PRAYA – Di ajang Porprov NTB tahun 2023, cabang olahraga (Cabor) beladiri Tarung Derajat yang berlangsung sejak 19-23 Februari di Gelanggang Pemuda Mataram dianggap kuat diduga adanya ketidakjujuran juri dan pelatih yang main mata dianggap merugikan para atlit. Terutama dari Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).
Pimpinan Cabang Olahraga Tarung Derajat Loteng, Bambang Supratomo mengungkapkan kekecewaan-nya. Dimana, ia menduga adanya permainan dewan juri dalam pengaturan poin scoring setiap ronde pertandingan yang berlangsung.
“Dari evaluasi kami dengan para pelatih, official dan pendamping Atlet, kami simpulkan bahwa ada indikasi permainan para wasit juri dan Inspektur Pertandingan dalam menentukan score para Atlet Lombok Tengah. Pukulan dan tendangan yang jelas-jelas masuk tapi tidak diberikan point inikan pembodohan publik namanya,” kritiknya.
Kendati dalam Porprov ke XI NTB 2023, Pengcab Tarung Derajat Lombok Tengah sendiri sudah melampaui target dengan memperoleh 4 emas, 7 perak, dan 8 perunggu sehingga menempati peringkat ke 2 se-NTB.
“Tarung Derajat Lombok Tengah memang sejak dulu sudah banyak prestasi di Regional maupun Nasional, dan pada Porprov tahun ini tidak muluk-muluk kami targetkan 3 emas, Alhamdulillah yang tercapai 4 Emas, 7 Perak, dan 8 perunggu. Artinya ada pencapaian 130-an persen dari target,” katanya.
Bambang pun mengapresiasi kerja keras dari atlet Tarung Derajat Lombok Tengah. Hal ini juga ia sangat hargai dan bangga terhadap ukiran prestasi itu.
“Adik-adik atlet sudah mempersembahkan penampilan terbaik mereka, namun patut disayangkan ada indikasi mereka (Juri Wasit dan Inspektur Pertandingan, red) main mata, tidak transparan dalam penilaian sehingga hasilnya tidak adil, padahal mereka telah bersumpah di hadapan Guru Badai dan Tuhan yang maha Esa agar jujur dan adil dalam menjalankan tugas,” sesalnya.
Ia berharap agar Pengurus DPD Tarung Derajat NTB dan Guru Badai harus mengevaluasi para Juri wasit dan Inspektur Pertandingan harus benar-benar objektif, jujur dan sportif dalam menjalankan tugas.
“Perlakuan juri wasit dan Inspektur pertandingan yang tidak objektif, dan juga tidak transparan dalam penilaian agar dilakukan evaluasi oleh pengurus PD dan Guru Badai agar kualitas atlet Tarung Derajat NTB semakin baik, lebih-lebih pertandingan Tarung Derajat pada PON 2028 akan diselenggarakan di Lombok,” tandasnya. (tim)