MATARAM–Menyongsong konstelasi politik 2029 mendatang, Partai Bulan Bintang (PBB) di NTB tidak mau ketinggalan menjadi bagian dari partai pemenang. Dalam kepengurusan DPW yang baru, bermunculan wajah-wajah baru terutama dari kalangan aktivis muda lintas warna. Menariknya, para aktivis yang tergabung itu pernah terjun dalam dunia politik yang berasal dari berbagai partai politik di NTB.

“Beliau-beliau tokoh-tokoh baru. Mereka luar biasa. Di kepengurusan kami didominasi generasi muda. Semangat muda sangat mendominasi,” tegas Ketua DPW PBB NTB, Nadhirah Al Habsyi saat jumpa pers di Mataram.

Nadhirah menegaskan PBB menjadi wadah bagi kaum muda untuk bisa mengekspresikan gagasan baru secara leluasa yang tidak ditemukan dipartai lain. Mereka dipersilahkan bebas mengewajantahkan gerakan politiknya dalam rangka membebasarkan PBB secara bersama-sama.

“PBB seperti kertas putih. Mereka bebas mau menulis apa saja demi kepentingan partai, kepentingan daerah,” tegas Anggota DPRD NTB itu.

Isteri Sekwil GP Ansor NTB itu meyakini keterlibatan kaum muda di PBB akan memberikan energi baru dalam mesin politik partai yang dipimpinnya itu.

Nadhirah juga menyampaikan selain pelibatan kaum muda, komposisi DPW PBB NTB juga diisi para tokoh lintas ormas, para gender dari berbagai daerah di NTB.

“Tokoh-tokoh muda ini akan lebih berkembang membesarkan partai. Kami opimis menang. Kami targetkan PBB menjadi partai pemenang,” tegasnya.

“Di dalam kepengurusan ini juga tidak hanya dari ormas NU saja, tapi juga dari ormas lainnya. Saya pastikan PBB menjadi tempat mereka berkreasi,” sambungnya.

Mantan aktivis PMII NTB itu menegeskan misi besar PBB NTB yaitu mengembalikan kejayaan masa lampau. Kader PBB sebelumnya pernah menjadi gubernur hingga menjadi anggota DPR RI.

“Dengan semangat baru dan komposisi baru ini, kami akan berjuang semaksimal mungkin mengembalikan kejayaan tersebut,” beber Nadhirah.

Disampaikannya, saat ini kursi DPRD Provinsi baru dua. PBB NTB menargetkan bisa mengisi satu fraksi dari delapan Daerah Pemilihan (Dapil) yang ada.

“Target kami di kabupaten kota semua Dapil tersisi. Di Provinsi bisa satu fraksi,” ungkapnya.

Dalam kesemapatan tersebut, Nadhirah menyampaikan selain rapat penyususan komposisi kepengurusan DPW PBB, juga sekaligus persiapan Muscab DPC PBB se NTB yang akan dirampungkan Juni ini. Katanya beberapa DPC sudah siap melakukan Muscab salah satunya DPC PBB Lombok Barat dan dilanjutkan ke DPC PBB lainnya.

“Jadi selain mengenalkan pengurus, lebih penting dari itu bagaimana memastikan kerja partai berjalan menambahkan kursi di 2029,” katanya.

Setelah kepengurusan DPW dan DPC rampung, DPW PBB akan melakukan roudshow kepada sejumlah tokoh penting di NTB, dimana tokoh-tokoh tersebut akan diajak bergabung menjadi Caleg PBB.

“Kami bekerja memastikan tokoh-tokoh yang akan masuk penjaringan pencalegan dini untuk 2029,” paparnya.

Sementara itu, Sekwil DPW PBB NTB, Muhlis Hasim menegaskan rapat konsolidasi bersama Ketua DPC se NTB itu dalam rangka penguatan kelembagaan partai ditingkat DPW hingga ranting. Melalui Muscab yang akan digelar dalam waktu dekat itu adalah bentuk regenerasi kepengurusan PBB di masing-masing daerah.

“PBB ini sesungguhnya partai besar. Dengan adanya kepemimpinan baru dibawah komando buk ketua Nadhirah kami bertekad membawa kembali kejayaan PBB. Untuk itu kami akan merekrut SDM bakal Caleg potensial,” ujar Muhlis.

Mantan politisi PKB itu menegaskan posisi PBB hari ini sangat diuntungkan oleh regulasi. Misalnya penghapusan Parlemen Treshold (PT) ditingkat pusat. Dengan peluang itu tinggal bagaimana DPW bisa memaksimal SDM yang ada.

“Tentu bagaimana meyakinkan para tokoh-tokoh bisa tertarik dengan PBB. Itu jadi konsen kami,” ujar mantan aktivis PMII NTB itu.

Muhlis menyampaikan, potret politik masyarakat hari ini tidak lagi melihat di partai apa. Tapi sosok Caleg yang bergabung menjadi magnet tersendiri dalam kompetisi politik.

“Voter itu tidak loyal pada partai tapi pada Caleg tertentu. Inilah potensi yang akan kami garap,” ujarnya.

Disinggung dengan perebutan basis nahdiyin, tokoh NU Lombok Timur itu menegaskan Pemilu adalah pasar bebas. Setiap partai politik memiliki ruang bebas menarik simpatisan pemilih termasuk di kalangan nahdiyin sendiri.

“Saya dalah bagian dari ormas itu (NU,red). Tapi sekali lagi saya sampaikan setiap Pemilu pasarnya bebas. Artinya pemilih, ormas tertentu tetap akan melihat Caleg tersebut. Caleg menjadi magnet mereka menentukan pilihan,” ungkapnya.

“Tentu karena kami di nahdiyin maka basis itu akan kami kelola dan tidak akan kami lepas. PBB ini berasaskan Islam,” ujarnya.

Terakhir Muhlis menyampaikan PBB dipastikan menjadi partai terbuka untuk semua ormas yang ingin bergabung.

“Mau NU, NW, Muhamadiah atau yang lain kami mengundang untuk bergabung di PBB,” pungkas mantan Tenaga Ahli Fraksi Golkar DPR RI itu.

Pantauan media, komposisi kepengurusan DPW PBB NTB yang diakomodir Nadhirah tidak hanya mantan politisi muda PKB. Tapi juga mantan politisi PPP dan mantan politisi PAN. Akankah PBB berpotensi menggerus suara nahdiyin? (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *