IST/RADAR MANDALIKA SEMPAT TERLUNTA-LUNTA: Proses bongkar muat KM Egon Tujuan Waingapu NTT di Pelabuhan Barang Pelindo III Lembar, kemarin (5/9).

LOBAR—Setelah sempat terlunta-lunta selama dua bulan di Pelabuhan Lembar, 38 truk asal Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya bisa pulang ke daerah asalnya. Lantaran Kapal Motor (KM) Egon tujuan Waingapu NTT yang sempat mengalami kerusakan sudah bisa beroperasi kembali.
“Sudah mulai beroperasi, dan menurut jadwal sudah mulai mengangkut kendaraan dan barang dari Pelabuhan Nusantara PT Pelindo III Lembar,” ungkap Kapolsek Kawasan Pelabuhan Lembar, Iptu Irvan Surahman, akhir pekan kemarin (5/9).
Dari data yang berhasil dihimpun, KM Egon mengangkut truk sedang sebanyak 30 unit, kendaraan kecil 6 unit, dan sepeda motor 13 unit. “Selasa (7/9), dan Jumat (10/9) kembali ada jadwal, untuk penyeberangan KM Egon di Pelabuhan Lembar,” terangnya.
Untuk memastikan kelancaran dan keamanan proses bongkar muat, TNI-Polri dan Otoritas Pelabuhan Lembar melakukan pengamanan di lokasi. Dengan beroperasinya kembali KM Egon ini diharapkan penyeberangan kembali berjalan normal. “Alhamdullilah dalam proses bongkar muat di Pelabuhan Lembar berjalan lancar,” pungkasnya.
Namun demikian, Kapolsek mengingatkan kepada pengguna jasa Pelabuhan Lembar untuk tidak lupa dalam mematuhi prokes. “Selain untuk mencegah kejahatan konvensional, dalam pengamanan juga diingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan,” katanya.
Mematuhi protokol kesehatan seperti wajib menggunakan masker dan jaga jarak selama dalam pelayaran, di tengah masa pandemic saat ini. “Ketentuan-ketentuan lain masih berlaku, terutama dalam pemeriksaan surat keterangan rapid test dan kartu vaksin, minimal tahap pertama,” tandasnya.
Sebelumnya, karena penundaan jadwal keberangkatan KM Egon di Pelabuhan Lembar, puluhan kendaraan logistic dengan tujuan Waingapu, Sumba, NTT tidak bisa melanjutkan perjalanan. Puluhan kendaraan itu tertahan di Pelabuhan Lembar.
Menyikapi ini, pihak kepolisian dalam hal Polsek Kawasan Pelabuhan Lembar, Polres Lombok Barat melakukan komunikasi secara intens dengan pihak Otoritas Pelabuhan Lembar. Koordinasi tersebut terkait kepastian jadwal keberangkatan kapal yang akan melayani penyeberangan menuju Waingapu, Sumba, NTT.
Menurut Irvan Surahman, akibat tertundanya keberangkatan, sopir truk logistic itu mengalami kesulitan saat bertahan di Pelabuhan Lembar. “Kita berupaya membantu dalam memenuhi sekedar kebutuhan makan dan minum, seperti kegiatan program Jumat berkah hari ini, menyasar sopir truk yang tertunda keberangkatannya,” ungkapnya.
Kepada para sopir truk itu, jajaran Polsek Kawasan Pelabuhan Lembar membagikan makanan, air minum dan masker. Apalagi mereka sudah sekitar dua bulan bertahan di pelabuhan. “Diharapkan dapat membantu rekan-rekan sopir selama menunggu jadwal keberangkatan kapal yang akan mengangkut mereka,” pungkasnya.
Terkait jadwal keberangkatan kapal, dari hasil koordinasi telah menemukan titik terang. Yakni jadwal keberangkatan direncanakan pada tanggal 4, 7, dan 19 September 2021.
“Semoga ini dapat direalisasikan. Dan untuk perkembangan, kami dari pihak kepolisian akan terus berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan maupun dengan pihak kapal,” katanya.
Kapal Egon mengalami penundaan karena sedang melakukan docking, atau perawatan dan perbaikan. Sehingga mengakibatkan 38 truk tujuan Waingapu NTT tertahan di Pelabuhan Lembar.
Salah satu sopir ekspedisi Jawa, Bali, Sumba NTT, Ombu Domu Ninggeding, mengaku, sudah dua bulan bertahan di Pelabuhan Lembar, menunggu jadwal keberangkatan kapal. “Kami sudah dua bulan mengendap di Lembar NTB, karena menyangkut PPKM. Tapi sekarang sekarang PPKM Jawa sudah memperbolehkan logistic Bali-Jawa, namun ada kendala lain,” ungkapnya.
Akibat tidak ada kepastian jadwal KM Egon, sehingga mereka meminta kepada pihak terkait agar diberikan fasilitas lain, sebagai pengganti KM Egon. “Supaya logistic ini berjalan lancar dan komunikasi sudah dilakukan dengan pihak Egon, namun batal datang dan molor sampai dengan saat ini,” keluhnya.
Menurutnya, barang-barang logistic yang diangkut berbagai macam, dari bahan bangunan hingga sembako. Karena permintaan terhadapn kebutuhan pokok di Sumba tergolong tinggi. ”Logistik ini sangat penting, karena ada yang sedang membawa donasi untuk bencana beberapa waktu yang lalu,” imbuhnya.
Jumlah mobil logistik yang masih belum terangkut di Pelabuhan Lembar sebanyak 38 truk, sehingga secara keseluruhan terdapat 76 orang sopir masih bertahan di Pelabuhan Lembar. “Untuk tempat tidur dan istirahat dimana saja, sepanjang bisa dipakai untuk tidur. Awalnya masih ada untuk memenuhi untuk kebutuhan makan minum, ketika uang habis kita selesai,” ucapnya.
Ia berharap kepada pihak terkait, bila memang KM Egon tidak melayani penyeberangan, agar diganti dengan kapal lain. Pengemudi atau sopir truk ini memilih tetap bertahan menunggu jadwal KM Egon sehingga tidak memilih jalur alternative lain menuju ke Sumba NTT.
Eman, salah satu sopir truk logistic lain mengungkapkan walaupun lewat darat, misalnya melalui jalur Sape Bima-Waingapu Sumba, ukuran kapal yang melayani rute penyeberangan cenderung lebih kecil. “Tidak bisa muat untuk kendaraan logistic. Kalau dipaksakan masuk, dipastikan barang muatan hancur,” ungkapnya.
Selain itu, biaya perjalanan Lembar-Sape-Waingapu tentunya bakalan membengkak. Sementara sudah tidak ada uang untuk membiayai perjalanan itu. “Uang sudah habis, sementara pemilik barang menanyakan kapan barangnya tiba. Namun setelah diberikan penjelasan, dimaklumi akan kesulitan dan kendala yang kami alami,” tandasnya.(win)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 228

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *