat bupati. Yusuf menyebutkan, sekarang Lombok Tengah terlihat semakin berkembang dan sangat maju.

Bukti menurut dia, mulai dari infraktruktur, pasar, puskesmas, kantor bupati, pendopo bupati, dan pembangunan lainnya berhasil dibangun selama kepemimpinannya. Belum lagi, saat ini sedang dilakukan pembangunan mega proyek oleh pemerintah pusat.  Seperti di KEK Mandalika, pembangunan sirkuit MotoGP, pembangunan jalur bypass delapan jalur ruas BIL-Kuta, pembangunan RS berstandar Internasional di Sengkol, pembangunan Pelabuhan Awang dan masih banyak lagi pembangunannyata.

Menurut Yusuf, Suhaili telah berhasil membuat sejarah untuk dipersembahkan kepada rakyat Lombok Tengah.  “Kita harus mengapresisasi kineja Bupati sekarang ini.  Beliau sudah berhasil membawa Loteng semakin berkembang,” katanya, Rabu kemarin.

Selain itu, dirinya mengaku sangat mengetahui seperti apa karakter Suhaili. Uhel merupakan pemimpin yang memang no profil dan selalu mendengarkan arahan dari masyarakatnya.  Tidak hanya itu, Suhaili juga selama ini bergaul dengan semua kalangan tanpa memandang bulu. 

“Semoga pemimpin selajutnya bisa melanjutkan. Agar bisa membawa Loteng lebih maju lagi,” harapnya.

Yusuf mengaku, kalau berbicara keberhasilan atau prestasi Suhaili ini, semua masyarakat sudah tahu. Masyarakat bisa melihat dari segi pembangunan yang sekarang ada dan sedang berlangsung. “Kalau persoalan keberhasilan. Suhaili sudah sangat berhasil dalam memimpin Loteng untuk 10 tahun,” tuturnya.

Namun sebagai pemimpin pastinya ada saja kekuranganya bagi masyarakat.  Hanya saja bagi dirinya, Bupati satu ini selama menjabat terlalu baik dan selalu percaya dengan anak buahnya. “Kepercayaan itu biasanya yang memang disalah gunakan oleh anak buahnya,” singgungnya.

Abah Usuf panggilannya menambahkan, pihaknya berharap pemimpin yang nantinya akan menggantikannya dirinya, akan bisa memimpin lebih baik lagi.  Baik itu dari segi pembangunanya, hubungan kemasyarakatan, dan bisa membawa amanah dengan baik. “Semoga kita mendapatkan pemimpin yang memang lebih baik,” ucapnya.

Mantan Bupati Lombok Tengah periode 2005-2010, HL Wiratmaja alias Miq Ngoh tidak luput memberikan masukan dan kritikan untuk Suhaili. Miq Ngoh mengkritisi kinerja dari kemimpinan Bupati saat ini. Karena dia melihat pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah terlalu dipaksakan. “Pembangunan banyak dipaksakan,” katanya.

Ngoh menegaskan, pemaksakan pembangunan itu terlihat dari pembangunan kantor bupati baru. Padahal masih belum jadi dan belum diserah terimakan. “Harusnya jangan ditempati kalau memang belum jadi,” sentilnya.

Ketua DPRD Lombok Tengah, M Tauhid juga mengatakan hal serupa. Politisi Gerindra ini mengapresiasi kinerja Suhaili dalam dua periode membawa arah pembangunan Lombok Tengah. Katanya, banyak pembangunan yang memberikan kemajuan untuk Lombok Tengah. Tauhid juga menilai ikhtiar yang telah dilakukan selama memimpin dua periode ini sudah mendekati kesempurnaan, jika dibandingkan dengan kepemimpinan periode sebelumnya.

“Jadi banyak pembangunan megah yang telah dihasilkan dalam dua periode ini,” katanya kepada Radar Mandalika.

“Ini tentunya harus dinilai secara objektif, kalau memang terlihat berhasil ya kita katakan berhasil. Kan kita lihat sendiri bagaimana kemajuan yang telah ditoreh beberapa tahun belakang,” tambahnya.

Selama kepemimpinan Suhaili tak terlepas dari kekurangan yang dia miliki, karena satu hal yang harus diketahui bersama, bahwasanya kesempurnaan ini hanya milik Allah swt. Maka dari itu, silakan simpulkan sendiri dimana letak kekurangan Suhaili, karena setiap orang tentunya memiliki penilaian masing-masing.

Sedangkan terkait sektor pembangunan dua periode ini dirinya lebih melihat pada bidang infrastruktur, yang tentunya dapat menekan angka kemiskinan dan perputaran ekonomi. Namun, untuk lebih jelasnya akan terlihat di RPJMD nanti, karena di sana telah terdokumentasi secara rinci target apa yang telah dicapai nantinya.

“Kami harap pemimpin selanjutnya, semoga siapapun yang terpilih nantinya tentu adalah putra atau putri terbaik daerah Lombok Tengah,” harapnya.

Dari itu, Tauhid berharap sosok pemimpin nantinya dapat membawa Lombok Tengah ke arah yang lebih baik, maju dan berkembang ke depannya. Dia juga berharap sosok pemimpin nantinya mampu bersinergi dengan stakeholder yang ada di wilayah maupun luar daerah, karena hal tersebut tentunya untuk kemajuan dan kesejahteraan Lombok Tengah  sendiri.

Sementara, pihak yang mengetahui awal kepemimpinan Suhaili. Yakni, mantan Kepala Kemenag Lombok Tengah, HM Nasri Anggara juga turut memberikan sanjungan untuk pria kelahiran Bodak tersebut. Kata Nasri, sosok Suhaili dinilainya berhasil membangun beberapa sektor yang ada. “Berhasil, walaupun slow tapi pasti,” kata Nasri.

Dia mengatakan, selama dua periode ini, terlihat penataan tata ruang dan wilayah semakin berkembang setiap tahunnya. Mulai dari infrastruktur dan pembangunan yang sangat bagus, terlebih awal beroperasinya bandara internasional di Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut tahun 2011. Dilanjutkan datangnya mega proyek awal groundbreaking ITDC dan pengembangan KEK Mandalika dilanjut keberkahan dan diputuskan pemerintah dibangun sirkuit MotoGP.

“Cuma sayangkan diakhir periode beliau belum bisa mewujudkan sarana bisnis centre di kota terkait dengan masa waktu yang sebentar lagi habis,” kata Nasri.

Namun dalam beberapa sektor seperti peningkatan sumber daya manusia (SDM), terutama ASN semoga dapat ditingkatkan di akhir masa jabatan, demi mewujudkan Lombok Tengah bersatu. Soal beberapa ide yang dicetuskan untuk pembangunan dinilau sudah bagus, terlebih dari sektor agama yang menjadi sektor paling khas di era kepemimpinan H Suhaili. Dirinya memberikan masukan disisa periode ini, selain terus menata SDM demi kelangsungan pembangunan Sumber Daya Alam (SDA) kedepannya, semoga ATM Agry, Tourism dan Maring dapat dilanjutkan oleh pemimpin mendatang.

“Kami berhadap pada momentum pilkada saat ini, semoga apa yang menjadi harapan seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan pesta demokrasi damai, sekaligus meriah dan penuh dengan sukacita tanpa ada kecurangan dapat terwujud,” harap dia.

Tokoh Muhammadiyah ini juga berharap untuk bupati selanjutnya agar lebih memperhatikan dikotomi  pendidikan zero dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, infrastruktur yang ada di pelosok musti lebih diperhatikan agar masyarakat mendapat kenyamanan, sehingga kemanan daerah juga ikut meningkat.

Statement juga muncul dari Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Lombok Tengah, TGH DRS Lalu Mingre Hamy. Tokoh satu ini, turut memberikan apresiasi jelang akhir kepemimpinan Suhaili. Mingre menyebutkan, Suhaili sudah memenuhi kebutuhan dan prestasi sangat luar biasa selama ini.

Disebutkan Mingre, sederhana saja seperti pembangunan jalan yang dilihat sangat signifikan. Demikian juga ditunjang dengan gedung-gedung megah dalam rangka maksimalisasi pelayanan masyarakat, namun hal tersebut juga tidak kalah perhatiannya terhadap agama, dalam kebijakan-kebijakan publik Suhaili mampu mengambil tindakan taktis dan solutif. Hal itu mengingat basik keagamaan yang dimiliki tidak diragukan dan capaian program secara tuntas.

“Untuk pimpinan kedepan yang terpilih merupakan  atas ridho dan ketentuan Allah SWT, dan dari kelima calon merupakan sosok pemimpin yang telah terpilih dan terseleksi,” katanya.

Para politisi yang duduk di kursi DPRD NTB Dapil Lombok Tengah juga turut memberikan jempol dan kritikan kepada Suhaili. Pertama dari anggota DPRD NTB, Ruslan Turmuzi. Dia mengakui keberhasilan infrastruktur hasil Suhaili. Namun ada yang disayangkannya juga. Dimana, infrastruktur yang diprioritaskan Suhaili masih berkutat di akses provinsi maupun kabupaten. Sementara di desa-desa kondisi infrastrukturnya jalan misalnya masih parah. Kemajuan infrastruktur pun tidak bisa berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. Misalnya pelayanan dasar masyarakat masih belum dapat terpenuhi dengan baik. Termasuk angka kemiskinan di Gumi Tastura itu pun terbilang tinggi masih diangka 13,04 persen dari jumlah penduduk satu juta sekian.

“Artinya dari kemajuan infrastruktur itu masih banyak masalah yang ada,” katanya nyentil.

“Pemenuhan hak dasar masyarakat usia 75 tahun ini harusnya bisa tercapai 80 persen, tapi saya melihat itu belum,” tambahnya.

Fakta lain yang harus diakui masyarakat yaitu, kekeringan yang belum bisa selesai di masa Suhaili. Ada puluhan ribu hektare lahan pertanian menjadi korban setiap tahun, khususnya kawasan selatan disebabkan tidak adanya air. Dam Mujur yang digaung -gaungkan malah hanya sebagai komoditas politik belaka. Disisi lain Pemda tidak begitu mencari alternatif maupun solusi lain dari kekeringan itu. Yang ada pemerintah seperti pemadam kebakaran.

“Saat kering distribusi air bersih. Itu aja rutinitasnya,” sentil Ruslan.

Menurut Ruslan, solusi kekeringan di Loteng itu hanya bisa selesai dengan memperbanyak sumur bor. Pemeirntah kabupaten harus mampu menghadirkan sumur bos di setiap dusun. Tetapi pembangunan sumur bor harus sesuai dengan standar Dinas ESDM.

“Perbanyak sumur bor untuk atasi keringan, lalu stimulus ekonomi bagi UMKM harus ada untuk hindari resesi ekonomi dipandemi Covid-19 ini,” katanya lagi.

Anggota DPRD NTB Dapil Loteng lain, H Lalu Pelita Putra justru menyorot kondisi petani yang belum dapat disejahterakan. Masalah besar yang dihadapi petani yang belum dapat terselesaikan yaitu, kekeringan. Politisi PKB itu menegaskan 70 persen masyarakat Loteng merupakan petani dan itu petani miskin.

“Air menjadi persoalan mendasar. Ini tidak bisa selesai,” kata Pelita.

Pemda Loteng menurut dia seakan buta dengan kondisi tersebut. Meski kawasan selatan misalnya lokasi pembangunan pariwisata namun pemerintah harus mengakui bahwa mayoritas masyarakat Loteng itu agraris yang harus dipenuhi semua kebutuhannya.

“Apapun perkembangan di selatan harus diakui kita masih masyarakat agraris. Masyarakat petani miskin diacuhkan,” tegas Ketua DPC PKB Loteng itu.

Jika Ruslan melihat sumur bor menjadi solusi, Pelita justru melihat embung  rakyat justru solusi terbaik. Program pemerintah provinsi untuk embung rakyat banyak sayangnya itu tidak dimanfaatkan oleh kabupaten Loteng. Pelita melihat selama ini ada komunikasi yang mandek bahkan terputus ini disebabkan masing-masing hanya mengedepankan ego mereka. Mereka lupa kalau sedang menjadi pelayan masyarakat yang harus memenuhi kebutuhan mereka.

“Harusnya sadar bahwa kita butuh tidak bisa sendiri,” katanya.

Sektor pendidikan, harus ada universitas paling tidak UNU di Praya. Yang memungkinkan kita UNU.

Sementara itu, anggota DPRD NTB Lalu Satriawandi justru mendorong agar Pemda Loteng bisa mengembangkan dunia pendidikan. Saat ini sektor pendidikan sudah mulai maju misalnya dengan adanya ikon pendidikan seperti, IPDN ataupun Poltekpar.

