MATARAM – Satuan tugas (Satgas) Pangan Polda NTB sejauh ini tidak menemukan ada penimbunan Minyak Goreng (Migor) oleh oknum distributor ‘naka’ seperti dicurigai anggota DPRD NTB.
Kasatgas Pangan Polda NTB yang juga Direktur Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus Polda NTB melalui Kasubdit 1 Indagsi Bidang Tim Gakkum (Penegakan Hukum), Kompol Gede Harimbawa menjelaskan, Satgas pangan sudah sejak lama terbentuk. Satgas terus memantau kondisi dilapangan setiap hari bahkan setiap satu minggu Sidak dilakukan ke distributor untuk memastikan kondisi dilapangan.
“Satgas sudah turun setiap hari. Bahkan setiap minggu sidak ke distributor. Untuk minyak goreng, kalau dibilang langka nggak. DPRD dibilang langka padahal itu nggak,” ungkap Harimbawa, Jumat, (25/02).
Bahkan pihaknya tegas akan melakukan penegakan hukum jika ditemukan ada pelanggaran menimbun Migor. Jika memang ditemukan ada penimbunan maka akan dilakukan penegakan hukum
“Satgas pangan tegas kalau ada penimbunana maka kita akan lakukan penegakan hukum. Seperti halnya di Jawa langsung di proses. Di NTB selama ini Satgas turun dengan Dinas Perdagangan belum ada penimbunan (ditemukan),” katanya.
Dikatakannya, Migor yang terbatas karena menunggu proses distribusi dari pemerintah pusat keseluruh provinsi termasuk di NTB. Untuk NTB saat ini sudah tiba sekian ton.
Pada Kamis (24/02) sekitar pukul 10.00 wita, melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan terkait dengan stok dan harga minyak goreng di pasaran serta melakukan pengecekan di disributor minyak goreng dimana hasilnya telah datang minyak goreng sebanyak 5 kontainer merek mitra dan Filma dengan kemasan premium dan kemasan sederhana untuk industri, selanjutnnya dalam pekan depan juga akan datang minyak goreng sebanyak 3 kontener dengan merek yang sama sedangkan harga masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp 14 ribu. Rinciannya, CV. Lumayan Putra Jaya sudah memilik 50 ton Minyak Goreng curah dan sudah di distribusikan ke pasaran dan ritel serta CV Lumayan Putra Jaya akan mendatangkan minyak goreng di pertengahan bulan Maret sebanyak 2800 ton.
Pengecekan berikutnya, gudang CV Asia Baru atau CV Sukses Karya Mandiri (SKM) milik Hantono yaitu telah/sedang bongkar menurunkan minyak goreng merek Mitra dan Filma dari kontener sebanyak 1.528 dus.
“Minyak goreng tersebut langsung akan di distribusikan ke retail retail pelanggannya. Dan untuk stok untuk minggu kedepan masih tersedia dan harga jual dari Distributor ke ritel bedanya Rp 500- Rp 1000. Sehingga sampai di ritel atau pasar modern dengan harga sesuai HET Rp 14.000,” terangnya.
Sementara itu, Sekdis Perdagangan (Disdag) NTB, Baiq Nelly Yuniarti mengatakan pihaknya bersama Satgas Polda NTB juga ikut turun meninjau kondisi lapangan. Tidak ada ditemukan apa yang diduga dewan. Saat itu unsur Disdag yang turun yaitu Kepala Bidang PPDN Prihatin Haryono, Kepala Bidang PTN, Haryono dan Analis Perdagangan Muda H. Maskanah
“Kami melaksanakan koordinasi dengan Satgas Pangan Polda NTB sekaligus melaksanakan peninjauan lapangan terkait kondisi minyak goreng untuk pemenuhan pasar ritail modern dan pasar tradisional pada Kamis (24/02) itu,” terang Nelly dikonfirmasi terpisah.
Migor yang tiba itu langsung diedarkan ke kabupaten/kota se-pulau lombok, serta dalam waktu satu minggu ke depan akan tiba minyak goreng merek filma sebanyak 3 kontainer untuk indomaret dan alfamart.
“Peninjauan bersam Satgas Pangan Polda NTB dilakukan di gudang CV. Sukses Karya Mandiri, Tim diterima oleh bapak Antono penanggung jawab CV. SKM. Telah datang minyak goreng merek Mitra sebanyak 3 kontainer, dimana satu kontainer terdiri dari 1.520 dus minyak goreng yang berisi 12 liter per dus. Serta minyak goreng merek Filma sebanyak 2 kontainer.
“Minyak goreng untuk kebutuhan industri langsung diedarkan,” ungkapnya. (jho)