MATARAM – Kegiatan belajar mengajar (KBM) tahun ajaran baru di Kota Mataram belum bisa dilaksanakan secara tatap muka langsung di sekolah. Pembelajaran tahun ajaran baru 2020/2021 akan berlangsung secara dalam jaringan (Daring) atau online. Mengingat penyebaran vitus corona di Kota Mataram masih dalam status zona merah.
Dalam proses KBM secara daring, tidak sedikit pihak sekolah yang menuai hambatan. Seperti yang dirasakan pihak SDN 42 Mataram selama ini. Salah satunya, SDN 42 Mataram tidak mampu membelikan siswa kuota internet. Sebab, tidak sedikit orang tua siswa yang tidak mempu membeli paket internet sendiri.
“Tidak semua (siswa) punya HP. Kalaupun punya HP, banyak yang ndak Android. Kalaupun HP Android tapi belum tentu bisa beli kuota,” ungkap Kepala Sekolah (Kasek) SDN 42 Mataram, Johani, kemarin (26/7).
Kondisi tersebut bagian dari kendala yang ditemukan SDN 42 Mataram. Johani pun tidak bisa memaksakan kondisi yang ada. Melainkan dia hanya memaklumi kondisi ekonomi orang tua siswa di tengah pandemi selama ini. Lagi pula sebut dia, SDN 42 Mataram termasuk sekolah pinggiran.
Johani mengaku pihak sekolah tidak mampu memfasilitasi kuota internet untuk siswa. Jumlah siswa tahun ajaran baru saja di SDN 42 Mataram ada sekitar 56 orang. Mereka dibagi menjadi dua kelas. Satu ruang kelas di sekolah tersebut rata-rata diisi 22 orang siswa.
“Kalau kuota saya rasa tidak mampu juga. Kalau pun kita berikan kuota, kan HP terkadang orang tua yang bawa. Bukan anak-anak. Kalau kita mau belikan kuota, kan salah juta,” terang dia.
Johani mengatakan, pembelajaran tahun ajaran baru akan dimulai secara daring sejak hari ini (27/7). Sebelum daring, siswa akan mengambil buku pelajaran secara shift atau bergiliran. Dalam arti, tidak semua siswa secara sekaligus dihadirkan mengambil buku di sekolah. Karena di tengah pandemi sekarang.
“Kalau semua sama saja artinya siswa masuk. Supaya jangan bertumpuk (bergerombol),” jelas perempuan berjilbab itu.
Setelah siswa mengambil buku, kemudian pembelajaran daring akan dilaksanakan. Para siswa akan diberikan tugas secara berkala dari masing-masing guru. Kegiatan belajar siswa tetap akan dipantau lewat daring oleh guru bersangkutan.
“Nanti siswa dipantu lewat WA Grop,” ungkap Johani.
Pihak SDN 42 Mataram tidak ingin mempersulit siswanya. Misalnya, nanti siswa bisa menyerahkan tugas yang diberikan dengan datang ke sekolah. Sebab, kawasan rumah siswa di sana rata-rata tidak jauh dari lokasi sekolah. “Ada (tugas) yang diantar langsung ke sekolah. Ada yang diupload lewat WA,” terang Johani.
Guna memastikan pembelajaran daring bisa berlangsung maksimal. Kata Johani, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan para orang tua atau wali murid. Pihak sekolah sudah mengimbau wali murid untuk sama-sama mendukung proses KBM daring di tengah pandemi.
“Kalau pun tidak punya kuota, tidak punya HP, tolong diinformasikan kepada temannya. Ndak usah malu. Karena tidak boleh satu pun anak yang tidak mendapatkan pembelajaran. Termasuk bapak/ibu yang tidak sempat beli kuota. Tolong diinformasikan. Memang itu tugas kita,” terang Johani. (zak)