Juara Satu Video Pendek, Pemasaran Tembus Korea
Menjadi pengusaha tidak semudah membalik telapak tangan. Demikian juga bagi Pendix Ansisa Virginia, pengusaha kuliner kripik pisang lumer asal Lombok Utara. Dia selama ini aktif mempromosikan jualannya dengan memanfaatkan media social.
AHMAD ROHADI–LOMBOK UTARA
USAHA kuliner juga memiliki tantangan, meskipun kebutuhan bahan untuk membuat produk mudah dijangkau. Tapi pada asfek pemasaran masih menjadi masalah. Demikian disampaikan pengusaha kuliner muda, Pendix Annisa Virginia. Pada usia masih sangat muda, dia kini terjun menjadi owner produsen kripik pisang lumer di Lombok Utara.
Menurutnya, membuka usaha kripik pisang lumer menjadi peluang yang tepat baginya. Didukung dengan potensi pisang yang cukup melimpah di Lombok Utara, sehingga tidak sulit bagi Pendix mengakses kebutuhan bahan untuk membuat jajanan kulinernya.
Perempuan muda yang juga kini aktif sebagai tenaga Dosen di UNU Mataram ini mengakui, dengan membuka usaha kripik pisang lumer ini mendapat respons dari pecinta makanan ringan, tidak saja dari Lombok Utara, termasuk luar daerah bahkan luar negeri.
“Alhamdulillah pemasaran kita sudah sampai di Korea juga, kalau di Mataram produk kita juga berhasil masuk di Ruby,” ceritanya.
Kata Pendix dengan usaha yang dibuka, saat ini ia berhasil membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat sekitar tempat dia tinggal.
Sebagai pemuda yang aktif bermedia sosial, dirinya pun tidak ingin menyia-nyiakan keberadaan tekhnologi yang berkembang saat ini, dirinya juga mempromosikan jualannya melalui konten video, dari video yang diupload ke kanal YouTube. Ia menerangkan bagaimana proses mendapat bahan pisang, hingga seperti proses pengolahannya sehingga konsumen tidak saja menikmati kuliner yang dibuat namun dapat mengetahui prosesnya.
Sementara, konten video pendek diselenggarakan dalam memperingati HUT KLU-21 Juli lalu, dengan tema “Inovasi dalam berinovasi bangkit untuk sejahtera,” hasilnya, videonya dapat perhatian publik dengan viewer terbanyak dan meraih juara satu.
“Video ini tujuannya bagaimana dikenal masyarakat luas,” tuturnya.
Dia melihat Lombok Utara tidak kekurangan potensi alam, daerah dengan wilayah lima kecamatan ini memiliki potensi yang beragam dari hasil kebun. Di antaranya pisang, kelapa, kakao dan sebagainya, hanya saja masih belum diolah secara optimal oleh masyarakat lokal, sehingga ketika musim panen harus menjual kondisi mentah keluar dan dengan harga murah.
“Ini menjadi PR kita selama ini, tentu juga perhatian pemerintah sangat dibutuhkan,” katanya.(*)