HANYA DITAMBAL: Jajaran Satlantas Polres Lobar saat menambal lubang jalan menuju pelabuhan Gili Mas, beberapa waktu lalu. (IST/RADAR MANDALIKA)

LOBAR – Perbaikan jalan menuju pelabuhan Gili Mas belum kunjung ada kepastian akan dikerjakan tahun ini. Karena belum ada informasi yang diterima Pemkab Lombok Barat (Lobar) maupun pihak PT Pelindo dari Pemprov NTB, terkait kapan jalan itu diperbaiki.

Sementara itu, permasalahan jalan rusak itu pun masih menjadi topik utama yang dibahas dalam rapat Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Lombok Barat (Lobar) di kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Lobar, Kamis (12/1). Bahkan informasinya tahun ini jalan itu belum akan diperbaiki.

“Kalau dari provinsi untuk tahun ini (perbaikan jalan) saya kira belum. Karena informasi terakhir, itu memang sudah diusulkan ke pusat dan sudah menjadi program prioritas untuk ditangani kementerian,” terang Kabid Sarpras Dishub Lobar, Fathurrahman saat dikonfirmasi usai rapat.

Akan tetapi ada beberapa langkah yang akan diupayakan untuk menunjang keamanan dan keselamatan lalu lintas di jalur tersebut. Nantinya Dishub bersama pihak terkait lainnya akan membahas langkah yang akan dilakukan.

“Mungkin nanti lebih pada manajemen operasional seperti apa,” imbuh dia.

Sembari menunggu kepastian kabar dari pemprov, upaya perbaikan ringan seperti tambal sulam akan tetap dilakukan. Pelindo sebagai pengelola pelabuhan Gili Mas juga akan diminta untuk menangani sebagai bentuk pertanggungjawaban.

“Nanti kita akan lihat dulu peruntukan pelabuhan ini di dokumen (Adalalin), apakah peruntukan (pelabuhan Gili Mas) untuk penumpang atau memang untuk barang,” terang dia.

Jika dalam dokumen Adalalin tersebut opersional Gili Mas untuk penumpang, namun dalam pengoperasiannya saat ini juga untuk bongkar muat kendaraan logistik, maka perlu dikaji untuk peningkatan kapasitas jalan tersebut. “Bagian mana saja pada jalan tersebut yang perlu ditingkatkan kapasitasnya,” ujarnya.

Sejauh ini ruas jalan dari Lembar menuju Gili Mas masih berstatus kelas 3. Sementara kendaraan logistik yang beroperasi di sana justru didominasi kendaraan yang bobotnya di atas 10 ton. Hal itupun juga sempat disinggung Gubernur NTB H Dr Zulkieflimansyah. Bang Zul menyebut penyebab kerusakan jalan itu akibat dilalui kendaraan pengangkut berkapasitas besar.

“Jelas itu (melebihi kapasitas) karena jalan kita itu kan kelas 3, jadi kapasitas kendaraan yang lewat di sana maksimal kelas 3, untuk truk-truk kecil. Bukan yang tronton,” ujarnya.

Sedangkan dalam sekali proses bongkar muat per harinya di pelabuhan Gili Mas bisa mencapai 100 kendaraan. Rata-rata muatan kendaraan barang yang melintas bisa mencapai 10 ton bahkan lebih dan traffic-nya bisa mencapai 400 lebih kendaraan per hari.

“Ini kan volume tinggi dalam waktu bersamaan, ini lah yang menyebabkan kerusakan,” jelas Fathurrahman.

Melihat tingginya arus operasional kendaraan yang keluar dan akan menyebrang dari pelabuhan itu, menurut Fathurrahman, harusnya kapasitas daya dukung jalan itu minimal kelas 2. Hal ini yang perlu menjadi perhatian pemprov.

“Ini yang perlu kita lihat ke depan, apakah dari sini nanti kita bisa mendorong provinsi untuk meningkatkan kapasitas jalan. Baik melalui pelebaran dan perubahan geometric, atau kalau pemerintah tidak punya anggaran, seperti apa pola pengaturan kita,” sebutnya.

Harapan perbaikan jalan menuju pelabuhan Gili Mas juga datang dari pihak PT Pelindo III selaku pengelola pelabuhan. Sebab di 2023 ini, kurang lebih 18 jadwal kapal pesiar yang akan bersandar di Gili Mas. Terlebih mobilitas para tamu kapal pesiar itu di luar pelabuhan tinggi hingga malam hari. Sehingga kondisi jalan yang rusak parah dikhawatirkan rawan menimbulkan kecelakaan, ditambah minimnya penerangan di jalan tersebut.

“Tahun 2023 ada 18 jadwal kapal pesiar. 8 kapal ini akan keluar dan singgah pada malam hari, pukul 21-23 malam,” jelas Port Facility Security Officer (PFSO) Pelindo Lembar, Deni Setiawan.

Pelindo disebutnya tak tinggal diam dengan kondisi jalan tersebut. Mereka sudah melakukan perbaikan atau tambal sulam jalan, meskipun tidak menggunakan aspal. Sebab kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang sangat dikeluhkan. Baik oleh para sopir muatan kapal maupun tamu kapal pesiar yang singgah tahun lalu.

Sebelumnya Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H Zulkieflimansyah mengklaim sudah ada perbaikan dengan menambal lubang jalan. “Yang dilaporkan pada kami sudah dilakukan, walaupun belum sempurna betul. Tapi lubang-lubang besar itu sudah ditambal,” ujar Dr Zul ditemui disela pembagian bantuan nelayan di Desa Kuranji Dalang Kecamatan Labuapi, Kamis (5/1/2023).

Apakah akan dilakukan perbaikan di tahun ini, Dr Zul mengaku bahwa untuk kerusakan yang cukup berat di jalan tersebut telah diperbaiki. Namun nanti tetap dilakukan perbaikan lebih komprehensif. Namun, pria yang akrab disapa Bang Zul itu memberi catatan jika nantinya jalan itu sudah diperbaiki, jangan dilewati kendaraan bermuatan berlebihan.

“Sekuat dan sebagus apa pun jalan yang dibuat tetap akan rusak bila kapasitas melebihi perkiraan. Nah ini yang merepotkan kita, coba bayangkan kalau kapasitasnya cuma menampung 100 kilo, dinaikin 1000 kilo, pasti rusak,” imbuhnya.

Karenanya, kapasitas kemampuan jalan harus diperhatikan. Jangan sampai, justru banyak yang melanggar aturan tetapi malah dibiarkan begitu saja. “Jangan sampai nyata-nyata melanggar aturan tapi ada oknum yang bermain, bayar pelicin segala macam, akhirnya kita semua yang rugi,” tegasnya. (win)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 386

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *