MEGAH: Kondisi Bangunan Pasar Seni di Desa Sengkerang yang megah namun belum kunjung dimanfaatkan, kemarin. (FENDI/ RADAR MANDALIKA)

PRAYA – Bangunan pasar seni di Desa Sengkerang, Kecamatan Praya Timur kembali disorot. Termasuk bagi para pengendara yang melintas di jalan Sengekrang- Mujur mempertanyakan bangunan tersebut. Pasalnya, bangunan yang megah tersebut tidak kunjung ada kegiatan (beroperasi, red), padahal pengerjaannya disebut-sebut sudah selesai.

Kepala Desa Sengkerang, Lalu Awaludin menjelaskan jika pembangunan pasar seni Sengkerang sudah selesai. Dimana, pengerjaan mega proyek tersebut mengabiskan anggaran sekitar Rp 20 miliar yang digelontorkan dalam dua tahap.

“Pembangunannya sudah selesai, kita berharap agar pasar seni ini bisa segera beroperasi,” katanya.

Untuk di ketahui, proyek pembangunan pasar seni tersebut dijalankan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lombok Tengah. Adapun sumber anggarannya dari pemerintah pusat.

Menyinggung hajatan awal pembangunan pasar seni tersebut, pihaknya menjelaskan jika sentral tersebut dibangun sebagai pusat wisata dan produksi kerajinan yang ada di Praya Timur. Dimana, gedung dilengkapi dengan area pasar dan lokasi produksi, sehingga para pengunjung dan wisatawan bisa melihat secara langsung proses pembuatan kerajinan yang dipamerkan di lokasi tersebut.

Keberadaan pasar ini juga dijelaskan akan menyerap berbagai produk home industry yang ada di Kecamatan Praya Timur. Mulai dari kerajinan ketak, tenun, dan produk lainnya. Namun demikian, tidak semua warga Praya Timur mengetahui tujuan pembangunan pasar seni tersebut. Warga hanya mengetahui jika bangunan tersebut dibangun pemerintah tanpa ada kejelasan manfaatnya bagi masyarakat.

“Saya tidak tahu, karena ini dibangun sudah lama juga,” jelas Zainul saat ditanya soal gedung tersebut.

Dia hanya menduga jika melihat dari plang yang ada, bangunan tersebut akan dimanfaatkan sebagai gudang hasil kerajinan masyarakat. Namun kapan akan mulai dimanfaatkan, ia tidak tahu.

“Mungkin akan menampung kerajinan, tapi tidak tahu kapan beroperasi, jangan sampai nanti gedungnya rusak karena tidak kunjung di tempati,” katanya. (ndi)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 555

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *