PRAYA – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Ardhia Rinjani, Praya, Lombok Tengah (Loteng) terus berupaya menyalurkan air bersih bagi warga yang mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun ini akibat dampak El Nino. Seperti pendistribusian air bersih di Kelurahan Leneng Kecamatan Praya dan Desa Kidang Kecamatan Praya Timur, Selasa (5/9).
Kepala Lingkungan Wakan Kelurahan Leneng, Selamat Riadi mengatakan, di lingkungannya terdapat sekitar 47 KK yang terdampak alias mulai kesulitan air bersih. Dimana biasanya warga memanfaatkan air sumur bor, dan air bersih milik PDAM dengan sistem gilir.
“Sudah dua pekan ini masyarakat kekurangan air. Adapun malmnya menanti air di keran PDAM masing-masing pada tengah malam hingga paginya,” ungkapnya.
Dia mengutarakan, di lingkungannya layanan air bersih milik PDAM saat ini tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal. Walaupun dengan menginisiasi mengambil air bersih di sumur bor terdekat, juga tidak mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
Bahkan disebutkan, yayasan di depan kampungnya saja memiliki sekitar tujuh sumur bor namun volume airnya masih saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Menurutnya, pendistribusian bantuan air bersih dari PDAM tersebut merupakan solusi jangka pendek. Karena itu, pihaknya berharap jaringan layanan air bersih PDAM segera kembali normal seperti dulu.
Terpisah, Kepala Desa Kidang, Tarnadi mengungkapkan, pihaknya sangat bersyukur atas bantuan air bersih dari PDAM bagi warganya yang terdamlak. Sebab setiap tahun masyarakat di tiga dusun di desanya selalu kekurangan air bersih, sehingga sangat membutuhkan perhatian pemerintah.
Meskipun bantuan air bersih tersebut tidak seberapa jika dihitung dengan kebutuhan setiap hari. Tapi paling tidak bisa membantu untuk meringankan beban warga masyarakat terutama di Dusun Batu Berungguk, Belonsong dan Dusun Peras.
“Ya minimal membantu untuk beberapa hari,” ucapnya.
Masyarakat di tiga dusun tersebut bisa dikatakan memang langganan krisis air bersih setiap tahun. Sebab, pada musim kemarau air sumur milik warga mulai mengering. Disamping itu sebagian besar airnya berasa asin karena memang berada pada dataran rendah dari permukaan laut. Beberapa kali warga mencoba membuat sumur bor namun tetap saja airnya asin. Disamping itu juga, sejauh ini tiga dusun ini belum tersentuh jaringan layanan air bersih milik PDAM.
“Terima kasih PDAM Loteng, BPBD yang selama ini selalu mendroping air bersih ke desa kami setiap tahun,” ucapnya.
Sementara itu Pelaksan Tugas (PLT) Direktur Utama PDAM Loteng, Bambang Supraptomo mengatakan, ia dihubungi pihak kaling dan Pemdes Kidang melaporkan jika warga mulai kesulitan air bersih. Dimana awalnya mereka memang memanfaatkan sumur bor, sumur manual, dan sungai mengalami kekeringan. Sehingga hal itu berdampak terhadap kebutuhan air bersih masyarakat.
“Itulah kita hadir hari ini untuk memberikan sedikit support dukungan untuk kebutuhan air bersihnya lewat mobil tangki. Nah terkait dengan kebutuhan ini nanti kita akan kalkulasi kemungkinan ini akan rutin dalam waktu satu bulan ini Insya Allah kita akan dropkan tiap minggu sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” katanya.
Bambang mengakui keterbatasan operasional hingga keterbatasan armada dalam mendroping bantuan bantuan air bersih. Mengingat warga yang membutuhkan bantuan air bersih tidak hanya di satu wilayah, tapi hampir di seluruh wilayah kecamatan terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
“Hari ini di Kecamatan Jonggat dan Pringgarata menjadi atensi kekeringan termasuk wilayah Praya Timur dan Pujut. Secara rutin bergilir akan kita bantu karena memang juga selain bantuan dari PDAM ada juga bantuan dari BPBD. Kita berbagi,” jelasnya.
Terlebih dengan keterbatasan sumber air pada musim kemarau ini. Dimana debit sumber mata air PDAM dari kapasitas 125-150 liter per detik berkurang menjadi di bawah 100 liter per detik. (tim)