FOTO KHOTIM/RADAR MANDALIKA PANEN: Seorang wanita petani tembakau sedang menumpuk daun tembakau, beberapa waktu lalu.

MATARAM – Penduduk miskin di NTB semakin bertambah. Data Badan Pusat Statistik NTB yang dirilis kemarin di Mataram jumlah penduduk miskin pada September 2020 tercatat sebesar 746,04 ribu orang (14,23 persen). Pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin di NTB  sebesar 713,89 ribu orang (13,97 persen) alias ada peningkatan orang miskin sebanyak 32,15 orang atau 0,26 persen.

“Terlihat adanya kenaikan persentase penduduk miskin (P0) selama periode Maret 2020 – September 2020 yaitu sebesar 0,26 persen poin,” ungkap Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Provinsi NTB, Arrief Chandra Setiawan dalam jumpa pers, kemarin.

Dijelaskannnya, pada September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat sebesar 389,60 ribu orang atau 15,05 persen, sedangkan penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 356,44 ribu orang atau 13,42 persen. Menurut BPS, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Ini terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan. Pada September 2020, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 74,78 persen untuk perkotaan dan 74,72 persen untuk perdesaan.

Pada periode Maret 2020 – September 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Nusa Tenggara Barat mengalami kenaikan dari 2,577 pada Maret 2020 menjadi 2,740 pada September 2020. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di NTB  cenderung menjauh dari garis kemiskinan.

“Kemudian Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami peningkatan dari 0,611 pada Maret 2020 menjadi 0,730 pada September 2020. Ini berarti kesenjangan diantara penduduk miskin semakin melebar,”

Kata Arrief.

Selanjutnya, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) baik di perkotaan maupun perdesaan mengalami peningkatan. Untuk perkotaan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) meningkat dari 2,544 pada Maret 2020 menjadi 2,847 pada September 2020. Untuk perdesaan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) meningkat dari 2,609 pada Maret 2020 menjadi 2,636 pada September 2020. Selanjutnya, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan maupun perdesaan mengalami kenaikan. Untuk perkotaan, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) meningkat dari 0,537 pada Maret 2020 menjadi 0,714 pada September 2020. Untuk perdesaan, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) meningkat dari 0,681 pada Maret 2020 menjadi 0,745 pada September 2020.

Berikutnya, pada September 2020, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk NTB yang diukur oleh Gini Ratio tercatat sebesar 0,386. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,010 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2020 yang sebesar 0,376. Sementara itu jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2019 yang sebesar 0,374, Gini Ratio September 2020 naik sebesar 0,012 poin.

Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2020 tercatat sebesar 0,405 mengalami kenaikan 0,002 poin dibanding dengan Gini Ratio Maret 2020 dan naik sebesar 0,004 poin dibanding Gini Ratio September 2019 yang sebesar 0,401. Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2020 tercatat sebesar 0,336, turun 0,001 poin dibanding Gini Ratio Maret 2020 yang sebesar 0,337, namun meningkat 0,003 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2019 yang sebesar 0,333.

Pada September 2020, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 17,43 persen. Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 16,11 persen yang artinya berada pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 19,97 persen, yang berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.

Sementara, Kepala Dinas Kominfotik NTB, I Gede Putu Ariyadi membenarkan ada kenaikannya namun sangat kecil lebih baik dibandingkan nasional dan provinsi lainnya. Persentase kemiskinan nasional naik sebesar 0,41persen.

“Kemiskinan NTB naik 0,26 persen, Indonesia naik 0,41 persen . NTB ke 9 terendah kenaikan persentase kemiskinannya,” ungkap Ariayadi singkat terpisah. (jho)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 266

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *