KHOTIM/RADAR MANDALIKA RAMAI: Penumpang pesawat yang baru saja tiba di Bandara Internasional Lombok.

MATARAM – Pemerintah Provinsi NTB menegaskan, tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) tetap standby di Bandara Internasional Lombok (BIL atau BIZAM). Langkah ini dilakukan mencegah masuknya wabah cacar monyet masuk NTB. Diketahui, wabah ini banyak ditemukan di luar Indonesia.

“NTB Masih aman. Sampai saat ini tidak ada kasus cacar monyet. Kita tetap waspada dan perlu melalukan langkah antisipasi,” tegas Kepala Dinas Kesehatan NTB, Lalu Hamzi Fikri, Selasa kemarin.

“Tim kesehatan KKP ada di bandara,” sambungnya.

 

Mantan Direktur RSUP NTB itu menjelaskan, cacar monyet salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar. Penyakit ini sebenarnya telah ditemukan oleh para ilmuwan sejak 1958. Cacar monyet sering ditemukan pada negara Afrika Tengah dan Afrika Barat, tetapi belakangan penyakit ini kembali merebak di beberapa negara di luar Afrika.

 

“Penyakit Monkey Pox (cacar monyet), penyakit menular dan penularan bisa terjadi melalui hewan dan manusia. Penularan tidak hanya terjadi dari primata ke manusia, tetapi juga bisa menular melalui paparan hewan lain,” jelasnya.

 

Dijelaskannya, penyebab cacar monyet terjadi akibat infeksi virus yang merupakan bagian dari orthopoxvirus. Faktor risiko, cacar monyet bisa memicu seseorang mengalami infeksi virus yang menyebabkan cacar monyet, seperti melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Virus dapat menyebar ke manusia melalui luka yang terbuka dari gigitan atau cakaran.

 

“Mengkonsumsi daging yang terinfeksi virus penyebab cacar monyet juga menjadi salah satu faktor pemicu yang menyebabkan penyebaran penyakit ini,” katanya.

 

Berikutnya, melakukan kontak langsung dengan pengidap cacar monyet. Virus ini bisa menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh pengidap penyakit ini, seperti melalui air liur yang masuk ke dalam mata, hidung, hingga mulut.

“Perlu  diingat, penularan dari manusia ke manusia membutuhkan waktu lama dan kontak yang cukup intens. Itu  alasan penyakit ini cukup jarang terjadi antar manusia,” katanya.

 

Hamzi mengatakan, ciri-ciri gejala cacar monyet sama dengan penyakit cacar air. Akan tetapi gejala yang dirasakan lebih ringan dibandingkan dengan penyakit cacar. Gejala akan muncul setelah 5 hingga 21 hari setelah paparan virus. Ada beberapa gejala awal yang perlu diwaspadai sebagai gejala cacar monyet, yaitu demam.

 

“(Deman) ini adalah gejala umum yang muncul di awal penyakit. Sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, kelelahan dan menggigil,” sebutnya.

Selanjutnya, pembengkakan kelenjar getah bening. Hamzi mengatakan biasanya satu hingga tiga hari setelah mengalami gejala awal, pengidap cacar monyet akan mengalami ruam. Biasanya, ruam akan muncul di beberapa bagian tubuh, seperti wajah, tangan, kaki, mulut, area genital, hingga pada area mata. Gejala akan dialami selama dua hingga empat minggu.

 

“Biasanya kondisi ini dapat membaik dan menghilang dengan sendirinya,” sebutnya.

 

 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah, H. Suardi menjelaskan, penyakit cacar monyet ini merupakan virus mirip dengan cacar air. Akan tetapi yang berbeda yakni hanya ada pembekakakn getah bening di areal vital seperti leher, selangkangan dan ketiak.

 

 

“Bahaya sih tidak ya, ini sebenarnya bisa sembuh dengan rentan waktu 2-3 minggu,” bebernya.

 

“Laporan terkini di Dinas Kesehatan Lombok Tengah belum ada kasus hingga saat ini. Kemudian di Dikes Provinsi NTB maupun dari Kementerian Kesehatan juga belum ada surat edaran maupun atensi terhadap cacar monyet ini,” sambung Kadikes.

Adapun langkah antisipatif k pemerintah dengan lebih selektif pemeriksaan melalui jalur masuk orang luar daerah maupun negara lain, baik di pelabuhan kapal penyeberangan dan bandara. (tim/jho)

 

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 359

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *