Dibangun oleh Tiga Agama, Simbol Kekuatan dan Kerukunan
Ratusan tempat ibadah berdiri di Lombok Utara terdiri dari masjid dan musala. Dari sekian itu Masjid Jam’iul Jamaah salah satunya menyimpan sejarah unik dalam pembangunannya.
AHMAD ROHADI-LOMBOK UTARA
USIA awal mula pembangunan Masjid Jami’ul Jamaah terbilang cukup lama. Masjid yang berlokasi di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang ini tercatat sebagai masjid tertua di daerah itu. Yang mana pembangunannya dimulai sejak tahun 1675 Masehi. Masjid yang berdiri di jalan kawasan wisata Pelabuhan Bangsal itu pun mencatat sejarah yang menarik dalam pembangunan. Dimana masjid ini dibangun oleh masyarakat dari tiga kelompok yakni masyarakat Islam, Hindu dan Budha.
Kabarnya masjid ini dibangun pada masa Anak Agung Nengah Subagan (Raja Hindu). Masjid tersebut sebagai hadiah bagi umat muslim sekitar sebagai bentuk aplikasi rasa bersyukur karena telah memenangi peperangan pada masa Perang Praya.
“Makanya masjid ini simbol kekuatan dan kerukunan bagi tiga agama hingga kini,” ungkap Dewan Penasehat Dewan Kemakmuran Masjid Jami’ul Jamaah Karang Pangsor, Masjudin, kemarin.
Menurut penuturan orang tua terdahulu, kata Masjudin, Anak Agung merupakan seorang Raja Hindu yang memiliki kekuasaan dan kekayaan. Dimana keberadaannya memiliki peran dalam mempersaudarakan umat Hindu, Islam dan Budha sehingga di situ istilah “Mempolong Merenten” muncul.
“Ketika memenangkan peperangan dia (raja) memberikan hadiah berupa bangunan masjid bagi umat muslim dan membangunkan pura bagi umat Hindu yang mana pembangunannya dikerjakan secara bergotong royong melibatkan tiga agama itu,” jelasnya.
“Saat itu masjid dibangun dengan luasan 12 meter,” bebernya.
Kini, keberadaan Masjid Jami’ul Jamaah sendiri telah beberapa kali mengalami perubahan, telah direnovasi hingga pembangunan ulang beberapa kali dilakukan penduduk setempat, karena melihat kondisi jamaah yang semakin berkembang pesat. Terakhir masjid tersebut dibangun ulang karena rusak total akibat bencana gempa tahun 2018 lalu yang mengakibatkan bangunan dua lantai itu runtuh seketika. Atas kondisi itu sejumlah pihak memberikan atensi salah satunya rumah infaq yang membantu proses pembangunan ulang Masjid Jami’ul Jamaah.
Masjid yang menjurus ke arah Pelabuhan Bangsal ini merangkul jamaah dari tiga dusun yakni Dusun Karang Petak, Dusun Karang Pangsor dan Dusun Mekar Sari dimana total jamaah sekitar 2.500 jiwa dengan jumlah kurang lebih 450 KK.(bersambung)