LOBAR—Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lombok Barat (Lobar) akan membantu pemulangan Leman, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban pembacokan di Malaysia. Meski status PMI asal Eyat Mayang, Kecamatan Lembar itu non prosedural atau ilegal. Namun menurut Plt Kepala Disnaker Lobar, Baiq Fuji Qadarni, pihaknya melihat dari sisi kemanusian. Terlebih Leman merupakan warga Lobar.
“Kami sudah koordinasi dengan BP3MI. Dan kami sudah kirimkan semua dokumen dari pihak keluarga,” terang Baiq Fuji, Kamis (16/1).
Wanita berjilbab itu mengatakan petugas BP3MI sudah menghubungi keluarga PMI korban pembacokan di Malaysia. Memastikan kronologi hingga mencari tahu kondisi PMI tersebut.
“Ini atas nama hak azasi manusia,” imbuhnya.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat, khususnya yang ingin berangkat ke luar negeri untuk berangkat secara legal.
“Supaya enak dan aman. Jangan berangkat ilegal,” tegaanya.
Sehingga jika terjadi kasus semacam ini, PMI bisa dilacak cepat dan ditangani segera. PMI ini juga bisa dijamin hak-haknya.
Sebelumnya, keluarga korban PMI yang diduga menjadi korban pembacokan sudah meminta bantuan DPRD Lobar. Menurut anak korban Tantowi Johari, korban mengalami luka bacokan senjata tajam jenis sabit pada dada bagian kiri. Nyaris mengenai jantung korban. Belakangan diketahui penganiayaan itu dilakukan sesama PMI asal Lombok. Kabar terjadinya penganiayaan itu baru diketahui keluarga dari bos ayahnya setelah tiga hari kejadian. Kini keluarga korban mengharapkan pemerintah bisa membantu pemulangan pria berusia 41 tahun itu ke Lombok. Selain besarnya biaya pemulangan, keluarga korban harus membayar biaya perawatan rumah sakit mencapai 13 ribu ringgit atau setara Rp 46 juta lebih. (win)