LOTENG—Pemerintah Desa Pejanggik, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah kembali menggelar ritual tradisi Perang Timbung yang dilakukan di jalan.
Ketua Panitia Perang Timbung, Hambi mengatakan bahwa acara hari puncak ritual Perang Timbung pada Jumat (30/8) berlangsung semarak. Hal ini dapat diketahui dengan antusias dari kalangan masyarakat yang ikut berpartisipasi dengan memeriahkan moment tahunan yang sangat ditunggu-tunggu.
Ia menambahkan kegiatan tersebut sukses dilaksanakan dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan seperti persiapan pembakaran Timbung, musyawarah bersama tokoh masyarakat sehingga dengan persiapan yang sangat matang ahirnya bisa menyelenggarakan adat budaya yang dilakukan pada setiap tahunnya.
“Alhamdulillah kita bersama segenap tokoh masyarakat, pemangku adat yang bisa mensukseskan acara tahunan yang sangat dinantikan masyarakat dengan saling lempar dengan kepalan timbung yang ada,” ucapnya.
Lanjut Hamdi, pihaknya telah melakukan banyak rentetan persiapan dalam proses acara ritual ini. Mulai dari pengambilan air dari lingkok siwak yang berarti sembilan sumur yang akan dilakukan oleh pemangku adat Pejanggik yang juga akan diiringi oleh kesenian khas Suku Sasak yakni Gendang Belek. Sehingga air itu dibawa ke Bale Belek untuk disemayamkan satu malam untuk acara ritual pada hari puncaknya.
Lebih lanjut kata Hamdi, acara hari puncak tepatnya pada hari Jumat tersebut dapat berjalan lancar sesuai yang diharapakan. Hal ini juga dapat dilihat dari banyaknya penonton yang hadir dan melihat secara langsung suasana perang timbung yang sangat ini menarik perhatian penonton.
“Dengan suksesnya acara ritual budaya Perang Timbung setiap tahunnya yang secara turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat desa Pejanggik sehingga berjalan dengan lancar sukses,” ujarnya. (cr-dni)