LOTIM – Tahun 2017 lalu, Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dari Kementerian ATR Badan Pertanahan Nasional (BPN) masuk di Lombok Timur (Lotim). Namun legislator Senayan, HM Syamsul Luthfi menilai program ini tidak berjalan baik dan maksimal.
“Badan Pertanahan Nasional (BPN) Lombok Timur sebagai perpanjangan tangan BPN Provinsi NTB, tidak bisa menjalankan kewajibannya dengan baik,” tegasnya.
Lanjut Lutfi yang anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok ini, program PTSL itu sangat strategis, sehingga harus lebih diprioritaskan dalam menunjang pembangunan ekonomi di Lotim. Mengingat, salah satu faktor penyebab investasi di daerah tidak berkembang baik lantaran permasalahan lahan, terkait sertifikasi, dan zonasi lahan mengenai tata ruangnya.
Program PTSL ini sambung mantan Wakil Bupati Lotim ini, adalah salah satu solusi terbaik, bagaimana memberikan kepercayaan dan keyakinan penuh pada investor. Sehingga, investor yang berinvestasi di Lotim merasa nyaman, mendapat kepastian hukum status lahan, dan sebagainya. “Jangan PTSL ini berjalan di tempat. Mari kita benahi bersama, karena kebanyakan warisan dari konflik agraria merupakan warisan orde baru. Jadi itu faktor penghambat investasi didaerah kita,” tegasnya lagi.
Menurutnya, refocussing anggaran untuk penanganan Covid-19 lalu tak bisa dijadikan alasan pembenaran. Mengingat program PTSL sendiri merupakan program prioritas, yang sifatnya mendesak untuk menumbuh kembangkan iklim investasi, menjadi lebih baik di daerah.
“Jangan itu sebagai penghambat, tidak ada alasan BPN mengatakan refocussing. Begitu program PTSL dilaunching, ya harus dilaksanakan dengan baik. Karena investor tahunya lahan yang disiapkan pemerintah clear and clean,” pungkasnya. (fa’i/r3)