SAPI PRESIDEN: Sapi kurban Oresiden RI Joko Widodo yang disumbangkan ke Lombok. (IST/RADAR MANDALIKA)

LOBAR—Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyumbang sapi berbobot 1.040 kilogram bagi masyarakat pulau Lombok untuk hari raya Idul Adha 1444 Hijriah. Sapi ini dibeli dari peternak di Gangga Lombok Utara dengan harga Rp 135 juta. Nantinya sapi kurban ini akan dipotong di Lombok Barat (Lobar).

“Satu ekor itu beratnya 1 ton lebih, itu diserahkan ke Masjid Desa Ombe Rerot Timur, Desa Ombe Baru, Kecamatan Kediri, Lombok Barat,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disanakeswan) NTB Muhammad Riadi, beberapa hari lalu.

Sapi kurban yang dibeli dari peternak bernama Niyatip warga Dusun Karang Kates, Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, berjenis Simental Cross Limosin. Sapi limosin dengan harga fantastis ini berusia 5 tahun 3 bulan, dengan panjang 2 meter dan tingginya 1,6 meter.

Sebelum diberikan ke panitia kurban, sapi milik Presiden ini diberikan perawatan khusus agar tetap sehat. Nantinya daging sapi itu akan dibagikan di Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah ke masyarakat Lombok Barat.

“Sudah ditetapkan timnya, cek kesehatan sudah, pemeriksaan sudah, negosiasi harga juga sudah. Insya Allah itu yang dipilih,” terangnya.

Sapi ini dipilih setelah dilakukan seleksi dari 8 sapi yang direkomendasikan untuk disumbangkan pada hari raya Idul Adha. Sapi-sapi yang direkomendasikan memiliki bobot berkisar 800 kg sampai 1 ton dari peternak di Pulau Lombok. Tapi hanya 1 ekor terpilih untuk disumbangkan kepada masyarakat di Lombok Barat. “Cuma satu ekor dan itu di pulau Lombok saja,” katanya.

Sementara untuk ketersediaan hewan kurban berupa kambing dan sapi di NTB pada hari Raya Idul Adha dipastikan cukup. Saat ini tinggal dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan-hewan yang akan dijual oleh para pedagang atau peternak. “Kita sudah bersurat ke Undikma, dan untuk tim pemantauan hewan kurban sudah kita bentuk. Di samping dari Disnakeswan, timnya juga dari Undikma,” ucapnya.

Nantinya fungsi tim tersebut memantau kesehatan hewan kurban yang akan dipotong dan memastikan hewan kurban sehat. Apalagi kondisinya saat ini untuk kasus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di NTB sudah melandai, tidak seperti tahun sebelumnya yang membuat permintaan daging kurban menurun.

“Kasus PMK sudah landai. Tidak ada lagi infeksi baru. Vaksin sudah kita siapkan, Insya Allah hewan kurban aman. Kalau untuk kuota kurban tidak ada, kita hanya pemantauan hewan kurban saja,” pungkasnya. (win)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 560

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *