Arif/radarmandalika.id GADUH: Suasana aksi mahasiswa Unram, kemarin.

MATARAM-Sejumlah mahasiswa Unram menuntut pembantu rektor IV sebagai Plt rektor III Unram, agar mundur dari jabatannya. Hal ini mengingat telah terjadinya kekerasan terhadap mahasiswa yang terjadi pada 19 Februari 2020 lalu.

Aksi yang berlangsung di ruang lobi utama Rektor Unram berlangsung tegang. Massa aksi meminta agar pembantu rektor IV turun untuk menemui massa aksi, dengan memberikan klarifikasi dan penyampaian permohonan maaf.

Sementara, saat dikonfirmasi Plt rektor III menyangkal jika massa aksi tidak ingin ditemui olehnya dan hanya ingin ditemui oleh rektor sendiri.

“Masa aksi minta agar diberikan sanksi keras kepada oknum satpam yang melakukan penganiyayaan kepada mahasiswa,” katanya.

Dia menjelaskan, dalam menyampaikan oransinya bahwa kejadian itu disaksikan secara langsung oleh rektor empat Yusron Sa’adi yang dikatakannya, tidak mengerti bagaimana psikologi mahasiswa. 

“Massa aksi meminta agar pecat oknum satpam yang sudah melakukan pemukulan,” ujarnya.

Sementara, Nusron Sa’adi mengatakan, bahwa saat ini rektor sendiri sedang berada di Jakarta guna untuk menindak lanjuti hasil dari kunjungan wakil presiden, dalam hal ini dia menyoroti tindakan massa aksi yang mengganggu pekerjaan ratusan pegawai rektorat dan tidak mengedepankan dialog yang sesuai dengan mekanisme.

 “Kami melihat bahwa aksi massa ini tidak melalui BEM yang seharusnya, jika ingin menyampaikan pendapat harus melalui BEM sebagai hirarki organisasi kemahasiswaan,” sebutnya tegas.

Sementara, soal permintaan mahasiswa yang memintanya turun dari jabatan. Dia menunggu putusan dari atasan.“Saya diminta turun, saya akan patuh pada pimpinan saya jika diminta turun,” jawabnya.

 Ditanyak awak media, apakah ini buntut dari kejadian saat kedatanagn Wapres? Dengan tegas dia menjawab tidak tahu. “Tanyakan saja kepada massa aksi,” ujarnya.

Sementara Rektor II sebagai Plt rektor Prof. Dr. Kurniawan, SH, M.Hum yang juga menaungi bagian keamaamanan meminta maaf atas  insiden   yang terjadi. Dia   menyampaikan permintaan maaf atas tindakan yang dilakukan oleh oknum satpam, terkait pemecatan oknum satpam tersebut dia belum bisa mengambil sikap.

“Kita harus menunggu rektor kembli dari Jakarta,” jawabnya.

Selain itu, pihak kampus juga menerima informasi jika mahasiswa sudah melaporkan kasus ini ke Polda NTB. Ia juga tidak menyalahkan. “Jika benar itu terjadi sanksi pemecatan akan kita ambil,” ancamnya.(rif)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 141

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *