IST/RADAR MANDALIKA SEPEDA: Dua orang wanita tengah bersepeda dengan menikmati pemandangan persawahan di Desa Wisata Bilebante, beberapa waktu lalu.

Berhasil jadi Juara II Setelah Bersaing dengan 465 desa se-Indonesia

Desa Wisata Bilebante, Kecamatan Pringgarata merupakan salah satu dari deretan desa wisata di Kabupaten Lombok Tengah yang terus naik daun. Hasil dari kerja keras, membuat nama desa ini terangkat dan lahir sebagai juara II kategori alam dalam kompetisi BCA Desa Wisata Award 2021.

JAYADI-LOTENG

NAMA Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata makin terkenal di kancah nasional. Desa yang ada di Utara perbatasan Lombok Tengah dengan Lombok Barat ini berhasil mengharumkan nama NTB bahkan Lombok Tengah belum lama ini. Pasalnya, desa wisata Bilebante meraih juara II kategori alam dalam kompetisi BCA Desa Wisata Award 2021.
Namun dalam memperoleh juara II tentu tidak mudah. Sebab, Desa Bilebante harus bersaing dengan 465 desa se-Indonesia yang mendaftar lomba BCA Desa Wisata Award 2021.
Dengan prestasi yang mereka dapatkan itu, tidak membuat desa wisata ini puas. Meski desa ini terbilang jauh dari perkotaan, masyarakat dan pemdes terus berupaya menunjukkan terobosan untuk mengembangkan wisata desa setempat. Bahkan di tengah pandemi yang sekarang melanda tidak menjadi kendala.
Untuk mendapatkan prestasi desa wisata seperti sekarang ini tidaklah mudah. Banyak rintangan maupun kesulitan yang dilalui oleh Pokdarwis dengan pemerintah desa setempat.
Apalagi kalau melihat Desa Bilebante sebelumnya. Dimana Desa Bilebante hanya mengandalkan galian pasir sebagai sumber pendapatan hidup masyarakat. Selain itu, desa tersebut juga awalnya hanya dikenal sebagai desa penghasil camilan berbahan dasar jagung dan rumput laut bernama tortil.
Namun perlahan, setelah melihat potensi yang besar di wilayah setempat, Pokdarwis dan Pemdes mulai mengembangkan wisata. Sehingga dengan itu, masyarakat beralih mencari pendapatan dari sektor pariwisata setelah mendapat pelatihan dari beberapa pihak, salah satunya adalah Kopwan Putri Rinjani.

Ketua Pokdarwis Desa Bilebante, Pahrul Azim mengatakan untuk menjadi desa wisata terkenal seperti sekarang ini tidaklah mudah. Karena banyak proses yang harus dilalui. Namun dengan kerja keras semua pihak sehingga apa yang menjadi harapan sudah tercapai.
Dia menceritakan, Desa Bilebante mulai berkembang pada tahun tahun 2014 silam. Saat itu desa wisata ini mendapatkan program Pijar yakni sapi, jagung, dan rumput laut. Kemudian dari pelatihan Kopwan Putri Rinjani masyarakat berhasil membuat produk namanya Tortilla.

Namun saat itu, pihaknya masih belum mengenal istilah desa wisata. Hanya saja ketika itu, kata pria 36 tahun ini sudah banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah yang hendak melakukan studi lapangan. Dengan banyaknya pengunjung yang datang ini langsung dijadikan peluang bagi masyarakat sekitar. Masyarakat menyediakan kamar di rumah-rumah mereka untuk tempat penginapan.
Lamban laun Desa Bilebante terus berkembang menjadi desa wisata. Sehingga pada tahun 2019, warga Desa Bilebente mendapat pendidikan kecantikan, kebugaran, dan herbal dari Martha Tilaar. Dimana, masyarakat diajarkan mengelola kebun herbal, hingga cara mengolah dan menyajikannya sebagai minuman kesehatan. Kini ada 135 jenis tanaman obat yang tersedia di desa tersebut.
Selain itu, desa wisata Bilebante ini juga di dukung beberapa aktivitas wisata berupa kelas memasak, main ke Pasar Pancingan, dan menikmati terapi kebugaran.
“Kami juga punya daya tarik lainnya berupa atraksi kesenian Gong Grees dan kolam pemandian yang tidak kalah dengan lainya,” tuturnya.
Dia menegaskan, Desa Bilebante meliputi area sawah seluas 212 hektare dan kebun 87 hektare. Wisatawan dapat berkeliling kampung dengan mengayuh sepeda selama sekitar 45 menit. Selama perjalanan, wisatawan bisa mampir menikmati kuliner khas Lombok di sana.
“Wisatawan yang datang ke sini akan di manjakan dengan segala aneka keindahan alam dan kuliner Lombok,” bebernya.

Ditambahkan Kades Bilebante, Rokyatulwaudin menuturkan pihaknya dari Pemdes hanya mendukung segala program yang dilaksanakan Pokdarwis saja. Baik itu tentang data maupun segala hal untuk pengembangannya. “Yang berusaha mengembangkan wisata ini adalah Pokdarwis. Kami dari desa hanya memberikan dukungan saja. Saya harapkan kami terus bersinergi untuk kedepanya,” harapnya.(*)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 235

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *