SEMINAR NASIONAL: Penandatanganan MoU RSUD Praya dengan Kampus Hang Tuah Fakultas Hukum di Aula RSUD Praya, Jumat (3/2/2023). (KHOTIM/RADARMANDALIKA.ID)

PRAYA – Pembenahan hukum bidang kesehatan mencakup tiga aspek penting di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya. Baik secara menyeluruh untuk pembenahan lebih baik ke depan.

Seminar nasional Omnibus Law, mengingat kultur hukum yang berkembang saat ini apakah menyehatkan, kemudian residensi hukum kesehatan, program studi magister hukum Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah angkatan XX digelar di RSUD Praya, Jumat (3/2/2023).

Dalam kegiatan pembukaan, Dekan Fakultas Hukum Hang Tuah, Doktor Chomariyah dalam sambutannya mengungkapkan, hal yang wajib dalam menempuh S2 sebelum melaksanakan proposal tesis itu ada masa residensi jadi presidensi. Ini memang diadopsi dari mars yang berupa kegiatan mengkaji, menganalisis soal apa saja yang ada di rumah sakit tersebut, dan hal ini bisa dilaksanakan di rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus.

“Jadi kami memang keliling dari mulai tahun 2012 dan ini sudah angkatan ke-20 tepat di tahun 2023 ini,” ungkapnya.

Ciri khas tersendiri memang dalam hal ini dilaksanakan dalam rangka untuk mempertahankan itu, pihaknya terus mencoba untuk mengajukan instrumen suplemen konversi terhadap nilai diri dari hal itu.

Diharapkan, keunggulan sebagai bagian dari menguatkan kepercayaan masyarakat. Jadi, amino-nya ini pun dikelola dengan mempertanggungjawabkan kualitas khusus dari institusi.

“Kalau di Jawa Timur memang kami yang pertama, namun saingan kami di luar sana banyak, jadi dukung kesehatan ini untuk menjadi salah satu unggulan kami. Jadi makanya di dalam materi kami ada tentang hukum kelautan dan kemaritiman, jadi itu yang kami berikan untuk nilai plus untuk bapak/ibu, mahasiswa,” ungkapnya.

“Kena sekali lagi saya sampaikan terima kasih semoga kita bekerja sama tidak berhenti di sini, dan berikutnya ada kegiatan kita ajakan untuk mempererat tali silaturahim di Lombok ini benar-benar kita kembali lagi ke sini,” sambungnya.

Sementara, Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Lalu Firman Wijaya yang juga sebagai Dewan Pengawas RSUD Praya memaparkan potensi Lombok Tengah yang saat ini sedang seksi di mata Dunia. Dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dengan pantainya yang mempesona, budaya, dan juga Sirkuit Mandalika yang menjadi kebanggaan Indonesia.

“Saya bukan orang kesehatan, saya adalah sarjana teknik, perjalanan saat itu yang saya rasakan seperti materi berada di hutan belantara. Namun Alhamdulillah berkat support, dukungan dari tim kerja rumah sakit ini saya bisa melaksanakan amanah itu walaupun jauh dari sempurna. Tetapi paling minimal memberikan pemahaman kepada kami bagaimana rumah sakit umum daerah sini diklaim oleh salah satu dokternya adalah rumah sakit paling baik di Indonesia,” papar pria yang pernah menjadi pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Praya itu.

Dikatakan, RSUD yang paling baik ini dalam layanannya yang lebih didahulukan yakni penanganan dan pasien masuk kamar terlebih dahulu. Baru kemudian pengurusan syarat administrasinya. Belakangan ini setelah layanan yang diberikan oleh rumah sakit itu ternyata mampu melampaui kuota yang diberikan oleh Pemda. Namun hal ini tetap disupport melalui APBD.

“Alhamdulillah dengan ditunjuknya dokter Mamang menjadi Direktur RSUD Praya, dan kebetulan beberapa bulan ini Alhamdulillah banyak perbaikan yang dilakukan. Yang mana kebetulan saat dilantik (dr Mamang Bagiansah, red) momentumnya bersamaan dengan ikhtiar untuk mendapatkan akreditasi dan naik kelas,” ucapnya.

Sementara, Direktur RSUD Praya dr Mamang Bagiansah menjelaskan, bahwa kegiatan yang dilaksanakan tersebut adalah rangkaian satu dari dua kegiatan mahasiswa hukum kesehatan Universitas Hang Tuah yang mau ke semester tiga (3). Dan, sebelum tesis harus menyelenggarakan satu simposium nasional hukum kesehatan. Itu diakan biasanya dibarengi dengan kegiatan residensi semacam ini.

Artinya, mahasiswa akan dipaparkan permasalahan di rumah sakit untuk residensi. Yakni RSUD Praya ini terpilih sebagai lokasinya. Dan pihaknya juga merupakan mahasiswa di kampus tersebut.

“Saya sendiri memandang rumah sakit ini punya banyak PR, punya banyak problem, dengan kedatangan teman-teman ini, guru besar dan lain sebagainya kemudian akan menelaah hal tersebut,” ungkapnya.

Adapun yang pertama yakni tentang regulasi RSUD Praya seperti apa. Kedua, tentang Perjanjian Kontrak klinis dan non klinis seperti apa. Baik pekerjaan kantor dengan staf dengan dokter yang non klinis juga Customer Service (CS) dan juga tukang parkir itu perjanjian kontrak kerjanya akan ditelaah. Ketiga, terkait tentang sistem remunerasi rumah sakit.

Pihaknya berharap apa yang dihasilkan dari telaahan tersebut menjadi koreksi bahan perbaikan ke depan. Jadi menurutnya, hal demikian merupakan suatu kesempatan yang luar biasa bagi RSUD Praya. Bahwa ada pihak luar yang membantu untuk pembenahan dari sisi hukum kesehatannya.

“Tiga entitasnya. Sebagai organisasi, sebagai badan hukum, bahkan juga ada entitas sebagai bisnis kesehatan juga,” ungkapnya. (tim)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 697

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *