MUHAMAD RIFA'I / RADAR MANDALIKA TAWARKAN : Putri dan Fitri, saat menawarkan barang dagangannya pada sejumlah awak media di Bale Wartawan Lotim, kemarin.

Dapat Izin Orangtua, Semua Ini untuk Bertahan Hidup

Dua bocah ini patut dijadikan contoh. Sebut saja namanya, Putri dan Fitri, mereka sejak kecil sudah ikut membantu ibunya berjualan keliling. Seperti apa?

MUHAMAD RIFA’I – LOTIM

MASYARAKAT di tengah wabah Corona Virus Disease (Covid-19), harus berjuang keras tidak saja dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi juga, memutar otak untuk memenuhi kebutuhan lain, seperti kebutuhan biaya pendidikan anak-anaknya, dan sebagainya. Karena meski pun pemerintah bersama pihak sekolah kerap memberlakukan sistem belajar online dan tatap muka, namun tidak berefek besar terhadap biaya yang harus dikeluarkan masyarakat. Belum lagi untuk kebutuhan kuota anak-anaknya, untuk belajar secara online.
Ketika Covid-19 mengharuskan semua elemen masyarakat melakukan pembatasan terhadap berbagai aktivitas, akan tetapi dari sisi kebutuhan biaya hidup tidak mengalami perubahan berarti. Artinya, masyarakat harus berupaya keras bagaimana menenuhi biaya kebutuhan sehari-hari ditengah kebijakan pembatasan disegala sektor.
Sisi lain akibat dari wabah covid-19 di Lombok Timur (Lotim), sebagai gambaran akan kondisi kehidupan beberapa anak-anak daerah ini, mereka rela mengorbankan waktu bermainnya demi membantu orang tuanya berjualan, untuk menopang ekonomi keluarganya.
Sebut saja Putri usia 11 tahun, dan Fitri 6 tahun asal Lingkungan Bermis Dua Kelurahan Kembang Sari Kecamatan Selong Lotim, keliling membawa kantong plastik berisi kacang asin, keripik ubi pedas dan keripik ubi manis. Putri yang masih duduk dibangku kelas lima Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Selong, dan Fitri yang akan masuk bangku sekolah dasar ini, keliling dari kantor ke kantor menawarkan barang dagangannya.
Kemarin, kakak beradik itu mendatangi Bale Wartawan menawarkan dagangannya. Saat ditanya Radar Mandalika dengan wajah polosnya dan tersipu malu menjawab, ia berdua keliling berjualan membantu ibunya. Untuk ikut berjualan mereka mengaku telah meminta izin pada kedua orang tuanya.
Barang dagangan yang dibawanya keliling, disebutnya selalu habis terjual. Pembeli merasa iba melihatnya yang gigih keliling berjualan membantu ibunya. Ikut ibunya berjualan, bukan meninggalkan kewajibannya bersekolah. Putri mengaku keliling berjualan setelah pulang dari sekolah.
Selain berjualan demi membantu meringankan beban dagangan ibunya, keduanya ikut berjualan dengan harapan bisa mendapatkan uang jajan. Bila dagangannya habis, keduanya mendapat imbalan masing-masing sebesar Rp 10 ribu.
“Barang dagangan ini kami jual bukan dibuat oleh ibu. Tapi, ibu ngambil pada orang lain. Dari sini kami dapat upah pake belanja,” kata Putri dan Fitri, kemarin. (*)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 363

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *