Hj Nurhidayah (IST/RADAR MANDALIKA)

LOBAR – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB tahun ini dinilai kurang menjunjung sportivitas. Ketua Kontingen Lombok Barat Hj Nurhidayah bersama KONI menemukan banyak atlet asal Lombok Barat (Lobar) yang dicomot Kota Mataram. Parahnya lagi para atlet yang dicomot itu seluruhnya berprestasi bahkan menyumbangkan medali emas untuk Kota Mataram.

Selain itu ditemukan atlet dari Jawa Timur yang bermain untuk Kota Bima. Semua informasi itu diperolehnya dari para pengurus cabor. Beberapa atlet Lobar yang diduga dicomot Kota Mataram diantaranya, atlet sepatu roda atas nama Dafa asal Labuapi. Atlet balap sepeda Aldy Khazrul asal Narmada. Serta beberapa atlet Cabor lainnya.

“Kita ingin agar Porprov ini menggunakan atlet asli daerah (kabupaten/kota),” katanya, Kamis (23/2).

Menurut Ketua DPRD Lobar itu, harusnya olahraga mengusung semangat sportivitas. Maka semua aspek mulai dari pemain, hingga pertandingan harus sportif. Jangan sampai justru menang tidak sportif karena menggunakan atlet luar  kabupaten-nya apalagi luar daerah (Jawa).

“Ndak apa kalah terhormat, percuma menang tapi tidak terhormat (tidak sportif),” sindirnya.

Ia sendiri berharap ada regulasi ketat dari KONI untuk mengantisipasi adanya atlet kabupaten/kota dicomot oleh daerah lain. Lebih-lebih alasannya, bonus besar sehingga atlet itu tergiur bermain untuk daerah lain. Lebih lanjut politisi Gerindra itu mengusulkan adanya regulasi penggunaan KTP masing-masing kabupaten/kota asal dari atlet itu. “Ini juga untuk pengembangan olahraga kedepan,” pungkasnya.

Terkait hal ini, ketua kontingen Lobar ini mengaku akan melayangkan protes ke KONI NTB. “Kami layangkan protes melalui surat resmi,” katanya.

Dalam surat protes yang ditujukan ke ketua KONI provinsi itu, ia menyampaikan protes keras terhadap salah satu atlet Kota Bima atas Nama Romeo Alif Pratama. Dimana atlet tersebut adalah salah satu atlet kontingen Kota Malang pada Porprov Jawa Timur tahun 2022.

“Bagaimana mungkin atlet Porprov Jawa Timur tahun 2022 bisa masuk dan menjadi penduduk dan atlet Kota Bima pada Porprov NTB 2023, jelas ini adalah kecurangan yang sengaja dilakukan demi meraih keuntungan pada kontingen Kota Bima,” protesnya.

Pihaknya meminta agar status juara yang diperoleh atlet tersebut agar didiskualifikasi dan dicabut. Sementara itu, ketua cabor sepeda roda Wahyudin, membenarkan jika atlet sepatu roda atas Dafa asal Labuapi dicomot Mataram. “Atlet sepeda roda kita asal Labuapi itu dapat emas,” kata dia.

Padahal ketika pendataan dulu, Dafa tidak bisa ikut Porprov. “Ternyata dia ikut (porprov),” cetusnya. (win)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 392

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *