IST/RADAR MANDALIKA BANJIR: Sejumlah lokasi di Kecamatan Tanjung terendam banjir Minggu malam lalu akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.

KLU- Hujan deras sejak Minggu membuat sejumlah lokasi beberapa desa di Kabupaten Lombok Utara (KLU) diterjang banjir dan longsor.

Berdasarkan data sementara PMI KLU, Desa Tanjung, Tegal Maja, dan Sigar Penjalin terendam banjir.

Relawan PMI KLU, Tarpiin Adam mengatakan, sekitar 100 rumah di sejumlah RT terendam di bagian halaman hingga lutut orang dewasa.

“Kurang lebih ada 120 KK yang terdampak,” bebernya, kemarin.

Penyebab banjir diduga akibat kondisi drainase yang kurang memadai. Air selokan meluap dan semakin diperparah dengan adanya luapan aliran air sungai.

“Tidak ada korban jiwa,” sambungnya.

“Warga membuat tanggul depan rumah masing-masing untuk penanganan sementara,” tandasnya.

Sementara, Kepala Desa Sigar Penjalin, Zawil Fadli mengatakan, tidak ada korban jiwa dan kerugian  materi dalam peristiwa ini. Banjir terjadi akibat tanggul parit yang jebol, lalu merendam pemukiman warga.

“Telabah (parit) di belakang sini itu jebol karena airnya deras ditambah hujan yang lama. Air itu masuk setinggi lutut. Alhamdulillah kini sudah mulai berangsur surut,” bebernya.

Warga melakukan gotong royong hingga pukul 21.30 Wita membersihkan lokasi terendam banjir yang sudah mulai surut. Setelah itu, beberapa warga kembali ke rumah masing-masing.

“Tapi beberapa ada yang tidur di mobil masing-masing,” sambungnya.

Berbicara soal kerugian, dirinya belum mengetahui pasti. Saat ini pihaknya masih melakukan pendataan pada warga yang terdampak banjir.

“Kami masih mendata warga kita yang terdampak,” katanya.

Selain Desa Sigar Penjalin, longsor juga terjadi di sejumlah titik di desa lainnya. Menurut hasil laporan cepat BPBD KLU longsor terjadi di satu titik di Desa Medana dan tiga titik di Desa Tegal Maja.

Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD KLU, Muhrim mengatakan, genangan air terjadi di sejumlah desa akibat tingginya curah hujan. Selain itu, saluran irigasi tidak berfungsi maksimal sehingga air meluap ke permukiman warga.

“Daerah ini memang sering terjadi banjir,” katanya.

“Berdasarkan hasil assessment kami, ada saluran irigasi yang terhambat sehingga mengakibatkan air meluap dan menggenangi permukiman warga,” pungkas Muhrim. (dhe)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 317

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *