LOTIM – Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD- API) yang diinisiasi oleh Konsepsi bekerjasama dengan Oxfam merupakan alternatif untuk melihat dan memetakan potensi bencana dan tanggap darurat. Sehingga dapat mengurangi dampak yang merugikan bagi masyarakat.
Kepala Bidang Pengembangan SDA dan teknologi tepat guna DPMD Lombok Timur, Assairul Kbair menjelaskan, RAD API ini bertujuan untuk merumuskan rencana aksi daerah terkait dengan adaptasi perubahan iklim. Mengingat perubahan iklim berdampak pada berbagai sektor maka dibutuhkan keterlibatan semua elemen dan OPD teknis terkait untuk merencanakan tidakan yang solutif.
“Nanti akan melibatkan anggota Pokja API, Konsepsi, Bappeda, DPMD, dan OPD teknis terkait,” terangnya, Senin (14/12).
Sementara, adaptasi perubahan iklim ini membahas berbagai hal yang terjadi sebagai dampak dari perubahan iklim seperti bencana banjir, kekeringan, intensitas hujan dan pola tanam, perekonomian dan ketahanan pangan, juga permasalahan lain yang erat kaitannya dengan kondisi iklim.
sementara, tim penyusun RAD API rencananya akan terbentuk pada Desember ini, dengan jumlah anggota sekitar 6- 8 orang, menyesuaikan dengan pagu anggaran yang tersedia.
“Hasil RAD API bulan Januari 2021 sudah bisa kita lihat,” jelasnya.
Selain focus pada solusi perubaha iklim, pihaknya juga berharap program ini dapat menjadi solusi untuk mensinergikan kegiatan OPD yang berkaitan dengan adaptasi perubahan iklim. Katanya, tim tersebut nantinya akan memberikan proyeksi secara bertahap jangka pendek dan jangka panjang, juga skala prioritas pembangunan.
“Ada proyeksi 5 tahun, 10 tahun kedepan seperti apa. Ada aturan dari Menteri Lingkungan Hidup yang kita gunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RAD API,” tegasnya.
Ditambahkan, Kepala sub Bagian Perencanaan dan Pengawasan Ekonomi Setda Lotim, Maswan Jayadi menekankan perlunya skala prioritas dalam RAD API tersebut.
“Kita perlu menyusun skala prioritas untuk menindak lanjuti proyeksi yang sangat berdampak,” katanya.(ndi)