MATARAM – Kerja keras Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB selama ini terus membuahkan hasil. Salah satunya lewat program revitalisasi BLK melalui Pelatihan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Terpadu Plus (PePaDu Plus) yang terus konsisten. Hal tersebut berdasarkan pengumunan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) tentang Pengumuman nominasi finalis top inovasi pelayanan publik kompetensi pelayanan publik salah satunya di Pemerintah Daerah Nomor B/284/PP.00.05/2023.
“NTB kirim 14 inovasi. Salah satu top inovasi tapi yang masuk PePaDu Plus,” terang Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Ariyadi di Mataram, Kamis (15/6/2023).
Dalam proposal yang dikirim Disnakertrans NTB menjabarkan
Inovasi Revitalisasi BLK melalui PePADu Plus dikembangkan karena dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan terbatasnya kesempatan kerja dalam dan luar negeri sehingga berakibat bertambahnya jumlah pengangguran dan menurunnya produktivitas masyarakat.
Menurunnya angka pengangguran menjadi indikator penting dalam kesuksesan pembangunan ketenagakerjaan, tercatat TPT NTB di Tahun 2020 naik sebesar 0,94 persen poin menjadi 4,22 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Bila dilihat menurut tingkat pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada penduduk dengan pendidikan tamatan SMA kejuruan, yaitu sebesar 9,71 persen.
Inovasi Revitalisasi BLK melalui Pelatihan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Terpadu Plus (PePADu Plus) merupakan sistem pelatihan yang terpadu dengan tahapan, perencanaan kebutuhan pelatihan yang matang sesuai dengan permintaan dunia industry, rekruitment dilakukan secara terbuka melalui “Sisnaker”. Pelaksanaan pelatihan untuk pembentukan skill, dengan pendekatan “skilling, reskilling serta up- skilling dan pemagangan”. Lalu lulusan yang memenuhi kriteria/ kualifikasi perusahaan akan langsung ditempatkan. Bagi lulusan yang tidak terserap dilakukan Pendampingan pasca pelatihan melalui pendampingan manajemen/fasilitasi wirausaha baru dan penempatan dunia industri dan bantuan peralatan, akses permodalan dan pemasaran.
tujuan dari inovasi “PePADu Plus itu terciptanya link and macth antara skill tenaga kerja dengan kebutuhan dunia industri, kondisi ini berkorelasi dengan penurunan TPT di NTB menjadi 2.89 persen pada tahun 2022
“PePaDu Plus itu link and macht. Dan itu berhasil tergambar dari angka kerja meningkat, pengangguran menurun tajam sejak tahun 2021,” terang Aryadi.
Pada tahun 2020, akibat pandemi covid 19 kondisi ketenagakerjaan di NTB kurang menggembirakan, dimana TPT NTB naik sebesar 0,94 persen poin menjadi 4,22 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Bila dilihat menurut tingkat pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada penduduk dengan pendidikan tamatan SMA kejuruan, yaitu sebesar 9,71 persen.
Sebelum adanya Pepadu “Plus”, selama ini pelatihan yang dilakukan di BLK dan Lembaga Pelatihan lainnya belum link and match dengan kebutuhan dunia kerja. Lembaga pelatihan cenderung hanya sebatas pelatihan saja sehingga lulusan BLK/LLK/LPKS/P3MI belum seluruhnya bisa terserap secara optimal di dunia industri dan dunia usaha. Setelah lulus pelatihan mereka menganggur lagi.
Dengan kata lain, lulusan peserta pelatihan kerja yang tidak terserap di dunia industri, mereka belum mampu membangun wira usaha baru atau wira usaha mandiri. Masalahnya karena tidak dimilikinya skill di bidang manejemen usaha, selain tidak tersedianya peralatan kerja, modal usaha hingga jaringan pemasaran.
Jika dilepas begitu saja tanpa ada pendampingan dan fasilitasi dari pemerintah, tentu mereka tidak mampu berhadapan dengan para pelaku usaha yang telah mapan, terlebih pebisnis besar dikancah kompetisi usaha yang semakin ketat di era persaingan bebas sekarang ini.
“Dulu habis dilatih mereka nganggur makanya sekarang kita hadirkan industri pencari kerja langsung sehingga jelas pekerja apa yang dibutuhkan,” sambungnya.
Program ini merupakan inovasi atau implementasi dan pengembangan Program Unggulan Revitalisasi BLK dengan cara melengkapi instrumen-instrumen yang dibutuhkan mulai dari hulu ke hilir. Yakni proses penyiapan kompetensi calon tenaga kerja di lembaga-lembaga pelatihan kerja, baik di BLK maupun LPKS secara terpadu bersama dunia industri hingga fasilitasi dan pendampingan pasca pelatihan bersama stakeholder terkait.
Dengan adanya inovasi ini, berkontribusi pada penurunan TPT di NTB yaitu di tahun 2020 sebesar 4,22% turun menjadi 3,01 % pada tahun 2021 dan di tahun 2022 turun menjadi 2,89 %. Dari realisasi tersebut sebanding dengan lulusan pelatihan pelatihan yang di tempatkan baik di sektor formal dan informal.
“PePaDu Plus itu bukan hanya tujuan luar negeri tapi dalam negeri juga. Yang besar kita latih malah untuk dalam negeri,” paparnya.
Dari tahun ke tahun animo pencari kerja yang ingin mengikuti pelatihan mengalami peningkatan sehingga kouta pelatihan yang ada di BLK/LLK yang tersedia tidak mencukupi.
Rata-rata setiap tahun lulusan BLK/ LLK mencapai 2.000 oarang sedangkan lulusan Lembaga Pelatihan Swasta (LPKS) mencapai 10.000 orang setiap tahunnya.
Sebelum adanya inovasi ini, tingkat keterserapan lulusan pelatihan di DUDI hanya berkisar pada 25-30 persen saja. Namun setelah inovasi ini berjalan keterserapan lulusan mengalami peningkatan yang signifikan rata-rata di atas 90 persen karena pola pelatihan yang sudah berbasis penempatan.
Meningkatnya keterserapan lulusan pelatihan salah satunya didukung oleh KEK Mandalika, event- event nasional yang membuka banyak kesempatan kerja baik sektor formal dan informal.
Pada pengumuman pertama Ini masuk nominasi top inovasi. Kita kasih menunggu mudahan masuk top inovasi,” terangnya.
Bahkan Aryadi mengaku akan lebih senang jika tim di Jakarta bisa turun langsung sehingga mereka bisa membawa mereka ke lapangan dan menanyakan langsung hasil PePaDu Plus tersebut.
“Kalau tim mau diajak ke lapangan justru sy senang biar mereka ketemu dan dijelaskan langsung sama mereka,” pungkasnya.(jho)