Heru Saptaji

MATARAM – Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB, Heru Saptaji menegaskan, pembangunan Sirkuit MotoGP di KEK Mandalika akan menjadi salah satu sumber pergerakan ekonomi yang sangat besar bagi daerah NTB. Saat ini, progres pembangunan sirkuit itu masih on track dengan target penyelesaian di triwulan II-2021.

Heru mengatakan, pembangunan sirkuit tentu akan berdampak langsung pada pertumbuhan investasi dan sector konstruksi, menyerap tenaga kerja secara signifikan (menjadi source of income bagi sebagian masyarakat), pada akhirnya akan mendorong konsumsi.

“Setelah sirkuit selesai, apabila MotoGP terlaksana akan menjadi salah satu main attraction pariwisata NTB,” yakin Heru di pertemuan dan pelatihan wartawan ekonomi NTB bersama BI di Lobar, Jumat pekan lalu.

Main attraction pariwisata yang dimaksud yaitu, okupansi hotel akan meningkat lalu transportasi meningkat, konsumsi perdagangan meningkat termasuk juga jasa-jasa seperti tour travel berkembang.

Sementara soal serapan anggaran daerah sendiri, Heru secara umum untuk belanja APBD diperkirakan akan tercapai optimal pada akhir tahun 2020. Diakuinya ada beberapa proyek yang mengalami penyesuaian/refocusing, maupun penundaan tender. Hal ini tentu berdampak ke kinerja konstruksi/fisik di lapangan. Namun diperkirakan, meski terdapat tekanan, trendnya akan semakin membaik.

“(Potret) perekonomian NTB mengharapkan satu optimisme yang baik,” katanya.

Sementara itu, terkait dengan pengaruh ekonomi yang ditopang oleh sektor pariwisata, diakui BI belum memiliki data detail. BI perlu mengamati dan mendalami lebih jauh bagaimana dimensi sektor pariwisata ini terhadap pertumbuhan ekonomi NTB termasuk korelasinya yang bisa diikuti.

“Tapi dalam waktu dekat kita akan bekerjasama dengen BPS dan kita akan punyai data itu,” janjinya.

Heru mengatakan, saat ini kondisi pariwisata belum dilihat begitu berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi terutama pasca Covid-19 yang melanda NTB dan dunia itu. Tetapi arahnya bisa dilihat misalanya mobilitas indeksnya yang menuju destinasi wisata tempat tempat rekreasi meningkat, sehingga tentu ada aliran keuangan yang mengalir ke daerah tersebut.

“Kalau detailnya berapa persen sumbangan kami memang belum menemukan data,” jawab dia.

Heru menjelaskan, sektor pariwisata itu akan tumbuh seiring dengan bagaimana Covid-19 ini tertangani. Sektor ini berdampingan erat dengan kondisi yang dihadapi daerah. Ketika Covid-19 akan tertangani dan sudah terselesaikan dengan baik ditemukan vaksin obat dan sebagainya, maka diyakininya sektor pariwisata ini akan mustingnya luar biasa. Dia akan tumbuh dengan sangat cepat.

“PR-nya bagaimana permasalahan Covid-19 ini bisa segera dan selesai walaupun arahnya tidak juga terpuruk terlalu dalam tetapi semuanya bergerak dengan baik,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, BI merilis perkembangan Ekonomi NTB pada triwulan II 2020 terkontraksi dengan laju pertumbuhan -1,41% (yoy). Pada sisi permintaan, penurunan terjadi di semua lini akibat pandemi Covid -19 kecuali kinerja ekspor yang masih bertumbuh didorong oleh ekspor tembaga. Impor juga mengalami peningkatan dengan adanya impor mesin untuk konstruksi dan pertambangan, serta bahan baku gula oleh industri gula di Provinsi NTB. Sementara pada sisi penawaran, penurunan terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor perdagangan, transportasi, dan akmamin akibat pembatasan mobilisasi masyarakat di masa pandemi.

Untuk perkembangan sektor pariwisata NTB sendiri, dimana sektor Pariwisata merupakan sektor yang paling terpengaruh oleh Covid-19 tercermin dari LU Transportasi dan Akmamin yang menurun pada triwulan I dan II 2020. Namun demikian, pada triwulan III-2020, indikator penumpang pesawat, TPK hotel berbintang, transportasi online, serta mobilitas masyarakat (retail & recreation) menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya, meski masih belum sepenuhnya pulih ke level pra Covid-19. Selain pariwisata, sektor perdagangan juga menjadi salah satu sektor yang terdampak COVID-19 seiring penerapan physical distancing dan anjuran stay at home. Namun, dengan adanya new normal di akhir triwulan II 2020, aktivitas ekonomi kembali meningkat dan diperkirakan mendukung peningkatan aktivitas ekonomi di triwulan III 2020, tercermin dari hasil survei Bank Indonesia (SK dan SPE) dan mobility index.

Sementara sektor konstruksi diperkirakan akan membaik pada Triwulan III 2020, tercermin dari indikator penjualan semen dan SBT SKDU yang meningkat serta penyelesaian pembangunan fasilitas pendukung event MotoGP Mandalika yang kini sudah masuk kalender resmi MotoGP. Meski demikian, pertumbuhan sektor konstruksi yang lebih tinggi tertahan oleh proyek bypass BIL –Mandalika yang mengalami kendala pada proses tender serta negosiasi penundaan pembangunan smelter PT. AMNT. (jho)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 309

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *