MATARAM– Kepala Diskominfotik NTB, Dr. Najamuddin Amy mengatakan, anggapan masyarakat yang berperan penting dalam memerangi hoaks itu hanya pemerintah melalui Diskomintik atau Kementerian Kominfo dan atau memerangi kejahatan itu adalah polisi merupakan anggapan yang keliru. Sesungguhnya tugas negara, kemasyarakatan itu adalah tugas bersama seluruh stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat.
“Karenanya dalam teorinya itu ada tiga domain yang berperan agar negara dan pemerintahan dan masyarakat kita ini maju yakni government (unsur pemerintah), civil society (masyawarakat) dan unsur swasta yang menggerakkan dari sisi ekonomi kita,” kata Kepala Diskominfotik NTB pada Advokasi dan Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan dan Masyarakat untuk Penguatan Deteksi dan Memerangi Hoaks terkait Isu Kesehatan di tujuh kota di Indonesia di Mataram, Selasa (13/6).
Saat membuka kegiatan tersebut, Doktor Najam sapaan familiar Kadiskominfotik ini mengingatkan bahwa tiga unsur ini harus berperan. Dalam hemat Najam, kegiatan ini setidaknya telah meringankan tugas pemerintah. Semua unsur harus memiliki komitmen dan berkewajiban untuk mengentaskan kemiskinan, pendidikan yang masih rendah sampai dengan urusan berita bohong atau hoaks.
“Saya sudah lama bertemu dengan banyak teman-teman CSO, NGO baik dalam dan luar negeri terkait untuk memfasilitasi programnya ke provinsi maupun di kabupaten/kota di NTB,” kata Najam.
Menurutnya, sosialisasi, edukasi dan penyebaran informasi masif oleh Diskominfotik terkait pencegahan dan penanggulangan informasi hoaks ini sudah dilakukan dan terus berkelanjutan. Karena itu dari tuju kota di Indonesia yang menjadi sasaran kegiatan Mafindo ini, tidak salah memilih Provinsi NTB. Seluruh stakeholder semua dilibatkan.
Ia mencontohkan, salah satu bukti nyatanya itu sangat erat kaitannya dengan kesehatan yakni keterlibatan Dinas Kominfotik NTB dengan membuat Aplikasi Corona pada saat Covid-19 dengan melibatkan seluruh stakeholder yang ada.
Ia juga menyebut contoh lain seperti menyebarnya berita hoaks di tahun 2019, dimana akan terjadi gempa besar di selatan Lombok. Tentu saja dengan berita hoaks tersebut berdampak negatif bagi pada seluruh aktivitas keseharian masyarakat bahkan melumpuhkan roda perekonomian masyarakat.
“Karena itu saya mengajak kita semua untuk tetap berjuang dan menjadi yang terdepan dalam melawan dan memerangi hoax ini. Karena jangan sampai NTB ini rugi karena persoalan berita hoaks yang menyesatkan dan merugikan semua pihak,” tutupnya.
Manager Patnership Mafindo Pusat, Dewi Sari melaporkan, tujuan acara ini diskusi bagi penguatan penanganan dan pencegahan informasi hoaks khususnya di Kota Mataram. Selain itu membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemahaman isu kesehatan dan cara menyikapinya.
Selanjutnya, membangun kepedulian pemangku kepentingan setempat melalui aksi nyata dalam menangani hoaks pada isu kesehatan ibu dan anak, vaksin dan penyakit tidak menular lainnya. Menghasilkan kesepakatan bersama untuk tindak lanjut di lapangan dan pada diskusi berikutnya akan dilakukan pembahasan lebih jauh mengenai hasil dari tindaklanjut ini.(red)