PRAYA – Beberapa hewan ternak sapi di Desa Perina, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah telah terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Merebaknya wabah penyakit tersebut membuat Kepala Desa (Kades) Perina, Maroan Hamdi pusing tujuh keliling.
“Pusing saya ini,” katanya pada Radar Mandalika, kemarin.
Pasalnya, penyebaran virus PMK pada ternak ini rupanya semakin meluas saja. Karena berdasarkan informasi yang diterimanya, bahwa terdapat dua ekor sapi yang ada di Lendang terpapar penyakit tersebut. Tapi Maroan mengatakan, belum mengkroscek kebenaran informasi tersebut.
“Sekitar ada sembilan (ternak sapi) yang ada gejala terjangkit (PMK) di sini,” ungkapnya.
Maroan mengemukakan, ternak sapi yang sudah positif terpapar virus PMK sejauh ini ada sekitar lima ekor. Tapi belakangan informasinya, ada sembilan ternak sapi yang diduga mengidap gejala terpapar virus PMK. “Kalau pastinya saya harus turun nanti sore (kemarin, red),” tandasnya.
Dia mengaku, bahwa dirinya tetap terjun ke lapangan. Tapi yang menjadi masalah sekarang, ujar Maroan, para penendak sapi membeli sapi yang dalam kondisi sakit dengan harga relatif murah dari luar desa kemudian dimasukkan di Desa Perina. Hal ini tentu malah semakin membuatnya resah dan khawatir akan meluasnya penyebaran virus PMK di desanya.
Namun begitu, pihaknya tetap terjun ke lapangan guna melakukan sosialisasi kepada peternak dan warga mengenai wabah PMK pada hewan ternak. Langkah ini sebagai antisipasi dini untuk menghindari penyebaran penyakit tersebut.
“Kemudian pemberian kaporit masing-masing pemilik kandang untuk disemprot sendiri,” katanya.
Maroan menjelaskan, salah satu langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi virus PMK ini adalah penyemprotan kandang ternak dengan disinfektan. Penyemprotan dilakukan di semua kandang. “Modelnya kadang pribadi doang. Ndak ada ngomplek,” ungkapnya. (zak)