DOK/RADAR MANDALIKA PELABUHAN: Satu kapal di Pelabuhan Poto Tano masih nyandar, belum lama ini.

MATARAM – Pembangunan jembatan Lombok-Sumbawa sepanjang 16,5 km batal dibangun. Setelah sebelumnya Pemprov menunggu kepastian hasil Feasibility Study (FS) dari PT. Nabil Surya Persada selaku investor.

 

Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi membenarkan gagalnya pembangunan jembatan penghubung dua pulau tersebut. “Iya (gagal),” kata Sekda singkat, Rabu kemarin.

Sekda tidak menjelaskan detail alasan gagalnya pembangunan jembatan yang akan menelan anggaran untuk biaya konstruksi saja Rp 17 triliun itu. Sekda mengaku Pemprov hanya fokus mengatensi dan mengurus infrastruktur dasar yang menjadi kebutuhan masyarakat NTB.

 

Gita mengatakan, NTB ditimpa bencana dimulai gempa kemudian covid-19. Sehingga dampak infrastruktur fisik itu perlu dibenahi.

“Kemarin ada bencana dan sebagainya kita butuh pembenahan,” katanya.

 

Sementara itu, Pemprov juga melihat kesungguhan para investor dibanyak tempat. Dari penilaian tersebut Pemeprov kemudian melihat harus lebih realistis.

 

Sementara itu, anggota Komisi V DPRD NTB, Ruslan Turmuzi mengatakan pembangunan jembatan tersebut sudah didengar luas masyarakat NTB. Dengan gagalnya dibangu jembatan itu tentu masyarakat sangat kecewa dan merasa di-PHP.

 

“Ini sudah menjadi konsumsi public,” kata Ruslan.

 

Oleh karena itu, Ruslan menyarankan supaya Pemprov betul-betul melihat investor. Tidak hanya melihat kesiapan administrasinya saja termasuk juga harus diinvestigasi.

 

Ruslan melihat sudah banyak rencana pembangunan yang cukup besar di NTB namun selalu gagal. “Saya kasih contoh ketika dilakukan pelelangan terhadap kerja sama investasi di Gili Tangkong, Pemprov sudah menilai layak itu PT Gili Tangkong Indah dan lainnya. Malah nggak jadi,” sindir Ruslan.

 

“Kesimpulan saya ini PHP kok. Pemprov harus lebih selektif menyetujui investor dan lainnya. Jangan hanya bicara pada tataran menilai sebuah investasi itu ditataran administrasi saja. Paling tidak dilakukan investigasi,” tegasnya.

 

 

Diketahui, akhir Juni 2021 lalu Pemprov NTB telah menggelar pertemuan dengan PT. Nabil Surya Persada, perusahaan yang melaksanakan studi kelayakan jembatan Lombok – Sumbawa. Dalam pertemuan tersebut terungkap, jika pihak investor telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 5,25 miliar untuk studi kelayakan jembatan Lombok – Sumbawa tahap I.

 

Dalam proposal FS Jembatan Lombok – Sumbawa, investor menggandeng PT. Krakatau Konsultan yang merupakan anak perusahaan PT. Krakatau Enginering. Selanjutnya, PT. Krakatau Konsultan juga mengajak dan berkoordinasi dengan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT).

 

Sementara di satu sisi, hasil pra studi kelayakan atau pra-FS yang dilakukan konsultan dari Korea, biaya untuk konstruksi pembangunan jembatan Lombok – Sumbawa sebesar Rp 850 miliar sampai Rp 1 triliun per kilometer (km). Dengan panjang jembatan 16,5 km, total biaya konstruksi paling sedikit Rp17 triliun. Jika ditambah dengan aksesorisnya, maka butuh biaya sekitar Rp 20 triliun.(jho)

 

 

 

 

 

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 2201

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *