MATARAM – Mutasi Perdana dibawah kepemimpinan Gubernur Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal – Indah Dhamayanti Putri (Iqbal – Dinda) di Mataram, Rabu (30/4) berlangsung tertutup. Sebanyak 72 pejabat digeser jabatan dan komposisinya. Sejumlah pejabat naik eselon (untung) ada juga eselon turun jabatan termasuk jabatan semula dinilai strategis justru digeser ke OPD yang non strategis (buntung).

Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal memastikan penempatan posisi jabatan pejabat sudah obyektif.

“Saya sudah berushaa seobyektif mungkin. Yang penting sesuai prosedur dan tetap obyektif,” tegas LMI sapaan gubernur NTB itu.

Dari sekian pejabat yang dirotasi, dua pejabat cukup mengagetkan publik. Misalnya Kepala Biro Umum Setda NTB, Hendra Saputra menduduki posisi manis sebagai Sekwan DPRD NTB. Semula eselon IIB naik menjadi eselon IIA. Berikutnya Asisten II Setda NTB, Fathul Gani dirotasi posisinya sebagai Kasatpol PP.

“Fathul Gani sebelumnya pernah disana (Satpol PP). Beliau berkompenten disitu. Saya melihat trek recordnya,” katanya.

Berikutnya Roni Yuhaeri Fungsional sebelumnya sebagai Kepala Biro Pengadaan dan Jasa namun beralih posisi ke fungsional. Diketahui Roni tidak mengikuti Job Fit. Jauh-jauh hari sudah mengajukan diri ke fungsional.

“Nggak ada satupun di nonjobkan. Dari dulu memang dia ingin fungsional,” ujar LMI.

Selanjutnya I Gde Putu Ariadi sebelumnya sebagai Kadisnakertrans NTB digeser ke Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB. Dalam hal ini LMI membutuhkan sosok pejabat yang kaya inovatif. Dimata LMI, Aryadi dinilai tepat membawa BRIDA menghasilkan program kegiatan yang inovasi kedepannya.

LMI menegaskan komposisi pejabat tersebut sudah tepat. Ia tidak melihat eselon IIA ke IIB dianggap sebagai turun jabatan. Mereka ditempatkan pada area-area prioritas guna mempercepat laju visi misi Iqbal Dinda.

“Semua ditempatkan di area-area prioritas. Eselon IIA, IIB tidak terlalu penting. Tujuannya bisa lebih cepat berlari,” tegasnya.

Sebagai manusia biasa, LMI mengakui keputusannya tidak bisa dianggap sempurna apalagi disebut sangat ideal.
Namun demikian pejabat yang selesai dilantik bisa fokus bekerja. Dikatakannya, pelantikan tersebut fase pertama dari rangkaian proses meritokrasi yang digaungkan Iqbal – Dinda.

“Saya sampaikan pesen fokus untuk bekerja. Ini fase pertama dari rangkaian proses meritokrasi,” katanya.

Sementara itu, bagi jabatan eselon IIA yang masih lowong, Pemprov akan segera membuka Pansel. Hal yang sama di eselon III yang belum terisi, akan dilakukan beuty kontes dalam waktu dekat.

“Kita akan panselkan (lowong). Sengaja kita lowongkan. Minggu depan dimulai termasuk eselon III akan ikuti beuti kontes,” terangnya.

Para pejabat yang dimutasi sebelumnya telah mengikuti uji kesesuaian (job fit) di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB.
Hasil dari proses tersebut menjadi pertimbangan utama bagi Gubernur dalam menempatkan para pejabat sesuai dengan kompetensi dan latar belakang masing-masing. Berikut daftar nama-nama pejabat yang dirotasi. Yusron Hadi – Kepala Dinas Kominfo. Hamdi – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Nursalim – Kepala BPKAD, Baiq Nelly Yuniarti – Kepala BPSDM. Tribudi Prayitno– Kepala BKD
Eva Dwiyani – Asisten Administrasi Umum (Asisten III). Lalu Abdul Wahid – Staf Ahli Bidang Pemerintahan. Subhan Hasan – Staf Ahli Bidang Ekonomi. Ahsanul Halik – Staf Ahli Bidang Sosial dan Masyarakat
Wirawan Ahmad – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga.

Selanjutnya, Izudin – Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Karo AP), Ashari – Kepala Dinas Perpustakaan, Ahmad Nur Aulia – Kepala Dinas Pariwisata, Jamaludin Malady– Kepala Dinas Perdagangan. Abdul Azis – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Aidy Fruqon – Kepala Dinas Ketahanan Pangan. Sadimin – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Najamudin Amy – Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Nunung Triningsih – Kepala Dinas Sosial. Surya Bahari – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Hendra Sahputra– Sekretaris DPRD (Sekwan). Muh Riadi – Kepala Biro Umum. Fathul Gani – Kasatpol PP. L Moh Faozal – Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asisten II), I Gde Putu Aryadi – Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA).

“Kemarin kita masih tertatih-tatih. Dengan rotasi ini tidak ada apalan lagi untuk kita tertatih-tatih,” pungkasnya. (jho)

100% LikesVS
0% Dislikes
Post Views : 244

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *