DOK/RADAR MANDALIKA DIBERIKAN MAKAN: Seorang warga saat memberikan makanan untuk sapi bantuan pemerintah di Kecamatan Pujut.

MATARAM – Virus menular yang menyerang ternak sapi warga mulai mencemaskan akhir-akhir ini di Pulau Lombok khususnya. Dimana penyakit mulut dan kuku (PMK) diduga telah menyerang sapi warga.

“Mudah menular iya. Penyebarannya pun lewat udara,” ungkap Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, Khairul Akbar, kemarin.

PMK secara umum menyerang hewan herbivora berkuku genap. PMK ini jenis penyakit mulut dan kuku. Ada klumori terkelupas, ada lepuk, keluar lendir dari hidung. Demam tinggi, muncul air liur berlebihan, serta ada luka lepuh di rongga mulut atau pada lidah. Hewan ternak yang terserang penyakit ini, akan mengalami demam tinggi sampai 41 derajat, serta pembengkakan kelenjar pertahanan terutama di daerah mandibula atau rahang bawah. Sekitar mulut, moncong, gusi, kuku, ambing atau payudara hewan juga tampak lepuh atau luka.

“Jadi kayak sariawan itu,” katanya.
Menurut kadis, di Lombok sendiri baru ditemukan di Lombok Tengah dan Lombok Timur. Namun Disnakkeswan belum bisa memastikan bahwa beberapa ekor sapi itu diserang virus menular. Tim dari Balai Besar Kemenperin dan pasar didamping Disnakeswan Provinsi dan provinsi sudah mengambil sampel untuk dilakukan uji laboratorium.

“Jadi masih diduga. Belum bisa kita sebut PMK. Sampel sudah dikirm. Masih menuggu uji lab. Dua hari lagi keluar hasilnya,” beber Khairul.

Jenis virus ini pernah terjadi tahun 1990 an. Itu dampak dari pengiriman ternak illegal saat itu. Di Indonesia sudah terkonfirmasi positif baru di Jawa Timur dan Aceh. Dengan kondisi itu tentunya ternak dilarang melintasi daerah Jawa Timur saat ini. Jika dilakukan pengiriman ke Jakarta maka disarankan melewati Semarang Jawa Tengah.

“Makanya ternak ke Jakara ndak boleh lewat ke Jawa Timur,”terangnya.

Khairul mengatakan, pengalaman di daerah lain jenis virus ini masih bisa disembuhkan. Penyebarannya perlu diantisipasi dengan dilakukan pengebalan pemberian vitamin.

Setiap daerah akan dibuat posko Satgas Penanganan Pusat Terpadu dengan melibatkan instansi terkait. Penangan PMK ini jangan sampai melebar ke daerah yang lain.

“Makanya ndak boleh masuk keluar ternak disitu,” katanya.

Untuk itu, peternak diimbau mengatur lalu lintas ternaknya ke daerah yang diduga terkonfirmasi virus. Jika diyakini positif peternak diminta segera melaporkan ke Disnakkeswan setempat.

Disinggung PMK bisa menyerang manusia, Khairul menegaskan PMK tidak menyerang manusia. “Ndak ada menular ke manusia,” pungkasnya.(jho)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 475

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *