PRAYA – MotoGP 2024 di Pertamina Mandalika International Circuit, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan digelar pada 27-29 September.
Namun muncul masalah ribetnya pesan kamar hotel hingga perubahan harga kamar yang melambung tinggi jelang MotoGP Mandalika, viral di media sosial X setelah diunggah oleh akun pribadi @lucywiryono.
Lucy Wiryono merupakan pembawa acara MotoGP di salah satu televisi swasta dari tahun 2008 hingga tahun 2022. Unggahan tersebut kini telah dibaca 1,2 juta orang, dibagikan oleh 1,1 ribu orang hingga dikomentari 294 warganet dengan ragam komentar.
Dalam unggahannya, Lucy Wiryono telah memesan paket kamar hotel pada 13 Agustus 2024 di aplikasi Agoda dengan harga Rp 6,8 juta untuk tiga malam. Namun, pemesanannya tersebut harus menunggu persetujuan dari pihak hotel. Lucy diminta menunggu selama 24 jam. Ia juga telah melakukan charge kartu kredit sejumlah harga paket kamar hotel. Jika tidak disetujui hotel maka Lucy harus menunggu 30 hari untuk dikembalikan uangnya.
Namun, selanjutnya pada tanggal 14 Agustus 2024, pesanan kamar tersebut justru berubah harganya menjadi 8,2 juta. Lantas, Lucy selanjutnya menyebutkan jika memesan kamar hotel di Mandalika adalah bidding bukan booking.
“Logikanya, yang booking di tanggal 13/08/24 kaya gue.. ya mana mungkin diapprove lah. Kalo harga 14/08/24 lebih mahal. Ya pasti (hotel) ambil yang lebih mahal dong. Gak tau kalo besok dinaikin lagi. Semacam bidding jadinya, bukan booking,” jelas Lucy dalam cuitannya.
Unggahan Lucy ini menuai ragam reaksi dari warganet. Semuanya berkomentar dan mengeluhkan harga akomodasi yang melambung tinggi jelang MotoGP.
Deputy General Manager The Mandalika, Mamit Hussein mengatakan, sebenarnya ada dua penyebab masyarakat enggan beli tiket MotoGP Mandalika 2024. Masyarakat yang dari luar Lombok seperti di Jawa, Jakarta dan lain sebagainya, cukup trauma dengan mahalnya harga akomodasi kamar hotel dan tiket pesawat pada MotoGP 2022 dan 2023.
“Flightnya tinggi (harganya), sehingga penonton yang menggunakan pesawat itu cukup menurun pasti. Jadi itu yang membuat kami kesulitan untuk meyakinkan mereka membeli tiket,” jelasnya.
Mamit mengaku, banyak menerima keluhan dari para penonton soal mahalnya harga akomodasi. Sehingga mengurungkan niat mereka untuk membeli tiket MotoGP. Mengingat, kebiasaan masyarakat yang suka membeli tiket MotoGP pada last minute atau beberapa hari jelang MotoGP.
“Jadi saya diskusi dengan penyelenggara tiket dan festival, memang penonton itu tidak bisa cepat-cepat beli tiket. Makanya sekarang kita buat untuk promonya di awal-awal kemudian harga tiketnya nanti kembali normal,” yakinnya.
Lebih lanjut Mamit mengatakan, pihaknya telah melakukan push segala macam lini untuk mempromosikan tiket MotoGP. Mulai dari paket-paket bundling dan lain sebagainya. Bahkan jika dibandingkan dengan nonton MotoGP di Sepang Malaysia, sebenarnya jauh lebih murah dalam hal akomodasi.
Menurut Mamit, meskipun harga tiket MotoGP Mandalika sudah murah namun persoalan harga kamar hotel masih melambung tinggi.
Diketahui hingga saat ini, total tiket MotoGP Mandalika 2024 yang sudah terjual tembus hingga 30 ribu lembar tiket.
“Sebulan yang lalu masih 6 ribu. Sekarang kita sudah push dengan melakukan distribusi dan promosi di berbagai macam platform. Jumlah detailnya dan updatenya belum saya cek lagi,” bebernya.
Ia berharap agar adanya kolaborasi antara pengusaha hotel, maskapai dan penyelenggara MotoGP. ITDC dan MGPA sudah membawa event sebesar MotoGP, sehingga efeknya diharapkan bisa banyak turis yang datang ke Lombok. Penonton yang hadir tentu akan menambah okupansi hotel, memperpanjang masa tinggal, UMKM untung, daerah juga semakin maju. Dirinya banyak sekali menerima keluhan secara langsung maupun tidak langsung dari calon penonton soal tinggi harga kamar hotel.
“Dari komentar media sosial banyak yang keluhkan itu. Dari kita dan dari pihak ketiga yang menjual tiket juga sama. Saya benar-benar mengharapkan kolaborasi dari semua pihak untuk menyadari betapa pentingnya penyesuaian harga akomodasi,” jelasnya. (tim)