Dr. Lalu Muhammad Iqbal, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih Pilgub 2024 membawa harapan besar untuk mengantarkan provinsi ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, wisata, dan inovasi.

Sebagai putra daerah dengan pengalaman luas di kancah internasional, ia dihadapkan pada tantangan besar untuk merealisasikan visi NTB mendunia.

Sosok Lalu Muhammad Iqbal adalah representasi dari kearifan lokal yang berhasil mendunia. Sebelum menjadi gubernur, ia dikenal sebagai diplomat andal dan pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Turki. Di sana, ia memperkuat hubungan bilateral di bidang ekonomi, budaya, dan politik.

Pengalamannya ini menjadi modal besar dalam memimpin NTB, provinsi dengan kekayaan alam yang melimpah, tetapi masih menghadapi banyak tantangan pembangunan.

Kepemimpinan Iqbal datang di tengah ekspektasi tinggi masyarakat. Pariwisata yang menjadi sektor unggulan NTB perlu dikelola secara berkelanjutan. Destinasi seperti Mandalika, Gili Trawangan, Gunung Rinjani, dan Pulau Moyo menjadi daya tarik utama.

Namun, menjaga keseimbangan antara promosi wisata, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal menjadi pekerjaan rumah yang tidak sederhana.

Di bidang ekonomi, kesenjangan antara pusat kota dan daerah terpencil masih terasa. Meski sektor pariwisata berkembang, dampaknya belum merata. Pemberdayaan UMKM, pembukaan akses pasar global untuk produk lokal, dan pelatihan keterampilan berbasis kebutuhan pasar menjadi langkah yang perlu ditempuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Sementara itu, pembangunan infrastruktur juga menjadi prioritas utama. Konektivitas antarwilayah dan akses internasional harus diperkuat. Jalan, pelabuhan, dan bandara yang mendukung aktivitas perdagangan dan logistik memegang peranan penting untuk membuka NTB ke dunia luar.

Tantangan lain yang dihadapi adalah pengelolaan sumber daya alam yang bijak. NTB memiliki potensi besar di sektor kelautan dan perikanan, tetapi eksploitasi berlebihan dapat merusak ekosistem. Begitu pula dengan sektor tambang, yang sering menjadi sorotan. Iqbal diharapkan mampu menerapkan prinsip ekonomi hijau yang mendukung keberlanjutan.

Selain itu, meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi kunci agar masyarakat NTB dapat bersaing di tingkat nasional maupun global. Pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan zaman, pelatihan di sektor teknologi, dan pengembangan sekolah kejuruan menjadi jalan untuk mencapainya.

Di era digital, NTB juga memiliki peluang besar untuk mempercepat pembangunan melalui teknologi. Digitalisasi UMKM, promosi wisata berbasis teknologi, dan ekosistem startup lokal dapat menjadi andalan untuk membawa NTB ke panggung internasional.

Langkah strategis yang perlu diambil oleh Gubernur Lalu Muhammad Iqbal adalah membangun kemitraan internasional untuk mendukung sektor prioritas seperti pariwisata, agribisnis, dan energi terbarukan. Branding NTB secara global melalui kampanye digital dan pameran internasional juga harus diintensifkan. Pengalamannya sebagai diplomat dapat dimanfaatkan untuk membuka akses pasar dunia bagi produk unggulan NTB seperti mutiara, kain tenun, dan komoditas kelautan.

Selain itu, pengembangan wisata halal menjadi peluang besar untuk menarik wisatawan Muslim dari berbagai belahan dunia. Dengan fasilitas dan layanan yang ramah bagi mereka, NTB bisa menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia.

Namun, semua rencana ini hanya akan berhasil jika ada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Langkah konkret, kolaborasi, dan inovasi menjadi kunci keberhasilan untuk membawa NTB mendunia.

Optimisme besar mengiringi kepemimpinan Lalu Muhammad Iqbal. Dengan visi global yang ia bawa, NTB tidak hanya akan dikenal sebagai daerah yang berakar pada tradisi, tetapi juga sebagai provinsi yang melangkah mantap menuju masa depan global.

Profil Lalu Muhammad Iqbal

Lalu Muhammad Iqbal, kelahiran Praya, Lombok Tengah, pada 10 Juli 1972, adalah salah satu tokoh Indonesia yang memiliki perjalanan karier cemerlang di dunia diplomasi. Ia pernah menjabat sebagai Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI dan Duta Besar RI untuk Republik Turki.

Latar Belakang Pendidikan

Iqbal menghabiskan masa kecilnya di Lombok Tengah, menyelesaikan pendidikan dasar hingga SMP di tanah kelahirannya. Pada usia remaja, ia merantau ke Pulau Jawa dan menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam, Surakarta, yang diselesaikannya pada 1991.

Setelah lulus dari pondok pesantren, Iqbal melanjutkan pendidikan tinggi di beberapa universitas terkemuka, di antaranya:

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Jurusan Hubungan Internasional)

Universitas Gadjah Mada (Jurusan Sejarah)

Universitas Islam Indonesia (Jurusan Arsitektur)

Jenjang pendidikan pascasarjana ditempuhnya di Universitas Indonesia (S2 Hubungan Internasional) dan dilanjutkan dengan gelar doktor di bidang Ilmu Politik dan Kajian Strategis dari Universitas Bucharest, Romania. Selain itu, ia juga mengikuti program studi non-gelar di Universitas Hiroshima dan Universitas PBB, Tokyo.

Karier Diplomatik dan Jabatan Strategis:

Karier Lalu Muhamad Iqbal di dunia diplomasi mencakup berbagai posisi penting, seperti:

Diplomat di Romania, Austria, dan Turki

Sherpa Indonesia untuk Nuclear Security Summit

Wakil Gubernur Indonesia di Badan Tenaga Atom Dunia

Staf Khusus Menteri Luar Negeri bidang Infrastruktur Diplomasi Ketua Umum Asosiasi Diplomat Indonesia

Selama bertugas, Iqbal dikenal dengan mobilitas tingginya, termasuk tugas singkat ke 72 negara. Salah satu pencapaian besarnya adalah menjadi Duta Besar RI untuk Republik Turki. (abdus syukur/berbagai sumber)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *