Kenal di Kuta, Enam Bulan Sebelum Menikah Masuk Islam

Melisa, 27 tahun warga negara asal Prancis jatuh hati pada pemuda asal Dusun Tajuk, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut Lombok Tengah. Sebut saja, Indra Budiman nama pemuda berusia 26 tahun ini.

DIKI WAHYUDI-LOMBOK TENGAH

JODOH tidak ada yang tahu. Demikian juga dialami pasangan suami istri (Pasutri) Indra Budiman warga Dusun Tajuk, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut istrinya, Melisa warga Negara Prancis.

Pasangan ini, tidak pernah menyangka akan dipertemukan dalam ikatan pernikahan secara Islam. Indra Budiman, 26 tahun awalnya merupakan karyawan di Kenza Kafe Kuta.  

Dimana, bulan November 2017 pada saat itu Melisa sang istri berlibur ke Kuta sendiri. Awal tujuannya hendak ke Australia untuk melanjutkan sekolah. Namun karena cuaca di Australia dingin, Melisa pun batal ke sana dan memutuskan sementara waktu berlibur kurang lebih satu minggu di Kuta Mandalika.

 “Pada saat itu Melisa ke tempat kerja saya, kebetulan saya dibagian restoran di sana kami bertemu pertama,” cerita Indra di kediamannya, Selasa kemarin.

Dari pertemuan itu, dengan pede Indra meminta nomor telpone Melisa. Gadis asal Prancis ini pun tak mikir panjang dan memberikan begitu saja.

Usai berlibur ke Kuta, Melisa pun balik kanan. Namun tidak langsung ke asalnya melainkan melanjutkan berliburnya di Kuta, Bali. Saat di Bali, Indra mulai mencoba menghubungi Melisa. Dalam komunikasi via telpon, gadis Prancis ini tidak begitu merespons. Beberapa kali dirayu tidak mempan. Bahkan saat mengungkapkan rasa cinta langsung ditolak mentah-mentah.

“Tidak langsung diterima, malah ditolak. Cuma saya terus berusaha menghubungi dan mengungkapkan isi perasaan saya,” katanya.

Hasil dari perjuangan tidak sia-sia. Perlahan Melisa mulai merespons setiap telponnya. Pada akhirnya rasa saling suka pun timbul dan memutuskan untuk menjadi pacar. Jurus nekat pria asal Sengkol ini pun berhasil merayu dan mengajak Melisa menikah.

“Jadi enam bulan sebelum kami mau menikah, istri saya ini masuk Islam,” bebernya.

Tepat April 2019, akhirnya keduanya memutuskan menikah ala Islam dan adat Sasak. Akan nikah dan acara adat Sasak berlangsun di rumah orang tua Indra di Dusun Tajuk Desa Sengkol. “Kami pun menikah. Semua keluarga Melisa pun datang menyaksikan pernikahan kami, dan Alhamdulillah tidak ada hambatan,” ucapnya.

Indra menerangkan, saat pindah agama sang istri dari Kristen ke Islam diakuinya, kedua orang tua bahkan keluarga Melisa tidak ada yang mempersoalkan. Sementara usai akad nikah, keluarga dari indra memutuskan melanjutkan acara adat. “Termasuk surung serah itu dilaksanakan,” katanya.

Indra menuturkan, sebelum bekerja di salah satu kafe di Kuta. Ia menyelsaikan D3 di Akpar Mataram atau nama sekarang STP Mataram. Wisuda 2016 langsung kerja di Kuta.

Sementara sang istri Melisa, mengambil D3 di salah satu sekolah kejuruan di Kota Tulu, Prancis 2 tahun dan di Tulong 2 tahun. Jurusan yang diambil istri, pariwisata dan perhotelan. Dan juga berkesempatan mengambil jurusan relawan sosial.

“Kami sekarang hidup bahagia meskipun hidup di rumah sederhana,” ceritanya lagi.

Di balik cerita ini juga kata Indra, sejak lama dirinya aktif di media social Youtube. Bahkan sekarang aktivitas di rumah dengan istri dijadikan konten. Hasilnya pun sudah ada.”Cukup bisa beli pampers anak,” tuturnya. (bersambung)

Post Views : 159

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *