KHOTIM/RADARMANDALIKA.ID RAMAI: Sejumlah warga terlihat menyaksikan IATC 2021 di Sirkuit Mandalika dari salah satu bukit, Minggu sore kemarin.

PRAYA – Puluhan petugas marshall di Sirkuit Mandalika dikabarkan telah mengundurkan diri. Ada banyak alasan sehingga mereka memilih berhenti. Mulai dari tidak diberikan makan dan minum, gaji tidak jelas, fasilitas kerja hingga melaksanakan salat tidak diberikan waktu. Sementara itu, balapan Idemitsu Asian Talent Cup (IATC) 2021 yang batal digelar Minggu sore kemarin batal dilaksanakan, bahkan IATC akan dilanjutkan pekan depan.

Petugas marshall IATC di Sirkuit Mandalika yang inisial LW buka-bukaan kepada wartawan Radarmandalika.id Group. LW mengungkapkan kepada pihaknya tidak diberikan makan dan minum, bahkan di hari pertama dia hanya dijemur dari pagi sampai selesai balapan. Demikian juga soal kejelasan gaji atau upah, mereka tidak ada kejelasan termasuk kontrak seperti apa.

“Kami hanya dijanjikan uang makan, bahkan pakaian kami ditarik pihak MGPA selesai tugas, kemudian pakaian kami dicampur dan nanti saat dipakai kembali ya sembarangan, mending ada loker khusus masing-masing atau dapat dibawa pulang kami cuci dan bersihkan,” ungkapnya saat dihubungi.

LW mengaku, petugas marshall ini keseluruhannya orang Lombok termasuk dari petugas marshall dari race (balap, red) 1 dan 2. Namun ia memastikan, dari sisi kesiapan petugas marshall tidak ada masalah, namun banyaknya kendala di lapangan secara fasilitas kerja termasuk upah kerja yang belum jelas. ”Seperti HT dan aerophone yang diberikan kurang, harusnya setiap orang satu namun nyatanya hanya satu yang dipakai secara kolektif dalam satu regu per lokasi yang beranggotakan delapan orang pertimnya,” ungkap dia.

Dia menyebutkan, ada sekitar 250 orang jumlah petugas marshall sebelumnya namun ada sekitar 100 orang telah mengundurkan diri karena merasa tidak nyaman.

“Kemudian soal bendera kuning yang kurang sekitar 3 bendera dan lagi-lagi marshall yang disalahkan, harusnya kan ini ranah panitia yang mempersiapkan,” singgungnya.

Kemudin selanjutnya, petugas marshall satu ini menceritakan dimana kurangnya fasilitas marshall jadi poin penting juga. “Bahkan pernah pak, saya sampai harus meminta air dari turis dan diberikan 2 botol dan di itu divideokan oleh turis itu. Saat izin salat kami para marshall tidak diberikan waktu salat oleh pihak MGPA,” sebutnya.

Atas kejadian ini, dia berharap supaya mekanisme dan system yang ada bisa dibenahi segera, terutama soal marshall. Paling tidak katanya, minimal diberikan makan 3 kali sehari sesuai dengan yang dijanjikan saat interview soal adanya uang makan minum.

Sementara petugas marshall lainnya inisial MP. Dia mengungkapkan, pihakny bersama dengan petugas marshall lainny mengakui memang secara fisik dan mental sudah siap, tapi untuk pelatihan ia merasa terlalu singkat, dimana dari pihak panitia sendiri keteteran.

“Jujur kami tidak mendapatkan pelatihan yang memadai untuk acara IATC, masih banyak hal perlu dilatih untuk pengetahuan marshall. Contoh kasus masalah mendorong motor, itu kami baru diberitahukan aturan batas dorong motor samapai mana ketika ada rider yang crash ketika free practive,” ungkap dia.

“Namun apabila kami diberikan waktu kembali sampai dengan minggu depan maka dapat dipastikan semua sudah siap,” sambungnya.

Adapun untuk konsumsi pada pelatihan memang tidak ada, namun pada saat free practis itu ada dan untuk jadwal salat bukan tidak diizinkan, tapi mengingat jeda free practice 1 kemudian yang 2 jaraknya hanya 20 menit, jadi 20 menit itu bebas. Tapi atasan sempat menyatakan bahwa yang akan salat dipersilakan.

”Tapi tanggung resiko kalau tidak di lokasi ketika waktu istirahat habis,” tegasnya.

 “Kalau maslah gaji, kita dari awal dibilang sukarelawan, jadi nantinya pada saat kegiatan acara selesai  baru kemudian dibicarakan mungkin,” cerita sumber satu ini.

Atas kejadian ini, pihak PT.ITDC bahkan MGPA yang dikonfirmasi Radar Mandalika tidak ada yang respons. Beberapa kali dihubungi tidak diangkat sampai berita ini diturunkan.

Di samping itu, IATC 2021 yang ditunda digelar Minggu (14/11) kemarin. Dipastikan akan digelar pekan depan. Mandalika Grand Prix Association (MGPA) melalui keterangan resminya, menyampaikan bahwa hal tersebut penting karena menyangkut keamanan pembalap.

“Kami meminta maaf bagi para pendukung yang sudah datang untuk menyaksikan para pembalap Asia Talent Cup 2021. Demi keamanan para pembalap, jadwal pertandingan akan diubah menjadi tanggal 19-21 November nanti. Yuk tetap dukung terus pembalap favoritmu,” tulis MGPA dilansir dalam keterangan resminya.

Sementara, Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah menyampaikan bahwa penundaan ini terpaksa dilakukan demi keselamatan para pembalap.

“Ini IATC kita jadikan pengalaman dan memang dari awal kita maknai demikian sehingga pas penyelenggaraan WSBK dan MotoGP lebih baik dan tak salah lagi,” tegasnya di Sirkuit Mandalika, Minggu sore.

Mengenai kesiapan marshal yang menjadi kendala balapan, Bang Zul mengingatkan keselamatan adalah yang utama.  “Ini banyak yang antusias ingin menyaksikan Race ATC, tetapi nggak jadi karena Marshal kita belum dirasakan siap menurut standar safety dari Dorna. Ada yang terlambat menjawab panggilan, ada terlambat angkat bendera dan lain-lain,” sebutnya.

Gubernur juga mengajak warga NTB tetap optimis dan bisa mengambil hikmah dari kejadian ini. “Walau kecewa karena nggak jadi lihat race-nya, perlu juga dilihat sisi positif atau ambil hikmahnya,” terangnya.

“Menjadi Marshal balapan kelihatan sepele dan sederhana tapi kalau salah bisa fatal akibatnya,” sambungnya.(red/tim/rls)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 241

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *