KLU—Lombok Utara tidak hanya memiliki potensi pada sektor pariwisata, namun sektor pertanian dan perkebunan juga tidak kalah penting. Salah satunya Lombok Utara dikenal dengan produksi kopi yang cukup melimpah dan memikat para penggemar kopi.

Kabar menggembirakan, Pemkab melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Lombok Utara kini tengah mengupayakan pendaftaran Identifikasi Geografis (IG) untuk kopi khas Lombok Utara. Sertifikasi IG sendiri merupakan syarat utama agar komoditas bisa diekspor menembus pasar internasional.

Kepala DKP3 Lombok Utara, Tresnahadi menjelaskan, langkah ini merupakan upaya serius Pemda Lombok Utara dalam meningkatkan kualitas dan daya saing komoditas lokal, khususnya kopi.

“Selama ini kami fokus memperkuat pertanian. Sekarang kopi KLU sedang dalam proses pendaftaran IG sebagai identitas resmi. Ini penting agar bisa dipasarkan dan diekspor secara legal ke luar negeri,” ujarnya.

Untuk pendaftaran IG sendiri Pemda telah bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember sebagai lembaga terkemuka di bidangnya. Sementara, anggaran yang telah disiapkan untuk pendaftaran IG ini sebesar Rp200 juta.

“Kami siapkan dari dana APBD murni untuk mendukung seluruh proses administrasi, pengujian, hingga sertifikasi yang nantinya akan diajukan ke Kementerian Hukum dan HAM. Meski belum diketahui apakah dana tersebut mencukupi, Pemda siap menambah anggaran bila diperlukan,” terangnya.

Lebih jauh dijelaskan, IG atau Identifikasi Geografis sendiri merupakan sertifikat resmi yang menunjukkan asal-usul dan keunikan suatu produk dari daerah tertentu. Dalam hal ini, Kopi KLU akan menjadi nama resmi yang mewakili kopi robusta dan arabika dari seluruh wilayah Lombok Utara.

Tak hanya sebagai alat legalitas, IG juga diyakini akan meningkatkan nilai jual dan daya saing kopi lokal di pasar internasional. Selain kopi, Pemda juga berencana mendaftarkan komoditas lain seperti vanili ke depannya.

“Kita ingin menghidupkan kembali semangat para petani kopi di KLU. Dengan adanya IG, pasar lebih jelas dan terbuka. Ini juga bisa jadi sumber PAD baru bagi daerah,” tambahnya.

Dikatakannya, Pemda berkomitmen akan melakukan sosialisasi secara masif kepada para petani agar produksi kopi kembali menggeliat. Bahkan, budidaya kini bisa dilakukan dengan cara lebih efisien seperti sambung pucuk, sehingga tidak harus menanam dari awal.

“Semoga ini menjadi angin segar bagi petani kita, bisa semangat dan antusias kembali menanam kopi, sekaligus membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi produk pertanian lokal,” ungkapnya.(dhe) 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 135

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *