MUHAMAD RIFA'I / RADAR MANDALIKA Maswan Jayadi

LOTIM – Perusahaan Daerah (PD) Agro Selaparang Lombok Timur (Lotim), dalam kurun waktu tiga atau empat bulan mendatang, diproyeksi bisa terancam kolaps atau bangkrut. Melihat posisi keuangan yang dimiliki. Hal itu ditegaskan Maswan Jayadi, Kasubag Pengendalian dan Distribusi Perekonomian Bagian Ekonomi Setda Lotim, di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lotim, kemarin.

Kalau dilihat dari kinerja keuangan, posisinya dari keuntungan yang didapat Agro Selaparang, belum mampu menopang biaya operasional. Karena selama ini, setiap tambahan modal yang didapat Agro Selaparang dari Pemda Lotim, habis digunakan membayar utang pajak, utang pada pihak ketiga dan sebagainya. Artinya kalau terus menerus mengalami kerugian, otomatis keuntungan dan modal akan terus termakan.

“Kalau tidak segera melakukan efesiensi dan menagih piutang sebesar Rp 7 miliar lebih itu, biaya operasional tidak akan tertangani,” tegasnya.

Kembali Jayadi menegaskan, Bagian Ekonomi Setda sebagai pembina Agro Selaparang, telah meminta dilakukan pemilahan piutang. Mana piutang yang lancar, mana yang macet dan mana yang sama sekali tak bisa ditagih. Bila dilakukan pemilahan dan bisa ditagih, akan memperkuat keuangan perusahaan.

“Selama tidak melakukan efesiensi, akan tetap memakan keuntungan,” tegasnya.

“Konsen kami tiga pada Agro Selaparang, yakni efesiensi, penagihan piutang dan koor bisnis,” imbuhnya.

Disebutkan, Agro Selaparang mengelola dana besar. Berapa pun modal Agro, itu akan menjadi aset secara utuh. Terkait dengan kewajiban dan sebagainya, tetap menjadi tanggungjawab perusahaan secara utuh. Mestinya, modal yang diberikan Pemda menjadi energi untuk memberikan keuntungan sebesar-besarnya pada daerah.

Tapi kenyataannya, kewajiban warisan masih banyak yang harus diselesaikan seperti penyelesaian utang pajak, utang pada pihak ketiga dan sebagainya. Dan menjadi kewajiban direktur baru menyelesaikan utang dan piutang yang ditinggalkan direktur sebelumnya.

“Sampai November ini, Agro Selaparang masih rugi. Pendapatannya Rp 1,1 miliar, tapi pengeluarannya Rp 1,9 miliar. Tentu pendapatan dan pengeluaran masih jomplang. Kalau tidak didukung dengan upaya efesiensi, penagihan piutang dan memilih koor bisnis yang menguntungkan, Agro akan akan terus merugi,” ungkapnya.

Untuk penyelesaian beban utang atau kewajiban Agro, Bagian Ekonomi Setda menargetkan seluruh utang Agro Selaparang, selesai di bulan Juni atau Juli 2023 mendatang. “Kalau sampai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) nanti tidak selesai-selesai, maka akan menjadi beban berikutnya,” tandasnya.

Hal senada dikatakan Muhamad Ali, Direktur Umum (Dirum) Agro Selaparang. Kaitan dengan piutang, direksinya telah melakukan upaya penagihan pada para pihak yang berhutang. Akan tetapi, rata-rata mereka mengaku sudah membayar, sedangkan dalam pembukuan keuangan tidak ditemukan bukti sudah membayar utang.

“Kami akan berusaha maksimal, menyelesaikan kewajiban perusahaan. Selain itu, memaksimalkan usaha yang ada,” pungkasnya singkat. (fa’i/r3)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 544

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *