PRAYA – Masuknya musim kemarau menyebabkan banyak wilayah di Lombok Tengah krisis air, khususnya lahan pertanian warga. Wilayah paling terparah saat ini Kecamatan Pujut.
Kepala Dusun Munsun Desa Pengembur, Juani Adnan yang dikonfirmasi Radarmansalika.id menuturkan bahwa air saat ini sangat minim. Parahnya lagi, tanaman padi warga besar kemungkinan gagal panen disebaban tidak ada air.
“Sementara ini kami hanya kekurangan air untuk persawahan, namun untuk kebutuhan sehari-hari masih tercukupi,” terangnya, via ponsel.
Kadus ini juga menyesalkan adanya genangan bekas galian c yang berada di Dusun Munsun di Desa Pengembur, dimana ini sebagai area penampungan air hujan yang telah menjadi waduk yang juga tidak dapat dinikmatinya untuk mengairi persawahannya, meskipun jaraknya berdekatan dusun.
Sementara, Plt Kalak BPBD Lombok Tengah, H Ridwan Ma’ruf mengungkapkan bahwa, kekeringan secara umum memang pemetaanya itu rata-rata di wilayah zona empak bau-bau. Di antaranya, Kecamatan Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya dan Praya Timur, wilayah ini sudah mulai didropingkan air bersih.
“Kami mengantarkan air tangki tergantung permintaan masyarakat dan kita masih kendala untuk mendroping air mengingat tidak punya mobil tangki,” keluhnya.
Sementata ini, pihaknya harus bekerjasama dengan pihak dinas dan instansi lainnya terkait mobil tanki pengangkut air, bahkan harus pinjam ke Kota Mataram untuk meminta bantuan tangki.
“Sampai saat ini kita sudah mendroping air bersih sebanyak 15 tangki, ” ceritanya.
Kemudian, adapun wilayah yang paling mengalami kekeringan paling ekstrem yakni di Kecamatan Pujut, namun secara umum Lombok Tengah wilayah selatan semua merata. Katanya, kemarau saat ini pun masih belum bisa diprediksi apakah akan dalam jenjang normal atau akan mengalami kemarau panjang. (tim)