“Tinggal dikembangkan saja. Malah kalau bisa ada Universitas di Praya itu setidaknya, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU),” dorong dia.

Politisi Golkar ini pun mengingatkan Pemda Loteng di tengah kemajuan pariwisata,  masyarakat harus dipastikan jangan jadi penonton. SDM- nya harus dipastikan siap bekerja. Ia melihat ketidakpastian posisi masyarakat di tengah perkembangan pariwisata menjadi hantu yang cukup menakutkan sehingga harus mulai disiapkan dari saat ini.

“Ini di bidang pariwisata,” katanya.

Katanya, Loteng akan menjadi cermin kabupaten kota lain di NTB. Untuk itu sudah saatnya

Pemda Loteng harus mulai merubah merevisi bahkan membuat baru rencana detail tata ruang itu untuk membagi zonasi kawasan seluas yang dimiliki. Sehingga kedepan jelas sentra masing-masing dimana. Sentra industri kecil dimana, sentra ternak dimana, sentra agro dimana, sentra pendidikan dimana. Sentra perekembangan permukiman sehingga tidak semerawut harus jelas posisinya.

“Rencana Detail Tata Ruang (RDTL) harus sudah disiapkan. Sehingga orang berinvestasi tidak bingung. Malah mereka merasa dimudahkan untuk berinvestasi,” katanya tegas.

Ditambahkan, yang perlu dipastikan, siapapun jadi bupati wakil bupati kedepan harus mempermudah dunia investasi. “Karpet merah bagi investor,” ujarnya.

Satriwandi sendiri memberikan contoh yang memberatkan bagi para investor itu pengenaan pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BHTB) terlalu tinggi dan NGJO nya tidak jelas, terlalu jelimet urusannya. Itu syarat untuk mendapatkan Akte. Pelepasan Hak atas Tanah (APHT).

“Contoh contoh kayak gini harus direvisi,” katanya.

Malah Pemda Loteng harus bisa menghadirkan regulasi dalam bentuk Perda sama halnya yang dilakukan Pemprov NTB bersama DPRD NTB dulu bagaiamana membuat agreement (persetujuan) ketika masuk investasi ke KEK dengan adanya Perda yang dihadirkan. Saat itu ada empat Perda yang dibuat sehingga para investor KEK Mandalika bisa dengan mudah berinvestasi.

“Perda permudah investasi, Perda percepatan pembebasan lahan, Perda bebas retribusi pajak selama lima tahun,” katanya mencontohkan.

“Ini harus di tiru oleh Lombok Tengah,” tutupnya.

Pejabat Pemprov yang juga putra Lombok Tengah, Lalu Bayu Windia menegaskan, Loteng punya magnet sangat besar untuk tumbuh dan berkembang karena beberapa kegiatan pembangunan besar bertempat di Loteng. Seperti pariwisata super prioritas, International event MotoGP, belum lagi Loteng ketempatan sebagai lokasi IPDN, Poltekpar, Pelabuhan Perikanan Nusantara dan investasi swasta juga akan tumbuh pesat.

“Nah kepala daerah harus jeli melihat peluang yang sudah terjadi. Apa yang harus dikerjakan kepala daerah di Loteng adalah melakukan persiapan sosial (social preparation) supaya setiap warga  Loteng bisa membangun dan  mengejar karirnya mengikuti derap aktivitas ekonomi yang tercipta,” ungkap kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB itu.

Jika persiapan sosial gagal dikerjakan maka warga Loteng akan tetap tinggal di landasan sementara orang lain akan terbang tinggi. Selain sebagai pekerja langsung, yang lebih penting warga Gumi Tastura itu bisa mendapatkan peluang menciptakan usaha sendiri secara berkelanjutan. Kalau sekedar sebagai satpam, tukang parkir dan tukang kebun, di Malaysia juga banyak peluang seperti itu.

“Kepala daerah harus mampu mendorong warganya, supaya tumbuh dengan usaha sendiri, memanfastkan peluang yang tercipta. Kepala daerah harus membangun kesadaran warga kearah itu. Kalau sebagai pekerja kasar saja ke Malaysia juga bisa,” ungkapnya.(tim/jho/jay/buy)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 204

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *