MATARAM – Anggota DPRD NTB, Mori Hanafi akhirnya angkat bicara. Dia menegaskan dirinya memutuskan untuk tidak mendaftar sebagai Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Gerindra. Bukan saja di Gerindra melainkan saat ini belum ada keputusan mau nyaleg dari partai manapun.
“Saya memutuskan untuk tidak mendaftar sebagai Caleg,” tegas Mori kepada media, Selasa kemarin.
Anggota DPRD NTB Dapil VI (Bima, Kota Bima dan Dompu) itu meminta pihak tertentu agar tidak salah menafsirkan bahwa sikapnya tersebut sebagai sebuah sikap hengkang dirinya dari Partai Gerindra.
“Itu jelas pemikiran yang sangat sempit,” tegasnya.
Mori pun menanggapi beredarnya sejumlah pamplet yang mensosialisasikan dirinya sebagai Caleg DPR RI. Menurut Mori hal itu sebagai sebuah hak konstitusi yang dimiliki dirinya.
“Di dalam pamplet itu tidak mencantumkan nama partai, tidak ada warna partai tertentu yang dominan. Itukan umum-umu aja,” ujarnya.
Mantan Wakil Ketua DPRD NTB itu mengatakan jika pamplet yang beredar itu dipersoalkan, pihaknya mengaku bisa saja dirinya mensosialisasikan diri sebagai Bakal Calon Gubernur dari Partai Gerindra.
“Bisa sajakan, karena saya melihat Calon Gubernur yang diusung Partai Gerindra ini sangat lemah. Jadi itukan hak saya dong,” kata Mori.
Dewan dua periode ini menegaskan, salah satu alasan terbesar dirinya tidak mendaftar sebagai Caleg di Gerindra karena sikap partai Gerindra yang sangat sulit menempatkan dirinya di Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Sejak posisinya di Wakil DPRD NTB tergantikan hingga saat ini Mori belum ditempatkan di AKD.
“Padahal inikan masalah sederhana. Apasih masalahnya sampai AKD ini harus diputusin oleh DPP. Dan diseluruh Indonesia ini, baru kali ini terjadi,” singgungnya.
Begitu pun alasannya tidak menyetor kontribusi ke partai, Mori mengaku karena didasari oleh tidak juga ditempatkan dirinya di AKD. Itu pun sengaja dia lakukan agar dirinya dipanggil DPP.
“Biar DPP juga tahu bahwa ada yang tercederai oleh fraksi dan partai. Ini bukan karena soal uang, tapi karena terdorong oleh karena saya ingin tahu alasan partai tidak menempatkan saya di AKD ini apa. Apakah saya melakukan pelanggaran yang hebat atau apakah saya telah melakukan perbuatan yang mencoreng nama partai?. Itu aja sih alasannya,” jelasnya.
Mori membantah jika selama ini baik partai maupun fraksinya mengundangnya untuk membicarakan soal tersebut.
“Malah saya taunya dari berita teman-teman di media aja. Padahal saya juga ini masih kader partai. Kok sama yang lain ditanya, sama saya ngak pernah ditanya,” tegas dia.
Mori kembali menegaskan agar dalam masalah ini tidak boleh ada sikap yang mendikte atau memaksakan kesimpulan berpikir secara dini seperti pemikiran tidak mendaftar sebagai Caleg, lantas disimpulkan Mori keluar dari partai.
“Itu kesimpulan berpikir yang gegabah dan premature,” semprotnya.
Mori juga mengaku tidak mengerti alasan permintaan partai yang meminta dirinya mundur sebagai kader partai.
“Yah alasannya apa? Apakah hanya karena saya nggak daftar jadi Caleg?,” tanya dia.(jho)