LOMBOK TENGAH – Ruslan Turmuzi, anggota DPRD NTB lima periode ini menegaskan dirinya bakal maju pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Lombok Tengah tahun 2024. Alasannya, karena keprihatinannya yang mendalam atas masih banyaknya persoalan yang harus dituntaskan di Gumi Tatas Tuhu Trasna.
Kemiskinan dan kebutuhan dasar infrastruktur masyarakat menjadi persoalan yang masih pelik di Lombok Tengah sampai saat ini. Kehadiran Poltekpar, IPDN, Sirkuit Mandalika dan pembangunan lainnya masih belum memberikan efek domino bagi masyarakat Lombok Tengah.
Sehingga, satu-satunya jalan untuk bisa mengatasi sekelumit persoalan itu harus menjadi Bupati Lombok Tengah pada Pilkada serentak 2024 mendatang.
“Lombok Tengah ini miskin terus (angka kemiskinan masih tinggi). Walaupun ada Poltekpar, KEK Mandalika, Sirkuit ndak ada pengaruhnya untuk masyarakat Lombok Tengah. Dengan kondisi itu terpaksa saya akan maju jadi Bupati,” tegas Ruslan.
Pria yang memiliki tagline “Lurus Jalan” ini mencotohkan, Tahu Puyung, Kangkung Praya tidak bisa masuk di Poltekpar Lombok maupun di IPDN apalagi telur. Padahal di sana ada asrama bagi mahasiswa-mahasiswi yang mana mereka butuh lauk pauk setiap hari. Sayangnya, produk UMKM masyarakat setempat tidak bisa masuk.
“Masak di Poltekpar, Tahu Puyung ndak masuk. Ada asrama di dalam, tapi barang-barang usaha masyarakat kita ndak bisa masuk,” sentil Ruslan.
Politisi PDIP ini juga mempertanyakan seberapa persen serapan tenaga kerja untuk masyarakat sekitar (Puyung, Leneng dan Renteng) bisa bekerja setidaknya menjadi security.
“Saya tanya sekarang pak Lurah, berapa orang orang Renteng yang bisa bekerja di sana. Apa yang bisa kita kerjasamakan di sana. Belum banyak kok. Berapa orang Praya yang bisa menjadi mahasiswa IPDN, saya tanya,” kata Ruslan kepada Lurah Renteng dan masyarakat setempat saat melakukan reses sebagai anggota DPRD NTB, Jumat (2/6/2023).
Belum lagi di Terminal Praya, seberapa besar lokasi itu menyerap tenaga kerja orang sekitar. Oleh karenanya, Ruslan mengatakan kehadiran pembangunan di Loteng belum bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.
“Saya maunya pembangunan di Lombok Tengah ini ada imbas untuk masyarakat Lombok Tengah,” tegasnya.
Lombok Tengah kaya dengan petani, pedagang pengusaha kecil-kecil, sayangnya pasar yang ada di depan mata mereka belum bisa diakses secara leluasa.
“Petani, pengusaha banyak tapi kangkung tahu ndak bisa masuk ke Poltekpar, IPDN,” katanya.
Menurut Ruslan, persoalan tersebut harusnya bisa lebih jeli dilihat oleh kepala daerah. Seorang kepala daerah itu harus mampu menciptakan multi player efek bagi masyarakat.
“Tugas penting kepala daerah (Bupati Loteng, res) itu. Mestinya bicara multi player efek,” tegasnya lagi.
Berikutnya persoalan masalah infrastruktur. Ruslan menyayangkan kondisi jalan di kelurahan yang masih banyak yang rusak. Kelurahan itu merupakan cerminan kota sehingga kepala daerah harus bisa memastikan bahwa tidak ada jalan kelurahan yang masih tidak layak akses.
“Kondisi Renteng saat ini sama dengan Kelurahan Sasake yang masih banyak jalan lurah yang rusak. Termasuk di Gerantung pun masih jauh kelayakan jalannya,” sindirnya.
Untuk itu, Ruslan menegaskan pada 14 Februari 2024 mendatang, ia akan kembali maju sebagai anggota DPRD NTB melalui Dapil VII Lombok Tengah untuk periode keenam.
“Nah setelah itu pada Pilkada saya akan maju sebagai Bupati,” terangnya.
Keinginannya menjadi Bupati bukan tanpa alasan. Menjadi wakil rakyat yang hampir 24 tahun sebagai bentuk kepercayaan masyarakat Lombok Tengah kepada dirinya.
“Selama saya jadi anggota dewan saya tidak pernah korupsi. Tapi melaporkan orang korupsi sering. Ini yang membuat masyarakat Lombok Tengah masih percaya. Dana aspirasi saya sepeserpun tidak ada masuk ke pribadi saya. Saya semata-mata ingin mengabdi untuk masyarakat,” jelasnya.
Selama menjadi dewan, sudah ada ratusan kilo jalan desa dan jalan lingkungan yang Ruslan programkan. Begitu pun dengan Masjid sudah ada sekitar 800-an Masjid yang ia bantu. Belum lagi sumur bor dan lain-lainnya.
“Artinya saya menjadi dewan Alhamdulillah saya bisa banyak membantu masyarakat,” katanya.
Menjadi politisi, Ruslan sangat menghindari sikap berbohong kepada masyarakat. Itu menjadi prinsip hidup yang ia lakoni selama ini.
“Saya tidak pernah bohongi masyarakat, ndak pernah sombong, ndak pernah bohong ke masyarakat. Mungkin itu yang membuat saya menjadi anggota DPRD sudah lima periode,” katanya.
“Setelah saya terpilih keenam kali besok, saya akan coba menjadi calon Bupati Lombok Tengah. Mohon doa dan dukungan,” sambungnya.
Hajat Ruslan menjadi orang nomor satu di Loteng bukan dalam rangka kampanye, melainkan menjawab pertanyaan masyarakat yang muncul saat melangsungkan reses tersebut.
Diketahui, Ruslan melangsungkan reses di hari tersebut di dua titik, yakni di Kelurahan Renteng dan Sasake, Lombok Tengah. Dalam kegiatan reses tersebut, banyak harapan masyarakat yang muncul mulai dari usulan perbaikan jalan, usulan bantuan pembangunan masjid, pengadaan terop, wireless dan juga pemagaran tembok keliling Tempat Pemakaman Umum (TPU) di lurah setempat.
“Apa yang jadi aspirasi masyarakat, kami segera perjuangkan di APBD Provinsi,” pungkasnya. (jho)
Harusnya pak ruslan berfikir bagaimana mahasiswa jebolan ipdn dan poltekpar bisa membawa kontfibusi nyata untuk pengembangan umkm, bukan menyalahkan poltekpar dan ipdn yang tidak berkontribusi.,, kontfibusi kampus itu kan sangaaaat luas peran sertanya dalam tridharma perguruan tinggi.. tapi ndk apa apa pak Ruslan masih berwacana semoga terwujud dalam kontestan 2024