PRAYA – Seluas 26,3 hektare luas lahan pertanian cabai di Kabupaten Lombok Tengah diserang penyakit antraks. Akibatnya, buah cabai petani mengering.
Setidaknya di Lombok Tengah seluas 9 ribu hectare lahan pertanian ditanam cabai. Lahan pertanian cabai berada di Kecamatan Kopang, Praya Barat Daya dan Janapria.
Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah Taufikurrahman Pua Note mengatakan, penyakit ini menyerang cabai petani dikarenakan kadar asam tanah yang tidak dapat dikelola dengan baik. Selain itu, dipengaruhi cara pengolahan tanah yang tidak utuh dilakukan penggarapan. Sebab, ada juga petani yang menggemburkan tanah dengan cangkul di areal penanaman saja.
“Antraks ini sebenarnya jangan berikan kadar asam di tanah itu tinggi, itulah penyebab utamanya,” ungkapnya, kemarin.
Taufikurrahman menegaskan, bukan dikarenakan iklim, namun lebih spesifik pada cara mengolah tanahnya. “Antraks ini susah musnah. Maka solusinya berikan dolmite (kapur pertanian, red), berikan obat pengurai asam tanah berlebih maka habitat dari penyakit itu akan mati,” yakinnya.
Sementara itu, beberapa petani cabai yang dikonfirmasi mengaku dibuat pusing dampak dari antraks ini. Mereka berharap bantuan pemerintah.
“Jangan sampai kami terlalu rugi, ini saja besar kerugian,” ungkap Nikmah warga di Kecamatan Kopang.
Wanita petani cabai ini mengungkapkan, baru pertama kali penyakit antraks ini menimpa tanaman warga di sana.
“Kami harap pemerintah bisa bantu saja,” harapnya.(tim/red)