LOBAR—Seleksi terbuka calon Direksi dan Komisaris PT Air Minum Giri Menang (AMGM) masih berproses. Kalangan wakil rakyat Lombok Barat (Lobar) menginginkan jabatan penting itu diisi oleh orang yang memiliki kompetensi, serta keahlian di bidang pengembangan perusahaan air minum daerah tersebut. Tidak melihat kedekatan dengan kepala daerah baik Bupati maupun Walikota. Meski muncul isu tim sukses (timses) kepala daerah ikut dalam seleksi tersebut.
“Harus mengedepankan asas-asas meritokrasi, karena ini lembaga usaha harus kita menempatkan orang yang berkompetensi di bidang itu,” ujar Wakil Ketua DPRD Lobar, Abubakar Abdullah yang dikonfirmasi, Rabu (5/3).
Legislatif sangat berharap orang yang terpilih nantinya bisa membawa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu ke arah lebih baik lagi. Mengingat selama ini PT AMGM memiliki kinerja yang bagus dalam pelayanan kepada masyarakat. Termasuk pada sisi inovasi maupun pendapatan. “Bagaimana kinerja yang sudah bagus itu bisa ditingkatkan lagi,” ujarnya.
Terdapat 12 nama peserta yang lolos seleksi administrasi dan sudah diumumkan tim Pansel. Untuk formasi calon Komisaris terdiri dari Suhaimi Syamsuri, Annisa Pratiwi, dan Wiriyanti Isnasari. Peserta formasi calon Direktur Utama, Sudirman, Edy Sarjaya Muis, Abdul Majid, H Munawar. Kemudian formasi calon Direktur Operasional Dadi Rahman, dan Jamaludin. Pendaftar pada posisi calon Direktur Umum dan Keuangan yakni Aini Kurniati, Sulhan Hadi, Helmy Eka Saputra. Diantara 12 nama itu, dua nama diketahui menjadi tim sukses salah satu kepala daerah.
Sementara itu, Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) Seleksi Terbuka Calon Komisaris dan Direksi PT AMGM Prof H Zainal Asikin memastikan proses seleksi berjalan obyektif. Tidak ada pesanan dan titipan dari kepala daerah maupun pejabat tertentu. Bahkan ia tidak mengetahui adanya timses kepala daerah baik di kota maupun Lobar yang ikut. “Saya buta (tidak tahu), itu keuntungan saya. Saya betul-betul akan menyeleksi secara obyektif, karena memang saya tidak tahu siapa tim suksesnya Walikota dan pak Bupati,” ungkap Asikin.
Ia mengaku tak terbebani menjadi tim penilai. Bahkan apabila seleksi itu hanya formalitas, ia memilih mengundurkan diri dari awal sebagai tim penguji. “Lebih baik saya nggak di tim seleksi, kalau dititip-titipi,” tegasnya.
Sesuai jadwal tahapan tes akan dimulai pada Senin depan. Mulai dari tahapan psikotes, tes tertulis, penilaian makalah, hingga persentasi makalah. Kalau dibutuhkan, dilakukan wawancara khusus. Setelah mendapatkan hasil uji, tim menyerahkannya kepada Bupati dan Walikota tiga nama besar. Berdasarkan abjad urutan daftar nama bukan berdasarkan nilai tertinggi terendah. “Otonominya, kewenangan khusus ada di kepala daerah,” imbuhnya.
Senada dengan dewan, ia juga ingin Perusda ini dikelola secara profesional oleh orang yang profesional. Jangan dikelola oleh mereka yang tidak profesional. Bahkan Asikin juga kurang setuju jika petugas partai politik. (win)