DIKI WAHYUDI/RADAR MANDALIKA PANEN: Sejumlah pengunjung saat menikmati panen strobery di wilayah Sembalun Lombok Timur, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya Marak Premanisme, Butuh Dibangunkan Tempat Ibadah

Warga dan kelompok sadar lingkungan (Pokdarling) Kecamatan Sembalun memiliki peran penting di kawasan Sembalun dan sekitarnya. Terutama demi kenyamanan para pengunjung. Seperti apa?

BUYUNG – LOMBOK TIMUR

PENGUNJUNG ke Sembalun dan sekitarnya semakin meningkat. Lebih lagi bagi warga lokal di tengah pandemi covid-19. Biasanya sebelum virus menular ini, kunjungan dari wisatawan luar begitu ramai. Bahkan nyaris semua kamar hotel dan tempat penginapan lainnya full di tempati.
Wakil Ketua kelompok sadar lingkungan (Pokdarling) Kecamatan Sembalun, Ahsan mengatakan, sebelumnya memang diakuinya marak kasus premanisme. Pada saat itu, pihaknya pun rutin melakukan penjagaan selama beberapa tahun belakangan. Sekrang lokasi seperti, Pusuk Sembalun tetap beroperasi dari pagi sampai sore hari kendati pandemi.
“Kita tetap rutin melakukan penjagaan agar wisatawan yang datang tetap nyaman dan aman dari tindakan premanisme yang selama ini mengganggu kunjungan di sini,” ceritanya kepada Radar Mandalika.
Diceritakannya, anggota kelompok sendiri berasal dari dua desa yakni, Desa Bebidas dan Sembalun. Masing-masing empat orang karena lokasi rest area sendiri berada di perbatasan dua desa di Kecamatan Sembalun. Sebelumnya, pengelolaan spot wisata hanya diberikan kepada Desa Sembalun dan saat itu masih terjadi rawan kasus kriminal. Oleh sebab itu, setelah adanya mediasi yang dilakukan antara dua desa tersebut. Akhirnya terbentuk kesepakatan untuk pengelolaan berasama.
“Dulu sering kejadian ribut di tahun 2014. Tetapi semenjak kelompok pokdarling terbentuk saat ini, sudah berjalan selama enam tahun kondisi wisata sudah cukup aman dikunjungi,” katanya.
Aksi premanisme selama ini, ia sebut membuat nama baik wilayah menjadi tercoreng, sehingga banyak pengunjung yang datang ragu melakukan kunjungan mereka. Di masa pandemi sendiri Ahsan akui pemasukan untuk UMKM dan kas pajak wisata berkurang karena sepi pengunjung.
Sementara, terkait pengamanan menjelang masuknya musim liburan beberapa waktu lalu, pihaknya telah bekerja dengan kepolisian setempat, khususnya untuk menjaga padatnya lalu lintas saat wisatawan berkunjung nantinya. Terlebih dengan adanya surat edaran dari pemkab terkait penutupan lokasi wisata, banyak wisatawan yang di arahkan untuk memutar balik agar penanganan pandemi di wilayah dapat berjalan baik. Meski berdampak terhadap perekonomian warga sekitar, mau tidak mau kebijakan tersebut musti dipatuhi.
Dirinya juga membeberkan, kedatangan Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno datang berkunjung beberapa bulan lalu pihaknya mendapat informasi bahwa setiap destinasi wisata di beberapa titik wilayah akan ditingkatkan. “Informasinya beberapa titik akan di kembangakan pembangunannya. Potensi alam sangat menarik, di kelilingi gunung dan satwa alami lainnya kemungkinan besar menjadi daya tarik kementerian menurunkan programnya,” kata dia.
Namun terkait anggaran bantuan yang di peroleh kemungkinan pihak Dispar yang lebih paham. Harapannya, semoga anggaran cepat terealisasi agar fasilitas seperti musala, mata air dan fasiltas penunjang lainnya.
“Karena masyarakat di Indonesia khususnya Lombok mayoritas muslim, sehingga fasiltas yang difokuskan adalah bangunan penunjang kegiatan ibadah,” tuturnya.(*)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *