LOTIM – Sebelumnya satu keluarga di Desa Rarang Tengah Kecamatan Terara Lombok Timur (Lotim) mengalami keracunan olahan makanan jenis “pencok rumput laut”. Dari peristiwa itu, satu warga meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan medis.
Data diperoleh Budiman Satriadi, Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3AKL) Dinas Kesehatan Lotim, jumlah warga terindikasi mengalami keracunan olahan makanan itu bertambah menjadi 20 orang di Desa Rarang Tengah dan Terara.
“Olahan rumput laut tersebut dan telah dibawa ka Balai Kesehatan (Balakes) Provinsi NTB untuk uji laboratorium,” kata Budiman Satriadi, di kantornya.
Diungkapkan, gejala yang dirasakan oleh para korban seperti mual-mual, sakit perut, diare berkepanjangan, dan muntah-muntah. “Mereka datang ke puskesmas, karena sudah tidak tahan dengan keluhan perutnya selama di rumah,” ucapnya.
Menghindari adanya kasus serupa kembali terulang, Dikes secara resmi telah mengambil tindakan. Yakni menghentikan sementara peredaran makanan yang terbuat dari rumput laut itu. “Sampai kita mendapatkan hasil uji laboratorium, sementara waktu tidak kami perkenankan ada produksi dulu. Apalagi, makanan jenis ini hasil produksi industri rumahan,” tegasnya.
Terhadap kasus ini, Dikes bersama jajaran di Puskesmas telah memberikan edukasi pada pedagang pencok rumput laut, untuk sementara waktu tidak melakukan produksi dulu. Begitupun pedagang keliling, juga sementara waktu tidak menjualnya. “Kaitan korban keracunan yang meninggal dunia, ternyata memiliki riwayat penyakit diabetes dan asma. Tapi kita tak menampik olahan makanan tersebut masih menjadi pemicu utama,” pungkasnya. (fa’i/r3)